Sinopsis Sinetron
Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 33 Selasa, 20 Oktober 2020, Serial India Tayang di ANTV
Simak sinopsis 'Jodha Akbar' episode 33, Selasa 20 Oktober 2020, serial India tayang di ANTV
TRIBUNJATIM.COM - ANTV menghadirkan serial India berjudul Jodha Akbar mulai Jumat, 18 Agustus 2020.
Serial India Jodha Akbar tayang perdana pada 18 Juni 2013 kemudian ditayangkan kembali 2020 ini.
Jodha Akbar diproduksi oleh Ekta Kapoor dari Balaji Telefilms.
Baca juga: Sinopsis Jodha Akbar Episode 32 Senin, 19 Oktober 2020, Serial India Tayang di ANTV
Serial India Jodha Akbar episode 33 tayang Selasa, 20 Oktober 2020, di ANTV pukul 11.30 WIB.
Serial India Jodha Akbar mengisahkan tentang kisah Ratu Jodha ( Paridhi Sharma ) dan Raja Jalalludin Akbar ( Rajat Tokas ) yang abadi dan melintas keberagaman penuh dengan perbedaan hingga menjadi legenda terciptanya monumen Taj Mahal.
Baca juga: Sinopsis Samudra Cinta Episode 417 Sabtu, 17 Oktober 2020, Live Streaming di SCTV

Berikut sinopsis Jodha Akbar episode 33 :
Maham Anga (Ashwini Kalsekar) dan Adham (Chetan Hansraj) menemukan surat-surat yang ditulis Shivani untuk kekasihnya.
Maham Anga dan Adham berencana akan menggunakan surat ini untuk membuat Jodha (Paridhi Sharma) dibenci Raja Jalal (Rajat Tokas) dan kemudian di usir dari Agra.
Tapi sebelumnya Maham Anga memberitahu Shivani bahwa dia harus menikahi Hakim Mirza (Pranav Mirsha) demi martabat Kesultanan.
Hari pernikahan Mirza Hakim dan Shivani telah ditetapkan, Raja Bharmal (Rajeev Saxena) dan keluarga di undang ke istana Agra untuk menghadiri pernikahan.
Raja Jalal berencana meningkatkan keamanan istana selama pernikahan Mirza Hakim, karena Abu Mali masih belum ditangkap dan bisa saja datang saat acara pernikahan.
Baca juga: Sinopsis Samudra Cinta Episode 415 Jumat, 16 Oktober 2020, Live Streaming di SCTV
Raja Jalal juga menjelaskan bahwa dia ingin menangkap Abu Mali, yang menurutnya berencana melawan Kesultanan.
Maharana Pratap (Anurag Sharma) kecewa dengan keputusan Raja Bhramal yang setuju menikahkan Shivana dengan Mirza Hakim.
Maharana Pratap memutuskan untuk memperkuat pasukan yang bisa menggulingkan Mughal.
Dia memutuskan untuk mengambil bantuan penyair, Tulsidas, yang menjalankan kampanye nasional.