Pilwali Surabaya 2020
Salat Jumat Bersama Warga, Tokoh Masyarakat Anggap Machfud Arifin Pemimpin Humanis
Menjelang masa tenang di akhir kampanye, Paslon Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) kembali berbaur bersama warga Surabaya
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Januar
TRIBUNJATIMCOM, SURABAYA - Menjelang masa tenang di akhir kampanye, Paslon Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) kembali berbaur bersama warga Surabaya.
Jumat (4/12/2020) siang tadi, paslon ini kembali duduk satu saf bersama ratusan Jamaah salat Jumat di Masjid Rahmat Kembang Kuning.
Awal penetapan paslon ini, Machfud juga mengawali kegiatan mulia salat Jumat di masjid yang sama.
"Saya usahakan salat Jumat bersama warga. Safari Jumat ini rutin untuk membangun silaturahim dengan masyarakat Surabaya," ucap Machfud usai salat Jumat.
Kali ini, Machfud ditemani calon wakilnya Mujiaman. Mereka khusuk salat Jumat. Menurutnya model turun salat Jumat bersama warga juga bisa menampung aspirasi dari masyarakat secara langsung. Bisa melihat langsung kondisi atau problema warga.
Baca juga: Debat Terakhir Pilwali Surabaya 2020, Whisnu Sakti Buana: Insya Allah Saya Hadir
Kedatangan Paslon MAJU mendapat perhatian dan sambutan hangat warga dan Jamaah saat Jumat Masjid Kembang Kuning. Mereka memanfaatkan pertemuan calon pemimpin mereka dengan meminta foto dan selfie.
Usai salat Jumat, Paslon MAJU terus menyapa warga dan menyempatkan diri bertemu Takmir masjid. Salat Jumat dipimpin imam sekaligus khatib Prof Dr KH Maksum Nur Alim.
Tokoh masyarakat ini menilai bahwa pasangan MAJU sudah sangat tepat. Dia melihat sosok Machfud adalah pemimpin yang humanis. Lemah lembut, Relijius, penuh toleransi. Mereka dinilai cocok memimpin kota Surabaya yang heterogen.
Pemimpin sebaiknya jangan pernah marah-marah kepada rakyatnya. Tidak boleh zalim kepada warganya. "Jadi pemimpin harus lemah lembut. Tegas boleh tapi tidak selalu marah-marah," kata KH Maksum.
Sosok Machfud Arifin memang dikenal religius dan memperhatikan lingkungannya. Saat menjabat Kapolda Jawa Timur, Machfud membangunkan masjid besar dan dinobatkan sebagai masjid termegah di lingkungan Polda seluruh Indonesia.
Machfud sempat diisukan sebagai sosok yang intoleransi. "Tidak lucu. Orang tahu saya bangun masjid yang nyaman di setiap dinas di kepolisian. Ini jangan diartikan tidak toleran. Tim saya juga banyak dari nonmuslim. Bagi saya, keberagaman akan menjadi kekuatan," tandas Machfud.
Dia yakin bahwa warga Surabaya sudah cerdas dan dewasa. Waega Surabaya tidak akan terpengaruh oleh hasutan dan informasi hoax. "Gunakan hati nurani untuk memilih pemimpin. Ayo datang ke TPS, jangan terpengaruh hasutan dan gunakan hati nurani," kata Machfud.
Sementara Calon Wakil Wali Kota Surabaya Mujiaman mengatakan, Machfud-Mujiaman selalu kompak. Kekompakan ini dibangun dengan koordinasi intens dan pembagian tugas masing-masing.
"Prinsipnya, membangun Surabaya harus kompak, ada pembagian tugas yang jelas. Pemimpin itu memang harus kompak. Sinergi dengan semua elemen dan golongan adalah kunci. Kita sudah mengawalinya," ujar Mujiaman. (Faiq)