Wali Kota Kunjungi Rumah Nenek Sumirah Yang Viral di Media Sosial
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengecek info yang diunggah oleh akun @infokediriraya.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengecek info yang diunggah oleh akun @infokediriraya. Akun ini menuliskan ada warga Kota Kediri yang sakit-sakitan tinggal di rumah penuh sampah di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
“Saya mendapatkan info dari media sosial, lalu tadi malam saya langsung koordinasi dengan Dinsos dan Perkim untuk menindaklanjuti. Alhamdulillah, hari ini sudah ditindaklanjuti dan akan kita bangun rumahnya," ungkap Abdullah Abu Bakar kepada TribunJatim.com, Kamis (22/10/2020).
Pada kesempatan itu, Wali Kota Kediri menyampaikan terima kasih kepada peran serta warga Kota Kediri, termasuk warganet untuk melaporkan kejadian itu sehingga pemerintah bisa merespon dengan cepat.
Warga yang tinggal di rumah kumuh itu Sumirah (78) yang tinggal bersama Sugeng Triyono (38) anaknya Rumah tersebut bersertifikat atas nama suami Sumirah yang sudah meninggal.
Mendiang suaminya adalah ASN yang meninggalkan uang pensiun untuk kehidupan Sumirah hingga saat ini. Hanya uang tersebut kerap dihabiskan oleh Sugeng sehingga Sumirah tak bisa mencukupi kehidupannya dari uang pensiun almarhum suaminya.
Baca juga: Perayaan Ultah Wawali Whisnu Sakti Dibanjiri Relawan dan Warga Surabaya
Baca juga: Modus Licik Pelatih Silat Cabuli 2 Muridnya, Diajak Main ke Kos Dulu, Jika Buka Mulut akan Disantet
Baca juga: Jajaran Pelatih Persebaya Kembali Ikut Bermain Fun Games pada Latihan Hari Ini, Uston Nawawi: Happy
Sumirah memiliki 3 anak yaitu Sri Wilujeng (42), Sri Harnanik (41), dan Sugeng Triyono yang tinggal bersamanya.
Masalahnya Sugeng Triyono dan Sri Harnanik termasuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Sri Harnanik pergi dari rumah sampai saat ini belum ditemukan.
Sedangkan Sri Wilujeng terpaksa meninggalkan rumahnya, dan tidur di gubuk seng karena terjadi perselisihan dengan Sugeng Triyono.
“Sugeng Triyono dan Sri Wilujeng ini ODGJ juga. Mereka kalau ditanyai kadang nyambung kadang tidak. Sugeng Triyono kadang kasar, tapi kadang juga baik,” kata Yayuk Supriyati, pendamping ODGJ wilayah Mojoroto yang aktif mendatangi keluarga ini.
Selain itu kondisi, Sumirah mulai pikun. Warga sekitar sudah memberi perhatian namun kadang-kadang Sugeng Triyono kasar, baik terhadap warga sekitar maupun terhadap ibunya.
Namun warga masih tetap memberikan makanan dan kadang-kadang juga ikut membantu membersihkan rumah meski sering ditolak oleh Sugeng Triyono.
“Tahun 2014 sudah ada yang mau memperbaiki rumahnya, tapi Sugeng Triyono menolak dan ngamuk,” tambah Yayuk kepada TribunJatim.com.
Pada saat jajaran Pemkot Kediri mendatangi rumah Sumirah, kondisi rumahnya sangat kotor dan penuh sampah dan tidak layak huni serta tidak ada kamar mandi.
Sementara Kantor Dinsos Kota Kediri berkoordinasi dengan Puskesmas Campurejo dan Dinas Permukiman Kota Kediri untuk menindaklanjuti.
“Sebenarnya keluarga ini sudah dapat Program Keluarga Harapan (PKH) tiap bulan, juga ada bantuan beras 3 bulan terakhir. Meski sebetulnya pensiunan tidak boleh. Tapi atas pertimbangan kondisi seperti ini, maka PKH tetap diberikan,” kata Triyono Kutut, Kepala Dinas Sosial Kota Kediri.
Dinsos juga berkoordinasi dengan Dinas Perkim akan membangun rumah tersebut secara total.
Sementara itu, untuk memberi bantuan pada tahap awal, Sri Wilujeng dipindahkan ke Barak Penampungan Dinas Sosial di Semampir agar mendapatkan tempat yang layak.