Akses ke Jembatan Ngujang 2 Rencana Dilimpahkan ke Pemprov Jatim, Ini Penjelasan Bupati Tulungagung
Jalan penghubung Jembatan Ngujang 2 rencananya dilimpahkan ke Provinsi Jawa Timur. Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo beber alasannya.
Penulis: David Yohanes | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Pemkab Tulungagung berencana melimpahkan jalan penghubung Jembatan Ngujang 2 ke Provinsi Jawa Timur.
Alasannya, jalan di sisi selatan jembatan baru itu menjadi sangat ramai dan menjadi akses kendaraan barang.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo mengatakan, ada dua ruas jalan yang dikaji untuk diserahkan ke provinsi.
• Kakak Nadya Mustika Rahayu Sindir Rizki DA Penuh Kepalsuan? Bak Jengkel, Minta Berkata Jujur
• Sinopsis Jodha Akbar Episode 14 Kamis, 1 Oktober 2020, Serial India Tayang di ANTV
Informasi yang dihimpun TribunJatim.com, yang pertama dari arah jembatan dua ke arah barat, tembus ke Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Tulungagung.
Yang kedua, jalan ke arah selatan tembus hingga ke Jalan Raya Tulungagung-Blitar di Desa Pulosari, Kecamatan Ngunut.
"Dua jalan itu sama-sama menjadi akses utama menuju ke Jembatan Ngujang 2," terang Maryoto.
• Bagikan Biji Bunga Telang di Medsos, Hanni Ismail Pegiat Komunitas Nol Sampah Surabaya: Kaya Manfaat
• Calon Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani: Pemulihan Ekonomi Jadi Program Prioritas
Namun dari kajian yang dilakukan Pemkab, jalan ke arah barat berpeluang lebih besar.
Alasannya jalan itu lebih dekat menghubungkan jalan antar ruas kabupaten dan nasional.
Pelimpahan ke provinsi ini untuk mempermudah pemeliharaan.
"Kami akan melakukan perbaikan dan pelebaran jalan lebih dulu, sebelum nanti kami usulkan untuk dilimpahkan," sambung Maryoto.
Jembatan Ngujang 2 adalah salah satu proyek strategis nasional di Tulungagung.
Jembatan ini menghubungkan wilayah utara Sungai Brantas, Desa Pucunglor, Kecamatan Ngantru dan wilayah selatan, Desa Bukur, Kecamatan Sumbergempol.
Rencana awal, jalan utama dari jembatan ini akan dilewatkan ke Jalan Desa Bukur, ke arah eks pabrik keramik Metropole.
Namun rencana ini dibatalkan, karena jalur terlalu sempit dan ada sebuah SMK negeri di ruas jalan ini.
Dikhawatirkan volume kendaraan yang tinggi akan mengganggu proses pembelajaran di sekolah ini.