Perjalanan Konflik Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, Kini Dibuka Kembali, Bermula dari Runtuhnya Patung
Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban kini dibuka kembali, berikut perjalanan konflik kepengerusannya, bermula dari runtuhnya patung.
"Tio Eng Bo tidak sah, tidak pernah ada panitia, pelantikan juga tidak ada," ucap Alim di lokasi.
Sementara itu, Kuasa Hukum Tio Eng Bo atau Mardjojo, Anam Warsito membenarkan soal penggembokan yang dilakukan pihaknya.
"Benar kita yang gembok, kita lakukan jam 9 malam lebih saat semua sudah keluar, jadi kita tunggu," kata Anam dikonfirmasi.
Dia menjelaskan, penggembokan ini merupakan rentetan karena pada Jumat (24/7/2020) lalu, pengurus yang diketuai Mardjojo mau sembahyang ke kelenteng sebagai ucapan rasa syukur terbentuknya kepengurusan 2019-2022.
Tapi Kelenteng Kwan Sing Bio ditutup, tidak boleh ada yang masuk.
Kemudian pihaknya musyawarah, hasilnya dari pada kelenteng tidak dibuat ibadah oleh umat, maka sekalian agar tidak digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak benar oleh pihak yang ada di dalam, akhirnya digembok.
"Padahal yang sah kami, kita gembok sampai batas waktu yang tidak ditentukan, kita lihat perkembangannya."
"Jika ada yang berani membuka gembok, akan kami laporkan ke pihak yang berwajib," pungkas Anam.

Akhirnya pada Minggu (25/10/2020), Kelenteng Kwan Sing Bio telah dibuka secara resmi.
Kelenteng terbesar se-Asia tenggara ini dibuka setelah ditutup sekitar 3 bulan lamanya, setelah terjadi konflik kepengurusan.
Pembukaan dilakukan dengan membuka pintu depan sisi barat yang tergembok dari luar maupun dalam, dilanjut pagar tengah.
Bahkan, terdapat rantai gembok yang sulit dibuka hingga akhirnya digerenda.
Namun, kini kelenteng yang menghadap laut ini telah dibuka melibatkan bos nasional yang berpengaruh.
Di antaranya Bos Maspion Grup, Alim Markus; Bos Kapal Api, Soedomo Mergonoto; dan Paulus Welly Affandi (Wefan).
"Ini tempat sembahyang harus dihormati, dari pada ribut-ribut juga tidak bagus. Jadi kita diundang ya kita buka," kata Alim Markus seusai pembukaan kelenteng.