Virus Corona di Lumajang
Cerita Cahyo Tim Pemulasaran Pasien Covid-19 Lumajang, Mengelus Dada: Pernah Sehari 11 Jenazah
Cerita Dwi Nur Cahyo, salah satu anggota tim regu pemulasaran jenazah pasien Covid-19 di Lumajang. Setiap hari ada yang meninggal: menyelus dada.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Hefty Suud
Reporter: Tony Hermawan | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Dwi Nur Cahyo merupakan satu diantara anggota tim regu pemulasaran jenazah pasien virus Corona ( Covid-19 ) di Lumajang.
Kepada awak TribunJatim.com, dirinya mengaku hanya bisa mengelus dada.
Pasalnya, setiap hari ada saja korban virus Covid-19 meninggal dunia.
Belum genap sebulan ini saja, sudah ada 27 jenazah yang dimakamkan.
"Tiap hari ada aja yang meninggal. Kadang ada 3 jenazah, pernah juga sehari sampai 11 jenazah," kata Cahyo, Kamis (21/1/2021).
Baca juga: Tambah Fasyankes, Vaksinasi Covid-19 Tenaga Kesehatan Surabaya Ditarget Rampung 2 Minggu ke Depan
Baca juga: 57 Anggota Polisi di Sidoarjo Screening Donor Plasma Konvalesen, Bantu Penyembuhan Pasien Covid-19
Ironisnya, menurut Cahyo, makin bertambahnya angka kematian, justru masyarakat semakin acuh terhadap protokol kesehatan.
Katanya, bahkan saat ini makin banyak pihak keluarga pasien Covid-19 tak setuju menerapkan pemulasaran dengan standar protokol.
"Gak tahu ya mungkin sudah jenuh atau bagaimana. Pernah ada kejadian di salah satu perumahan Lumajang ada yang meninggal karen Covid-19 tapi malah dimandikan seperti biasa. Terus selesai itu ada kasus yang memandikan ikut meninggal kena Covid-19. Tapi warga sana ya fine-fine saja," ceritanya.
Menjadi tim regu pemulasaran jenazah Covid-19, bukanlah pekerjaan yang mudah, terutama di Kabupaten Lumajang.
Di Kabupaten yang memiliki luas area 1.790,90 kilometer hanya ada 3 regu untuk mengurus pemulasaran jenazah Covid-19.
Baca juga: Mbak You Ungkap Pembelaan setelah Dihujat, Wangsit Tiba-tiba, Denny Darko Skakmat: Kesalahan Satu!
Baca juga: 5 Zodiak yang Selalu Ingin Diperhatikan, Pisces Mau Diterima, Cancer Merasa Sendirian Kalau Dicuekin
Sementara mereka harus selalu siap mengantar jenazah seluruh kota hingga pelosok Lumajang
"Jadi sampai wilayah perbatasan Lumajang-Malang dan perbatasan mana pun hanya 3 regu itu yang bertugas," ujarnya.
Meski terkadang harus menempuh jarak yang cukup jauh, kata Cahyo, ia dan timnya selalu ikhlas menuntaskan pekerjaan.