BPJS Kesehatan Tulungagung
Cerita Mukarromah Warga Tulungagung Daftar JKN-KIS, Awalnya Takut, Kini Bersyukur: Tak Khawatir Lagi
Mukaromah warga Desa Beji, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung cerita pengalaman daftar JKN-KIS. Mengaku sempat takut. Kini bersyukur.
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG – Mukaromah (55), sudah sekitar setahun terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.
Warga Desa Beji, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung ini mendaftar bukan tanpa alasan.
Ia bercerita, awalnya takut mendaftar, karena baginya sama dengan mendoakan sakit.
Namun, kini Mukaromah sangat bersyukur memiliki JKN-KIS.
Saat ditemui di ruang rawat inap RSI Madinah Tulungagung, Mukaromah sedang menunggui suaminya, Mohamat Toha (57).
Toha sapaannya, memiliki penyakit sesak napas yang sudah dideritanya sejak lama.
“Ini (sakit sesak napas, -red) sudah lama, sejak 2004, sering rawat inap di sini,” ujar Mukaromah.
Selain sesak napas, ternyata Toha pernah beberapa kali menjalani operasi.
Menurut penuturan Mukaromah, Toha dulu pernah mejalani operasi ambeien.
Saat itu keduanya belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Sehingga biaya yang dikeluarkan cukup banyak.
“Dulu pernah punya ambeien, lalu dioperasi. Lumayan biayanya banyak,” ucapnya.
Dari situ kemudian dirinya memberanikan diri untuk mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai peserta JKN-KIS.
Benar saja, di awal Tahun 2020 Toha bermasalah dengan matanya, Toha mengalami katarak, sehingga harus dioperasi.
Dan baru-baru saja operasi benjolan yang ada di punggung Toha akibat kecelakaan yang dialaminya dulu.
“Alhamdulillah sudah terdaftar JKN-KIS, kalau tidak pakai JKN-KIS tidak bisa dibayangkan. Obatnya kan mahal, saat perawatan sesak napas dulu saja untuk biaya rawat inapnya sehari bisa habis Rp 1juta,” tutur Ibu dua putra ini.