Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Skandal Kematian Diego Maradona: Dokter dan Psikiater Dituding Jadi Pihak yang Bertanggung Jawab

Kematian legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, berbuntut menjadi skandal yang tak kunjung usai.

Editor: Taufiqur Rohman
(AFP/GLYN KIRK)
Legenda Argentina, Diego Maradona, hadir pada kemenangan 4-1 Tottenham atas Liverpool di Stadion Wembley, 22 Oktober 2017. Hasil ini adalah kekalahan besar terakhir The Reds sebelum tumbang 0-3 di markas Watford pada akhir pekan ini. 

TRIBUNJATIM.COM - Kematian legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, berbuntut menjadi skandal yang tak kunjung usai.

Bahkan, pengacara perawat Diego Maradona menyebut dokter dan psikiater menjadi pihak yang bertanggung jawab atas kematian sang legenda.

Baca juga: Kematian Maradona Berbuntut Panjang, Ada Dugaan Dibunuh, Rumah Dokter Pribadi Digeledah Polisi

Baca juga: Kemarahan Dokter Pribadi Maradona Dituduh Dalang Kematian Legenda, Nangis Terkejut Rumah Digerebek

Beberapa pihak dituding telah bersekongkol untuk membunuh Maradona dengan dalih skema medis.

Namun, ada juga yang mengatakan kalau kematian Maradona merupakan bentuk kelalaian medis atau malpraktik.

Beberapa pihak yang dituduh menjadi yang paling bertanggung jawab, antara lain perawat Dahiana Gisela dan dokter Leopoldo Luque.

Bahkan, keduanya sudah menjalani pemeriksaan di kepolisan dan mengalami penggeledahan.

Usai diperiksa oleh Kepolisian Argentina, pihak Gisela pun buka suara melalui pengacaranya, Rodolfo Baque.

Dilansir dari Marca, Baque menyebut kliennya tidak mengerti apa-apa mengenai kondisi Maradona saat itu.

Gisela hanya menjalankan apa yang diperintahkan oleh dokter dan psikiater yang menangani Maradona.

Baca juga: Jumlah Warisan Diego Maradona untuk Keluarga Besar, Nilainya Capai Triliunan Rupiah

Baca juga: Ini Permintaan Terakhir Legenda Sepak Bola Diego Maradona

Oleh karena itu, Baque menyebut kalau dua pihak yang paling bertanggung jawab dalam kematian legenda Napoli itu adalah dokter Maradona, Leopoldo Luque, dan psikiaternya, Agustina Cosachov.

"Gisela bahkan tidak bisa memberi Maradona obat. Dia hanya melakukan apa yang dikatakan dokter dan psikiater padanya," ucap Baque.

"Diego adalah seorang pasien kecanduan, tapi dia hanya meminum pil untuk resep psikiatrisnya. Itu membuat jantungnya berdebar kencang."

"Jantungnya menjadi sasaran kerja ekstra dan tidak ada kendali atas kerja ekstra itu. Jantungnya bisa terus berfungsi, tapi dipaksa oleh pengobatan psikiatri dan dia tidak dirawat karenanya. Ada kecerobohan atau kelalaian."

"Maradona tidak punya rumah sendiri untuk ditinggali setelah keluar dari rumah sakit. Kemana dia pergi bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan."

Baca juga: Cerita Mantan Pelatih Persebaya Pernah Belikan Kaos dan Sepatu untuk Diego Maradona

Baca juga: Pesan Menyentuh Khabib Nurmagomedov Atas Meninggalnya Diego Maradona

"Di salah satu rumahnya, Diego pasti masih hidup hari ini. Para dokter tidak melakukan apa-apa, mereka tidak menelepon siapa pun saat detak jantungnya naik."

"Yang bertanggung jawab adalah dokter yang merawat Leopoldo Luque dan psikiater. Jika Maradona menginginkan aspirin, dia minta ke mereka," tutur Baque menambahkan.

Proses penyelidikan kematian Maradona saat ini pun masih terus dilakukan untuk mencari tahu penyebab pasti kematian sang legenda.

Artikel ini telah tayang di Bolasport.com dengan judul "Perawat Buka Suara, Dokter dan Psikiater Jadi Pihak yang Bertanggung Jawab atas Kematian Diego Maradona"

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved