Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona

Apakah Tubuh Jadi Kebal Jika Sudah Divaksin Covid-19? Jangan Keliru Memahami, Cek Penjelasan Dokter

Di media sosial, ada yang berpendapat vaksin virus Corona akan memberikan kekebalan pada tubuh dan mengakhiri pandemi virus Corona.

TRIBUNJATIM.COM/AHMAD ZAIMUL HAQ
Vaksinator saat akan melakukan vaksinasi Covid-19 kepada tenaga kesehatan RS Husada Utama Surabaya, Jumat (15/1/2021). 

TRIBUNJATIM.COM - Masa pandemi Covid-19 belum berakhir.

Hal ini membuat pemerintah melakukan langkah pencegahan penyebaran virus Corona di antaranya program vaksinasi Covid-19.

Adapun program vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai sejak Rabu (13/1/2021).

Baca juga: Masa PPKM Jawa-Bali Diperpanjang 26 Januari-8 Februari, Cek Aturan dan Syarat Wajib Tes Covid-19

Di media sosial, ada yang berpendapat vaksin virus Corona akan memberikan kekebalan pada tubuh dan mengakhiri pandemi virus Corona.

"Ga donk, vaksin kan biar kebal Covid. Kalau udah vaksin trus kebal smua artinya selesai tuh pandemi, cuma butuh waktu juga buat bner2 kaya dlu lgi. Kayanya gtu deh..," tulis salah satu akun.

Di dunia, ada beberapa penyakit atau wabah yang berhasil diatasi dengan penggunaan vaksin.

Misalnya, polio, tetanus, flu (influenza), hepatitis B, hepatitis A, rubella, hib, campak, batuk rejan (pertusis), penyakit radang paru, rotavirus, gondongan, dan difteri.

Akan tetapi, ada hal yang harus dipahami lebih jauh tentang vaksin, termasuk vaksin Covid-19.

Baca juga: Bocor Penampilan Rizieq Shihab di Penjara, Sikap Dikuak, Mengapa Hukuman Beda dengan Raffi Ahmad?

Vaksinator saat akan melakukan vaksinasi Covid-19 kepada tenaga kesehatan RS Husada Utama Surabaya, Jumat (15/1/2021).
Vaksinator saat akan melakukan vaksinasi Covid-19 kepada tenaga kesehatan RS Husada Utama Surabaya, Jumat (15/1/2021). (TRIBUNJATIM.COM/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Baca juga: Terjawab Isu Stefan William-Celine Evangelista Cerai, Istri Minta Doa ke Publik, Kondisi Asli Dikuak

Dalam beberapa kesempatan, sejumlah epidemiolog mengingatkan bahwa dimulainya vaksinasi Covid-19 bukan berarti pandemi akan langsung berakhir.

Proses vaksinasi membutuhkan waktu.

Oleh karena itu, kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol pencegahan dan peningkatan testing serta tracing oleh pemerintah tetap menjadi kunci pengendalian pandemi saat ini.

Bagaimana memahami dengan tepat soal vaksinasi agar tak keliru memahami?

Dokter umum yang juga kandidat PhD bidang Medical Science di Kobe University, Adam Prabata menjelaskan, tujuan vaksinasi memang untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu mikroorganisme tertentu.

Baca juga: Muzdalifah Tak Jadi Bangkrut, Hasil Dirikan Warung di Teras Rumah Melejit, Mewah, Lihat Keadaannya

"Kekebalannya bisa berupa kekebalan humoral atau cairan, yaitu antibodi, dan kekebalan seluler contohnya sel limfosit T," kata Adam, saat dihubungi Kompas.com ( grup TribunJatim.com ), Kamis (13/1/2021).

Apakah setelah divaksin akan kebal terhadap virus? 

Terkait kekebalan dan efikasi, Adam mengungkapkan, muncul dan terdeteksinya kekebalan dan efikasi merupakan hal yang berbeda.

Ia mengatakan, kekebalan tubuh yang terbentuk belum tentu 100 persen mencegah terjadinya infeksi.

Sementara itu, efikasi atau kemanjuran merupakan kemampuan suatu vaksin dalam mencegah penyakit dalam keadaan ideal dan terkontrol.

Baca juga: Perbedaan Rapid Test Antigen, Rapid Test Antibodi dan Test PCR Swab, Lengkap Biaya Versi Kemenkes

"Nah efikasinya seperti apa yang dituju itu tergantung protokol uji klinisnya. Kebetulan untuk vaksin Covid-19 ini sasarannya adalah Covid-19 yang bergejala. Jadi yang dihitung adalah efikasi vaksinnya untuk Covid-19 yang bergejala," ujar Adam.

Untuk penyakit Covid-19, ada kondisi pasien yang bergejala maupun pasien yang tidak bergejala atau orang tanpa gejala (OTG).

Adam menjelaskan, vaksin mungkin saja dapat mencegah Covid-19 dari pasien OTG, tetapi harus dibuktikan terlebih dulu melalui uji klinis.

Diketahui, hasil uji klinis vaksin Moderna dan AstraZeneca menunjukkan potensi vaksin tersebut untuk mencegah Covid-19 tanpa gejala. 

Adam mengungkapkan, selain Covid-19, semua penyakit yang sudah tersedia vaksinnya memiliki tujuan yang sama yakni memunculkan kekebalan pada tubuh orang yang disuntik dan akhirnya menciptakan herd immunity.

Baca juga: Bisakah Orang Tanpa Gejala Virus Corona Diberi Vaksin Covid-19? Ini Kata Kemenkes, Risiko Minim

Selain itu, vaksin juga bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus suatu penyakit infeksi, terutama kasus berat, dan menekan angka kematian akibat penyakit infeksi tersebut.

"Kalau untuk apa yang bisa dicegah oleh vaksin tersebut (infeksi berat, bergejala, atau bahkan terinfeksi) itu bisa berbeda-beda tiap penyakitnya, tergantung pada kemampuan vaksin yang sejauh ini sudah ditemukan," ujar Adam.

Ia mengatakan, pemahaman jika sudah divaksin otomatis dapat kebal terhadap penyakit adalah keliru.

"Iya (keliru), kembali lagi dengan efektivitas vaksinnya seperti apa dan setiap penyakit bisa berbeda-beda," lanjut dia.

Sebelumnya diberitakan, vaksin Covid-19 diberikan dalam dua dosis suntikan.

Antibodi akan terbentuk setelah sekitar 14-28 hari penerima vaksin mendapatkan suntikan kedua.

Setelah menerima vaksin, protokol pencegahan Covid-19 dengan menerapkan langkah 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, tetap harus dilakukan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sudah Divaksin Apakah Jadi Kebal? Jangan Keliru Memahami, Simak Penjelasan Dokter

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved