Liga 1 2020
Klarifikasi PSSI Soal Wacana Sanksi Klub Dianggap Kalah Jika Suporter Datang ke Stadion: Tidak Benar
PLT Sekjen PSSI, Yunus Nusi, angkat bicara soal wacana sanksi yang akan diberikan kepada klub ketika suporter datang ke stadion.
TRIBUNJATIM.COM - PLT Sekjen PSSI, Yunus Nusi, angkat bicara soal wacana sanksi yang akan diberikan kepada klub ketika suporter datang ke stadion.
Dalam langkah lanjutan Liga 1 2020 ini PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) memang terus mematangkan persiapan dan beberapa regulasi yang sedang dibahas.
Salah satunya soal aturan yang mana klub akan dianggapp kalah jika pertandingan Liga 1 dihadiri oleh suporternya.
• Ngebet Hubungan Badan, Pria Ponorogo Ini Teror Perempuan Pakai Foto Alat Kelamin, Endingnya Kapok
• Nasib Pilu Gadis Belia Ini Dituding sebagai Pelakor, Dikeroyok 4 Pelaku & Mukanya Hampir Kena Silet
Rencana pemberlakukan aturan ini diketahui dari ucapan Komisaris Persib Bandung, Umuh Muchtar.
Umuh Muchtar mengatakan Persib Bandung bisa dijatuhkan hukuman kalah jika ada penonton yang hadir ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat, saat bermain.
Direktur PT LIB, Akhmad Hadian Lukita juga membenarkan terkait adanya usulan aturan tersebut.
Namun, dari PSSI pun langsung membantah lewat Yunus Nusi.
Yunus Nusi mengatakan bahwa tak ada regulasi terkait hal itu yang akan ditetapkan PSSI.
"Mana ada regulasi dan sanksi yang bilang penontonnya datang lalu poinnya dikurangi apalagi dianggap kalah."
"Jadi kawan-kawan media ini juga kami berharap, secara objektif jugalah kalau melihat isu yang ada di luar sana," kata Yunus Nusi dikutip dari BolaSport.com Kamis (24/9/2020).
• Aji Santoso: Hari Ini David da Silva Bertolak ke Surabaya
• Gubernur Khofifah Ajak Milenial Geluti Sektor Pertanian: Peluang Bisnis Sangat Luas
Pria yang juga menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI itu mengatakan akan sangat tidak masuk akal apabila hal tersebut diterapkan.
Pada dasarnya PSSI, PT LIB, dan seluruh klub setuju karena itu demi keamanan bersama.
Hanya saja dengan menerapkan aturan itu, dinilai sangat tidak memungkin.
Oleh karena itu butuh beberapa peninjauan juga.
"Itu kan gampang saja mengubah regulasi itu dengan kalimatnya sendiri. Itu kan bisa saja terjadi. Tetapi pertanyaannya itu masuk akal tidak."
"Persebaya sama PSS Sleman bertanding. Ini tiba-tiba Bonek datang lewat sawah, lewat gang terus ketahuan sama panpel sama pengawas pertandingan, terus bakal bilang ini lho Bonek masuk ayo kurangin saja poin Persebaya dua poin atau tiga poin."
"Masuk akal tidak hanya karena dua orang saja datang memakai baju Persebaya dan bendera," ujar Yunus.
Yunus Nusi menegaskan bahwa tidak akan dibuat terkait regulasi tak masuk akal tersebut.
• Puluhan Pekerja Pabrik Rokok Gagak Hitam Bondowoso Jalani Rapid Test Covid-19, Seluruhnya Nonreaktif
• Sejoli Kota Malang Kompak Curi Jam Tangan, Modus Minta Diskon Couple, Korban Hapal Ciri Fisik Pelaku
"Ini lho baca dimana, regulasi apa dan di mana yang susun. Itu tdak masuk akal kok dipercaya."
"Kalau ada regulasi dari orang lain yang bikin bisa jadi kami dapat itu," ucapnya.
Untuk saat ini terkait regulasi menurut Yunus Nusi sudah selesai.
Bahkan regulasi sudah diberikan ke PT LIB, walaupun ia mengatakan sebelumnya memang ada finalisasi.
"Iya kami itu tinggal finalisasi regulasi-regulasi yang ada sebelumnya saja. Sudah kami berikan juga ke PT LIB regulasinya soal Liga 1 ini," tuturnya.
Sementara itu untuk lanjutan Liga 1 2020 itu dipastikan bakal berlangsung 1 Oktober mendatang.