Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Polemik Pemakaman Jenazah Covid-19 di Pamekasan, Pembakaran APD hingga Pengambilan Paksa Jenazah

Pemakaman jenazah pasien yang meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19 terus saja menuai polemik di berbagai kabupaten atau kota di Indonesia

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Kuswanto Ferdian
Pemakaman jenazah pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 

Tujuannya, supaya pemakaman jenazah pasien Covid-19 ini tetap mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.

Tapi kata dia tak disangka, saat baju Hazmat itu sudah diberikan oleh petugas Puskesmas, malah dibakar.

"Kita tidak putus asa juga, jadi tetap kita menurunkan petugas penggali kubur yang dari Puskesmas, tapi mereka (keluarga pasien) tetap tidak mau," ujarnya.

"Kita sudah berusaha membujuk pihak keluarga mereka atau penggali kubur yang diberi tanggung jawab pemakaman agar memakai baju Hazmat, sudah diberi oleh pihak Puskesmas setempat, tapi malah dibakar," sesalnya.

Kepala Dinas yang akrab disapa Marzuki ini mengaku sangat menyayangkan dengan adanya insiden pembakaran baju Hazmat tersebut.

Sebab, niat baik pihak Puskesmas setempat yang ingin membantu memberikan baju Hazmat agar memakamkan jenazah pasien Covid-19 sesuai protokol kesehatan, malah dibalas dengan insiden pembakaran baju Hazmat yang sudah diberikan secara baik-baik tersebut.

"Baju Hazmat yang dibakar itu terjadi di Kecamatan Tlanakan dan di Desa Sopa'ah, sekitar pukul 23.00 WIB beberapa bulan lalu," jelasnya.

Kata Marzuki, sewaktu terjadi insiden pembakaran baju Hazmat tersebut, Kepala Puskesmas setempat langsung menelepon pihaknya, agar segera menarik anggota tim penggali kubur yang dari rumah sakit dan puskesmas untuk segera kembali pulang, karena dikhawatirkan terjadi kegaduhan.

"Waktu itu Kepala Puskesmasnya yang telepon saya nangis-nangis, karena ada insiden pembakaran baju Hazmat tersebut," bebernya.

Menurut Marzuki, kala itu bila diprediksi, baju Hazmat yang diberikan kepada petugas penggali kubur yang dibakar tersebut, per satuannya, kisaran harga ratusan ribu.

Tak hanya itu, insiden lain perihal pemakaman jenazah pasien Covid-19 ini, kata Marzuki juga pernah terjadi di Kecamatan Waru.

Kala itu, saat petugas rumah sakit akan menguburkan pasien jenazah Covid-19 di wilayah tersebut, langsung dicegat di tengah jalan raya oleh segerombolan orang.

Segerombolan orang itu, langsung mengambil jenazah pasien Covid-19 itu dari dalam peti yang diangkut pakai Ambulance oleh petugas medis.

Mereka langsung membawa pulang jenazah pasien Covid-19 tersebut dan dikebumikan sendiri.

"Dari pihak Puskesmas setempat saat itu tidak mau putus asa, jadi langsung melakukan tracing (pelacakan) ke orang-orang yang mengambil jenazah secara paksa itu, tapi malah diusir," ceritanya.

Marzuki mengaku sudah bertindak maksimal dalam mengupayakan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 di Pamekasan.

Hanya saja kata dia, masih banyak masyarakat Pamekasan yang tidak percaya kalau Covid-19 itu benar-benar ada.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved