SOSOK Eri Cahyadi Calon Wali Kota Surabaya, Cek Biodata Lengkap Pemenang Quick Count Pilkada 2020
Eri Cahyadi calon wali kota Surabaya menjadi pemenang sementara Quick Count Pilkada Surabaya 2020.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Sosok Eri Cahyadi Calon Wali Kota Surabaya sedang disoroti saat ini karena berhasil mengungguli lawannya Machfud dalam Pilkada Surabaya 2020.
Eri Cahyadi calon wali kota Surabaya ternyata memiliki latar belakang kehidupan yang patut disimak.
Pasangan Nomor urut 1, Eri Cahyadi-Armuji, unggul telak dari Machfud Arifin-Mujaiman di tiga lembaga survey.
Dari pantauan Tribunnews Pukul 15.45 WIB, Eri Cahyadi-Armuji, unggul 10-15 persen dari Machfud Arifin-Mujaiman di Pilkada Surabaya 2020.
Tiga lembaga survey tersebut adalah Populi Center, Poltracking, Charta Politica.
Pasangan Eri Cahyadi-Armuji diusung oleh PDIP dan didukung Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Berikut profil biodata lengkap Eri Cahyadi sebagaimana TribunJatim.com rangkum dari berbagai sumber.
BIODATA Eri Cahyadi
Data profil biodata lengkap Eri Cahyadi ini dikutip SURYA.co.id (Grup TribunJatim.com ) dari situs pribadi Eri Cahyadi
Eri Cahyadi merupakan seorang birokrat di Pemerintahan Kota Surabaya. Ia lahir di Surabaya, 27 Mei 1977.
Eri Cahyadi merupakan anak kedua dari tiga pasangan Urip Suwondo dan Mas Ayu Esa Aisjah .
Ayah Eri Cahyadi merupakan seorang Pegawai Negeri Surabaya, dengan jabatan terakhir Kepala Sub Bagian Keuangan.
Eri Cahyadi merupakan lulusan sarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember / ITS Surabaya tahun 1999.
Eri Cahyadi Menikah dengan Rini Indriyani, dikarunia anak Alfanana Puteri (2005) dan Rahmat Haidar Pasha (2007).
Dalam usia begitu muda, Eri sudah mencapai prestasi membanggakan. Umur 30, Eri menjadi Plt Kasubag.
Setelah itu Eri Cahyadi dipercaya menjabat kepala dinas sejak umur 34, jadi Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang.
Dengan mengemban tugas sebagai Kepala Bappeko, Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya (Bappeko) dan Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) 2018.
Lalu saat ini, ketika umur 41 tahun, dia merangkap Pelaksana Tugas kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH).
Baca juga: BANYAK KEJUTAN, Link Quick Count Pilkada 2020, Cek Link Pantau Semua Daerah, Surabaya Hingga Medan
Baca juga: HASIL Real Count Pilkada Surabaya, Eri Cahyadi Unggul di TPS Risma, Para Calon Sempat Dapat Pesan
Baca juga: HASIL Quick Count Pilkada Surabaya 2020, Live RCTI dan Kompas TV, Eri Cahyadi Atau Machfud Arifin?
Terinspirasi Orang Tua
Sebelum resmi maju sebagai calon Wali Kota Surabaya pada Pilkada Surabaya 2020, Eri Cahyadi merupakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota / Bappeko Surabaya.
Menurut Eri, dirinya akhirnya memilih menjadi aparatur sipil negara (ASN), karena mengaku terinspirasi orangtuanya untuk menjadi seorang birokrat.
Mulanya, ia mengaku tak ingin menjadi birokrat di pemerintahan.
Namun ketika melihat melihat sosok orangtua yang juga birokrat, Eri Cahyadi kemudian tergugah untuk mengikuti jejaknya.
Ditemui di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (23/12/2019), pria lulusan Teknik Sipil ITS Surabaya ini mengatakan baru memahami bagaimana perjalanan seorang birokrat ketika melihat sosok sang ayah.
"Saya awalnya tidak ingin jadi birokrat. Kemudian orangtua bilang ayo dibenahi jalannya, karena memang kebetulan kedua orangtua saya birokrat," kata Eri Cahyadi saat ditemui seusai acara menanam pohon bersama di Stadion GBT, Sabtu (23/11/2019).

Eri Cahyadi mengungkapkan, ia sempat heran ketika melihat sang ayah pulang hingga malam hari.
Sedangkan, sepengetahuannya, birokrat hanya bekerja hingga siang atau sore.
"Bapak baru pulang jam 9 malam. Setelah itu saya baru tahu, untuk menjadi lebih baik lagi, terutama dalam membantu masyarakat, kita harus meletakkan diri kita ke birokrat," ujarnya.
Dengan menjadi birokrat, Eri Cahyadi berpikir bahwa birokrasi akan menjadi hebat ketika bisa melakukan swastanisasi birokrasi.
"Gimana cara kerjanya kita jadikan seperti swasta, waktu yang kita kerjakan juga seperti swasta. Insya Allah ketika itu bisa dilakukan, manfaat bagi masyarakat akan lebih besar lagi," imbuhnya.

Menikmati Pekerjaannya
Ditanyai soal menikmati dunia birokrat atau tidak, Eri Cahyadi mengaku menikmatinya sejak awal masuk.
Mulanya, Eri Cahyadi selalu pulang melebihi jam batas kerja.
Hal itu dilakukannya karena ia memang menikmati pekerjaan sebagai birokrat yang hingga saat ini diembannya.
"Sejak awal di Dinas Bangunan itu saya gak pernah pulang jam 7 malam. Pasti lebih hingga jam 8. Karena memang saya menikmati betul," katanya.
Ia mengaku menikmati proses pembelajaran untuk menjadi diri yang lebih baik lagi dengan media birokrat.
Menurutnya, birokrasi sebenarnya adalah hal yang mudah, oleh karena itu ia berkeinginan untuk memangkas proses birokrasi yang rumit.

Selama menjadi birokrat, Eri Cahyadi mengaku berusaha mewujudkan hal tersebut dengan beberapa aksi nyata seperti pembuatan Perwali untuk memangkas proses yang rumit.
Eri Cahyadi juga menitipkan pesan untuk para milenial di era 4.0.
Ia mengemukakan pentingnya berkolaborasi, bangkit dan bekerja.
Kolaborasi di sini dimaksudkan adanya sinergi antara masyarakat atau swasta dan birokrat pemerintahan sehingga terjalin hubungan berkesinambungan.
Dengan begitu, segala problem akan mudah terselesaikan dan program untuk mensejahterakan masyarakat akan lebih cepat terealisasi.
"Kami juga sudah bekerja sama dengan hotel, apartemen, mal dan berbagai instansi swasta lain. Jadi apa yang dibutuhkan oleh instansi-instansi itu bisa dipenuhi oleh teman-teman milenial," katanya.
"Jadi sekarang tidak penting lagi soal tatap muka. Karena dengan percepatan teknologi semua kebutuhan stakeholder bisa terpenuhi," pungkas Eri Cahyadi. (Surya.co.id/TribunJatim.com)