Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dosen ITS Surabaya Kembangkan Riset Nano Chitosan untuk Pengobatan Covid-19, Berbahan Hewan Laut

Dsen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan chitosan sebagai material untuk aplikasi medis dan industrial.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Pipin Tri Anjani
SURYA/HABIBUR ROHMAN
Dosen Teknik Material dan Metalurgi Yuli Setyorini dengan beberapa jenis pengemasan 'Nano Chitosan' di Kampus ITS Surabaya, Kamis (21/1/2021). Meski sedang diajukan di BPOM, hasil riset untuk antisipasi virus dan daya tahan tubuh ini sudah dirasakan manfaatnya meski untuk sementara pada kalangan terbatas. 

Reporter: Sulvi Sofiana I Editor: Pipin Tri Anjani

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Seiring dengan meningkatnya paparan Covid-19, berbagai inovasi pengobatan Covid-19 terus dilakukan akademisi.

Seperti yang dilakukan salah satu dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam riset teknologi berupa nano chitosan dengan metode baru.

Yaitu Yuli Setiyorini dibantu oleh Sungging Pintowantoro, Kepala Laboratorium Pengolahan Mineral dan Material, Departemen Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem ITS

Keduanya melakukan kolaborasi sejak tahun 2010 untuk mengembangkan chitosan sebagai material untuk aplikasi medis dan industrial dengan metode yang ramah lingkungan dari bahan baku lokal.

Rini, sapaan akrab Yuli Setiyorini  menjelaskan chitosan merupakan biopolimer sejenis selulosa yang ditemukan pada kerangka luar beberapa hewan laut seperti kerang, kepiting, lobster, dan udang. 

Untuk penanganan pasien Covid-19 dengan chitosan, dikatakan Rini akan mengurangi replikasi virus dalam tubuh.

Sehingga meningkatkan daya tahan tubun dengan memicu naiknya level macrophage, sDC (dendritic cell) dan NK (natural killer cell) yang memegang peranan penting dalam perlindungan infeksi virus.

"Naiknya leukosit (sel darah putih) seiring dapat mengaktifkan sel imun bawaan yang berdampak terhadap peningkatan sekresi cytokines,"paparnya.

Sekadar diketahui, sekresi cytokines berperan penting sebagai antiviral properties.

Baca juga: Terjawab Isu Stefan William-Celine Evangelista Cerai, Istri Minta Doa ke Publik, Kondisi Asli Dikuak

Properties regeneration dari chitosan juga dapat memperbaiki jaringan yang rusak karena terinfeksi, di mana kerusakan jaringan paru menimbulkan kesulitan bernafas. 

Ditambah sifat antiinflammation dan antioksidan dari chitosan dapat mengurangi proses peradangan dan oxidative stress selama proses penyembuhan.

“Pemilihan chitosan sebagai theraputic agent dikarenakan multi properties yang dimilikinya, yang berpotensi sebagai therapeutic agent multifunction,” bebernya. 

Pengujian secara klinis ini dilakukan Rini dengan memberikan chitosan secara gratis untuk terapi bagi yang membutuhkan. 

Ia juga tetap ingin dapat membantu sesama yang membutuhkan hingga seterusnya, sebagai sumbangsih kemanfaatan ilmu yang telah diperoleh.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved