Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia
Deva Istri Kedua Syekh Ali Jaber Bukan Wanita Sembarangan, Panggilan Khusus Diungkap Ayah: Menyentuh
Pada 2017, Syekh Ali Jaber juga menikahi Deva Rachman, putri Prof Arief Rachman yang juga mantan None Jakarta.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
Penulis: Ani Susanti/Bayu Dwi Mardana Kusuma | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Sosok istri kedua Syekh Ali Jaber, Deva Rachman kini menjadi sorotan.
Istri kedua Syekh Ali Jaber, Deva Rachman bukan wanita sembarangan.
Kenangan tentang Syekh Ali Jaber dikuak sang ayah mertua, Prof Arief Rachman, tokoh pendidikan nasional.

Diketahui, Syekh Ali Jaber meninggal dunia pada 14 Januari 2021, setelah sempat dirawat intensif di rumah sakit.
Kepergian Syekh Ali Jaber masih membekas di hati keluarga yang ditinggalkan, tak terkecuali mertua.
Adalah Prof Arief Rachman, tokoh pendidikan nasional yang menjadi mertua Syekh Ali Jaber.
Anak Prof Arief Rachman bernama Deva Rachman, merupakan istri kedua Syekh Ali Jaber.
Baca juga: Kesaksian Anak Syekh Ali Jaber soal Hubungan Ummi Nadia & Ayahnya, Yusuf Mansur Kaget: Kebayang Gak?
Syekh Ali Jaber menikah pertama dengan Ummi Nadia, perempuan Indonesia asal Lombok, NTB.
Dari pernikahan ini Syekh Ali Jaber memiliki seorang anak bernama Hasan.
Pada 2017, Syekh Ali Jaber juga menikahi Deva Rachman, putri Prof Arief Rachman yang juga mantan None Jakarta.
Deva Rachman lahir di Jakarta pada 6 Desember 1976.

Prof Arief Rachman adalah tokoh pendidikan yang lahir di Malang, 19 Juni 1942 dari pasangan HR Abdoellah Rachman dan R Siti Koersilah.
Prof Arief Rachman pernah mengajar dan menjadi kepala sekolah SMA Labschool, Rawamangun, Jakarta.
Selain itu ia juga pernah menjadi dosen luar biasa di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia dan sekarang diangkat menjadi guru besar di Universitas Negeri Jakarta.
Pada tahun 2000 Arief Rachman sempat aktif sebagai pembawa acara program agama Islam Hikmah Fajar di RCTI.
Guru besar tersebut sudah tidak mengajar lagi, namun masih aktif di dunia pendidikan.
Ia dapat dikatakan sebagai salah satu tokoh pendidikan Indonesia, dan sempat ditanya pendapatnya ketika Presiden Amerika Serikat George Walker Bush berkunjung ke Indonesia pada tanggal 20 November 2006.
Ia yang dulunya aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII).
Saat ini Arief Rachman menjabat duta UNESCO dari Indonesia dan sebagai Wakil Ketua Komisi Pencari Fakta kekerasan IPDN yang dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diketuai oleh Ryaas Rasyid, dikutip TribunJatim.com dari FotoKita.
Sosok Deva Rachman
Deva Rachman dikenal sebagai sosok wanita karier dengan prestasi mentereng.
Pada 2018, Perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo kehilangan salah satu talenta yang sebelumnya menduduki posisi penting dalam menentukan citra perusahaan.
Deva Rachman, memutuskan meninggalkan jabatannya sebagai Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo.
Deva resmi meninggalkan jabatan dan perusahaan itu pada 31 Agustus 2018, setelah bergabung sejak September 2015.
Berdasarkan informasi dari akun LinkedIn miliknya, Deva kini coba merintis usaha baru bernama LobbyReform.id sebagai Co-Founder. Deva bilang dia akan menyalurkan ide dan aktivitasnya di sana.
Sepeninggalan Deva, posisi Head of Corporate Communications masih kosong dan Indosat telah membidik sejumlah nama untuk menempatinya.
Deva merupakan lulusan pasca-sarjana Social Development and Public Policy, Universitas Indonesia. Ia adalah anak dari tokoh pendidikan tersohor, Profesor Arief Rachman.
Ketika bergabung di Indosat, Deva menggantikan posisi yang sebelumnya diduduki oleh Fuad Fachroeddin.
Ia bertanggung jawab menangani program Corporate Social Responsibility (CSR) dan strategi komunikasi perusahaan.

Sebelumnya dia pernah bekerja di Intel Indonesia Corporation sebagai Corporate Affairs Director sejak Mei 2012 hingga Juni 2015.
Industri minyak dan gas juga pernah ia jalan, yaitu ExxonMobil Oil Indonesia, selama delapan tahun.
Banyak posisi yang ia jabat selama periode tersebut, dan terakhir sebagai Development Public and Government Affairs Manager pada tahun 2010.
Dia juga pernah berkarier di Coca-Cola Amatil Indonesia sebagai National Corporate Affairs Manager pada Februari 2010 hingga April 2012.
Kenangan Tentang Syekh Ali Jaber Dikuak Mertua
Meski tokoh besar, Prof Arief Rachman ternyata juga mengagumi sosok sang menantu, Syekh Ali Jaber.
Dalam wawancara bersama Metro TV News, Arief Rachman berdoa agar sang menantu, Syekh Ali Jaber meninggal dunia dalam keadaan husnul khotimah.
"Alhamdulillah saya punya mantu seorang ulama besar yang sudah berpulang ke Rahmatullah. Saya mohon doanya mudah-mudahan Syekh Ali Jaber keadaannya husnul khotimah, mendapatkan kebahagiaan di alam barzahnya dan dijauhkan dari siksa kubur tapi mendapatkan nikmat kubur," imbuh Arief Rachman dilansir TribunnewsBogor.com, Jumat (15/1/2021).
Baca juga: Sosok Fahad Putra Kedua Syekh Ali Jaber, Adik Hasan Tak Kalah Tampan, Irfan Hakim: Jago Bahasa Arab
Bercerita lebih lanjut, Arief Rachman juga mengabarkan kondisi istri Syekh Ali Jaber.
Diakui Arief Rachman, putrinya, Deva Rachman tampak tegar dan tabah kala mendengar kabar Syekh Ali Jaber wafat.
Kagum pada sosok Syekh Ali Jaber, Prof Arief pun memuji sang menantu.
Baginya, Syekh Ali Jaber adalah sosok yang rendah hati lagi tidak sombong.
"Syekh Ali Jaber sebagaimana biasanya kalau ulama besar, sangat rendah hati, tidak sombong. Dia bergaul dengan istri saya, anak saya, seluruh keluarga besar saya, dengan baik," imbuh Prof Arief.
Baca juga: Hasan Tahan Tangisnya Kabulkan Permintaan Terakhir Syekh Ali Jaber saat Imami Salat: Beraniin Diri
Tak hanya itu, Prof Arief juga masih ingat dengan panggilan khusus dari Syekh Ali Jaber untuknya dan Deva Rachman.
Diakui Prof Arief, Syekh Ali Jaber memanggil kedua mertuanya dengan panggilan Ayah dan Ummi.
"Yang paling menyentuh, dia (Syekh Ali Jaber) kalau memanggil istri saya itu Ummi. Dan kalau memanggil saya itu Ayah. Itu menyentuh sekali. Sebab, panggilan Ayah dan Umi itu bagi kami adalah suatu panggilan yang menunjukkan sopan santun dari beliau. Kerendahan hati beliau," ungkap Prof Arief.
Merasa sangat dihormati, Prof Arief semakin kagum pada Syekh Ali Jaber.
"Meskipun saya tahu, dibandingkan dengan saya, teman-teman, Syekh Ali Jaber itu ilmunya tinggi sekali dan dalam sekali. Kita benar-benar kehilangan ilmuwan agama," ujar Prof Arief.
Sebagian artikel ini telah tayang di FotoKita dengan judul Akui Kaya Ilmu Agama Hingga Punya Sifat Rendah Hati, Ayah Istri Kedua Syekh Ali Jaber Ungkap Kenangan Paling Menyentuh dengan Sang Ulama.