Polisi Tulungagung Menangkap 6 Anak Pelaku Vandalisme, Diduga Terkait Anarko
Personel Polres Tulungagung menangkap enam terduga pelaku aksi vandalisme di Simpang Empat Rumah Sakit Lama.
Penulis: David Yohanes | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Personel Polres Tulungagung menangkap enam terduga pelaku aksi vandalisme di Simpang Empat Rumah Sakit Lama Tulungagung.
Karena masih berusia di bawah umur, polisi tidak melakukan penahanan terhadap pelaku.
Proses hukum dilakukan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Tulungagung.
“Dua orang berusia 18 tahun, yang lain 16 dan 15 tahun,” ujar Waka Polres Tulungagung, Kompol Yoghi Hadisetiawan.
Yoghi mengungkapkan, penangkapan enam anak ini saat dilakukan patroli skala besar pada Sabtu (10/10/2020) malam.
• Pengemudi Mikrolet di Malang Ditemukan Meninggal dalam Kendaraannya, Diduga Alami Serangan Jantung
• Rizky Billar Sebut Kini Jarang Punya Waktu dengan Lesty, Hubungan Merenggang? Susah Bisa Bareng
Mereka ditangkap saat mulai melakukan corat coret di Simpang Empat Rumah Sakit Lama.
Polisi menyita cat semprot, mal tulisan ACAB, lem, ponsel dan sejumlah barang lain.
Aksi vandalisme ini adalah yang kedua terjadi di lokasi yang sama.
Pada Kamis (8/10/2020) Simpang Empat Rumah Sakit Lama penuh dengan corat coret berbagai tulisan dan gambar.
Isinya berupa makian dan kecaman terhadap DPR, polisi dan pemerintah.
“Pencarian para pelaku itu menjadi salah satu antensi kami,” terang Yoghi.
Selain enam orang ini, masih ada enam orang lain yang dalam pencarian.
Diduga kelompok ini terlibat dalam aktivitas organisasi bernama Anarko.
Organisasi ini kerap melakukan aksi vandalisme untuk mengekspresikan pandangan politiknya.
“Kami masih dalami, apakah mereka terlibat dalam Anarko atau tidak. Kalau pengakuannya, mereka tidak kenal Anarko,” sambung Yoghi.
Namun dari simbol dan coretan yang mereka buat, semuanya mengarah ke aktivitas Anarko.
Bahkan simbol dan tulisan ini sama di seluruh Indonesia.
Karena itu penyidik akan mendalami semua kemungkinan hubungan anak-anak ini dengan para aktivis Anarko.
“Termasuk kami akan buka aktivitas komunikasi mereka (di dunia maya). Karena Anarko ini kan organisasi tertutup,” ucap Yoghi sambil menunjuk sejumlah ponsel yang dipakai anak-anak ini.
• Pengemudi Mikrolet di Malang Ditemukan Meninggal dalam Kendaraannya, Diduga Alami Serangan Jantung
Penyidik telah memanggil orang tua anak-anak ini, serta kepala sekolah tempat mereka belajar.
Para pihak ini diibatkan dalam proses pembinaan mereka.
Yoghi memastikan, kasus hukum anak-anak ini akan diselesaikan lewat diversi.
“Jangan sampai saat dilakukan penegakkan hukum dengan tegas, mereka jadi korban karena hanya iseng-iseng,” pungkas Yoghi.
Aksi vandalisme di Simpang Empat Rumah Sakit Lama Tulungagung sempat menjadi perhatian warga.
Ada belasan tulisan mulai tembok pagar pembatas lahan kosong di sisi selatan, baliho, pos polisi hingga rumah warga.
• Cara Merawat Kain Tenun Agar Awet dan Tak Mudah Rusak, Hindari Penggunaan Detergen Saat Mencuci
Sejumlah tulisan juga bernada cacian yang tidak pantas di tempat umum.
Seperti menyebut DPR dengan alat kelamin.
Ada pula sebuah baliho milik polisi yang dirobohkan.
Baliho itu kemudian diberi tulisan ACAB dan 1.3.1.2.
ACAB merupakan cacian kepada polisi yang sangat populer, saat aksi Black Lives Matter di Amerika.
ACAB kependekan dari All Cops Are Bast**ds (semua polisi adalah baj***an)
Sedangkan 1.3.1.2 adalah cara lain menuliskan ACAB, berdasar urutan huruf abjad.
Pos polisi di simpang empat ini juga menjadi korban aksi coret-coret ini.
Pada tiang pos yang biasa dipakai polisi lalu lintas ini diberi tulisan Pos Preman.
Aksi ini diduga terkait dengan penolakan Omnibus Law yang tengah marak. (SURYA/David Yohanes)
Editor: Pipin Tri Anjani