La Nina Datang, 9 Kecamatan di Ponorogo Diprediksi Bakal Terdampak, Simak Penjelasan BPBD Ponorogo
Memasuki musim pancaroba pada bulan Oktober, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mulai siaga bencana hidrometeorologi, terutama banjir
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Memasuki musim pancaroba pada bulan Oktober, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mulai siaga bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan tanah longsor serta puting beliung.
Menjadi siklus tahunan, pergantian musim kemarau ke musim penghujan selalu diikuti fenomena La Nina di samudera Pasifik yang membuat intensitas hujan menjadi naik berkali-kali lipat.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono mengatakan ada 9 Kecamatan di Ponorogo yang rawan terdampak bencana Hidrometeorologi.
"9 Kecamatan di Ponorogo yang diprediksi bakal terdampak bencana ini adalah Kecamatan Ngebel, Ngrayun, Slahung, Sokoo, Pulung, Badegan, Sambit, Sawoo, dan Pudak," kata Budi, Senin (19/10/2020).
Baca juga: Imbas Cuaca Buruk dan Covid-19, Harga Ikan Dan Daging Ayam Di Pasar Besar Kota Malang Naik
Budi menambahkan, untuk mendeteksi sejak awal terjadinya bencana sejumlah alat antisipasi mulai disiagakan. Diantaranya Early Warning System (EWS), Ekstensometer, dan rambu-rambu rawan bencana.
"Semual alat sudah terpasang dan ready. EWS di beberapa sungai besar, Ekstensometer di Ngebel, Ngrayun, Pulung, dan Slahung juga sudah terpasang," ungkapnya.
Selain itu, pemangkasan pohon-pohon tinggi juga dilakukan untuk mencegah timbulnya korban jiwa.
Kepada warga Ponorogo khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana, ia juga mengimbau agar memantau cuaca di sekitarnya, dan tanggap mengantisipasi munculnya bencana.
Jika perlu, segera tinggalkan rumah bila melihat potensi bencana alam akan muncul.