SOSOK Eri Cahyadi Calon Wali Kota Surabaya, Cek Biodata Lengkap Pemenang Quick Count Pilkada 2020
Eri Cahyadi calon wali kota Surabaya menjadi pemenang sementara Quick Count Pilkada Surabaya 2020.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Setelah itu Eri Cahyadi dipercaya menjabat kepala dinas sejak umur 34, jadi Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang.
Dengan mengemban tugas sebagai Kepala Bappeko, Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya (Bappeko) dan Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) 2018.
Lalu saat ini, ketika umur 41 tahun, dia merangkap Pelaksana Tugas kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH).
Baca juga: BANYAK KEJUTAN, Link Quick Count Pilkada 2020, Cek Link Pantau Semua Daerah, Surabaya Hingga Medan
Baca juga: HASIL Real Count Pilkada Surabaya, Eri Cahyadi Unggul di TPS Risma, Para Calon Sempat Dapat Pesan
Baca juga: HASIL Quick Count Pilkada Surabaya 2020, Live RCTI dan Kompas TV, Eri Cahyadi Atau Machfud Arifin?
Terinspirasi Orang Tua
Sebelum resmi maju sebagai calon Wali Kota Surabaya pada Pilkada Surabaya 2020, Eri Cahyadi merupakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota / Bappeko Surabaya.
Menurut Eri, dirinya akhirnya memilih menjadi aparatur sipil negara (ASN), karena mengaku terinspirasi orangtuanya untuk menjadi seorang birokrat.
Mulanya, ia mengaku tak ingin menjadi birokrat di pemerintahan.
Namun ketika melihat melihat sosok orangtua yang juga birokrat, Eri Cahyadi kemudian tergugah untuk mengikuti jejaknya.
Ditemui di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (23/12/2019), pria lulusan Teknik Sipil ITS Surabaya ini mengatakan baru memahami bagaimana perjalanan seorang birokrat ketika melihat sosok sang ayah.
"Saya awalnya tidak ingin jadi birokrat. Kemudian orangtua bilang ayo dibenahi jalannya, karena memang kebetulan kedua orangtua saya birokrat," kata Eri Cahyadi saat ditemui seusai acara menanam pohon bersama di Stadion GBT, Sabtu (23/11/2019).

Eri Cahyadi mengungkapkan, ia sempat heran ketika melihat sang ayah pulang hingga malam hari.
Sedangkan, sepengetahuannya, birokrat hanya bekerja hingga siang atau sore.
"Bapak baru pulang jam 9 malam. Setelah itu saya baru tahu, untuk menjadi lebih baik lagi, terutama dalam membantu masyarakat, kita harus meletakkan diri kita ke birokrat," ujarnya.
Dengan menjadi birokrat, Eri Cahyadi berpikir bahwa birokrasi akan menjadi hebat ketika bisa melakukan swastanisasi birokrasi.
"Gimana cara kerjanya kita jadikan seperti swasta, waktu yang kita kerjakan juga seperti swasta. Insya Allah ketika itu bisa dilakukan, manfaat bagi masyarakat akan lebih besar lagi," imbuhnya.
