Penanganan Covid
Pesan Masker Kain Tenun di Kota Kediri Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19
Pandemi virus Corona atau Covid-19 nyaris meruntuhkan perekonomian masyarakat di Kota Kediri. Hampir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat terdampak
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Pandemi virus Corona atau Covid-19 nyaris meruntuhkan perekonomian masyarakat di Kota Kediri. Hampir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat terdampak Pandemi virus Corona atau Covid-19 yang membuat perekonomian menjadi lesu.
Salah satu yang terdampak Pandemi virus Corona atau Covid-19 puluhan perajin kain tenun ikat dan penjahit di Kota Kediri. Pembuatan kain secara tradisional itu pada awal Pandemi membuat order sepi. Kondisi ini juga berimbas kepada para puluhan penjahit kain .
Pemkot Kediri telah berupaya untuk mempertahankan keberlangsungan perputaran ekonomi masyarakat dan industri kain tenun agar kegiatan usaha tidak terhenti. Sehingga perekonomian yang telah lesu berangsur pulih dengan pemesanan masker dari bahan kain tenun ikat.
Selama ini masker berbahan kain tenun khas Kota Kediri belum pernah diproduksi. Kain tenun biasanya dibuat baju, sepatu, scarf, dan tas.
Baca juga: Akhirnya Nadya Akui Perceraian Cuma Settingan, Gak Harus Diekspos, Hubungan dengan Mertua Terjawab
Baca juga: Respons Warga Terkait Rencana Penutupan Jalan di Kawasan Kayutangan Heritage Kota Malang
Baca juga: Kiwil Ternyata Tak Poligami, Suami Rohimah Bantah Nikahi Siri Venti Figianti: Hanya Jual Beli Bebek
Samsul Hadi, salah satu penjahit merasakan dampak dari pemesanan ribuan masker dari bahan kain tenun ikat. Empat mesin jahitnya yang sempat menganggur karena tidak ada yang dikerjakan akhirnya berputar kembali.
Warga Kelurahan Bandarkidul itu telah menyelesaikan pekerjaan membuat ribuan masker dari bahan kain tenun ikat. Sehingga 12 orang penjahitnya kembali memiliki aktivitas mengejar target produksi. Order jahitan yang sepi, kini bergerak kembali.
Pada awal pandemi orderan sepi. Malahan jahitan yang sudah selesai banyak yang belum diambil sehingga belum dibayar.
"Untunglah ada pesanan masker,” ungkapnya.
Sementara Siti Ruqoyah, pengusaha kain tenun Medali Emas sempat kebingungan memutar uang untuk bisa tetap menggaji puluhan karyawan dan penenunnya.
Salah satu upayanya membuat beberapa lembar masker dari kain sisa. Hasil contoh masker dari bahan kain tenun kemudian diperlihatkan kepada Nur Muhyar, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Selanjutnya contoh masker diperlihatkan kepada Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.
Gaung bersambut dan respons positif ditunjukkan Walikota dengan memesan 8.000 lembar masker tenun ikat untuk dibagikan kepada warga.
Bukan hanya membagikan masker yang berguna untuk mencegah penyebaranvirus Corona atau Covid-19, kegiatan itu juga turut menggerakkan perekonomian masyarakat yang sempat berhenti.
Diungkapkan Siti Ruqoyah, pada awal pandemi Covid-19 malahan tidak ada pembeli sama sekali. Padahal secara rutin setiap minggunya harus membayar gaji penenun dan karyawannya.
"Saya terus mempertahankan untuk tetap berproduksi agar tetap bisa makan,” ujarnya kepada TribunJatim.com.
Siti Ruqoyah harus mengeluarkan uang minimal Rp 20 juta per minggu untuk menggaji penenun. Jumlah itu biasanya bisa tertutup dengan hasil penjualan kain tenun. Namun ketika tak ada pembeli, terpaksa mengambil uang tabungan yang mulai tandas.