Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Teman Sekamar Menutupi, Santri di Bondowoso yang Alami Luka Bakar Dirawat Sendiri Selama Dua Hari

Musibah yang dialami seorang santri Pondok Pesantren Ponpes Al Irsyad Bondowoso tak lekas terbongkar karena teman sekamarnya menutup-nutupi.

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Pipin Tri Anjani
SURYA/Danendra Kusuma
Mudir Kepesantrenan Ponpes Al Irsyad, Huzeim Miftah saat dikonfirmasi sejumlah wartawan terkait dugaan penganiayaan salah satu santri bernama NA (15), Selasa (8/12). 

TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Musibah yang dialami NA (15) seorang santri Pondok Pesantren Ponpes Al Irsyad Bondowoso tak lekas terbongkar karena teman sekamarnya menutup-nutupi.

Mereka menutupi karena takut dihukum ustaz Ponpes Al Irsyad karena telah melakukan tindakan konyol hingga mencelakai NA.

Temannya bergurau berlebihan menyemprot parfum laundry serta menyulut korek api ke pakaian, Sabtu (5/12) di kamar Ponpes.

Praktis, karena terdapat kandungan alkohol dalam parfum membuat api membesar.

Tanpa memikirkan risikonya, para santri justru terus asyik bermain parfum. Secara bergantian, mereka menyemprotkan serta langsung menyulut korek api ke arah pakaian santri sekamar.

NA yang saat itu berada di kamar, tak luput dari sasaran bermain parfum temannya. Sebelum menyemprotkan parfum ke arah pakaian NA, salah satunya teman memeganginya dari belakang.

Baca juga: Santri di Bondowoso Alami Luka Bakar, Ponpes dan Keluarga Selesaikan Masalah dengan Kekeluargaan

Baca juga: Sebabkan Teman Luka Bakar, Ini Nasib Dua Santri di Bondowoso yang Main Parfum Sambil Nyalakan Api

Apesnya, karena keteledoran seorang teman yang memeganginya itu, parfum laundry dalam botol tumpah ke pakaian.

Melihat kejadian itu, ia justru tak menghentikan permainan. Ia tetap menyulut korek api ke arah pakaian NA hingga terbakar.

Apinya lebih besar karena parfum tumpah ke pakaian. Akibat kejadian itu, NA mengalami luka bakar di bagian tangan kanan, dada, wajah dan leher.

"Kami pihak ponpes tak menutupi musibah yang telah menimpa NA. Justru Teman-temannya yang sengaja menutupi dari kami," kata, Mudir Kepesantrenan Ponpes Al Irsyad, Huzeim Miftah, Selasa (8/12).

Kegiatan di ponpes pada, Sabtu (5/12) memang cukup lengang karena banyak jam kosong. Usai beribadah, para santri biasanya olahraga pada sore hari. Namun, karena saat ini para santri menjalani Ujian Tengah Semester (UTS) mereka memilih belajar.

Di sisi lain, di masa pandemi Covid-19 kegiatan belajar-mengajar di ponpes juga dikurangi. Para santri kebanyakan belajar maupun aktivitas lain di dalam kamar pada hari Sabtu atau Minggu.

Kala peristiwa terjadi, ada 19 guru pengabdian yang berjaga. Para guru pengabdian seusai aturan ponpes tak sekamar dengan para santri.

Hal itu membuat para ustaz atau guru tak mengetahui kondisi yang dialami NA. Mereka juga tak mendengar ada kegaduhan di kamar NA.

"Padahal kami sudah meminta kepada para santri bila terjadi sesuatu langsung melapor pada guru penanggung jawab kamar atau guru pengabdian. Namun, mereka menutupinya," paparnya.

"Para guru yang berjaga juga rutin melakukan kontroling terhadap para santri. Kami juga mengakui teledor dan khilaf atas terjadinya musibah ini. Kami akan melakukan evaluasi," tambahnya.

Selama dua hari, teman sekamar merawat NA secara mandiri. Mereka memberikan obat seadanya untuk NA. Seperti, mengoleskan pasta gigi di beberapa bagian tubuh NA yang mengalami luka bakar.

Mereka juga mengambil makanan untuk NA saat jam makan. Para santri memang sudah biasa mengambil makanan untuk teman yang sedang sakit. Mereka dilatih memanajemen teman sekamar masing-masing. Sehingga para guru tak curiga.

Namun, keesokan harinya, NA diketahui, salah satu pengajar, Muhammad Harianto tak mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hari lantas menanyakan kepada teman sekamar NA.

Baca juga: Bukan Dianiaya, Santri Ponpes di Bondowoso Alami Luka Bakar Karena Gurauan Berlebihan Teman Sekamar

Mereka sempat saling tunjuk untuk menjawab pertanyaan Hari. Hari pun mendesak mereka. Hingga akhirnya mereka mati kutu dan bicara terus terang kepada Hari terkait musibah yang telah terjadi usai didesak.

"Saya langsung menuju ke kamar, dan terkejut melihat NA menderita luka bakar. Kemudian, pihak ponpes membawa NA ke Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso untuk menjalani pengobatan. Setelah itu, kami memulangkan NA ke rumah orang tua dan memaparkan musibah yang terjadi," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang santri salah satu pondok pesantren (Ponpes) yang berlokasi di Kelurahan Kademangan, Kecamatan Bondowoso, NA (15) diduga dianiaya 14 temannya.

Belasan orang yang diduga menganiaya tersebut merupakan teman sekamar NA di pondok.

NA diduga dianiaya dengan cara diikat menggunakan sarung di kamar pondok, Sabtu (5/12).

Tak berhenti di situ, NA juga diduga dianiaya menggunakan bahan yang mudah terbakar.

Karena dugaan penganiayaan itu, NA mengalami luka bakar di bagian tangan kanan, dada, wajah dan leher. (SURYA/Danendra Kusuma)

Editor: Pipin Tri Anjani

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved