Update Vaksin Covid-19 Varian Baru, Tak Pakai Suntikan Kini Lewat Hidung, WHO Bocorkan Keampuhannya
Informasi terbaru vaksin Covid-19 varian baru, kini ada inovasi vaksin tidak disuntikkan tetapi diinjeksi lewat hidung.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Penulis: Ignatia Andra Xaverya/Aditya Jaya Iswara | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Seiring dengan kabar yang menyatakan virus Covid-19 berkembang dan kini ditemukan varian baru, vaksin juga harus mulai dibuat.
Vaksin Covid-19 varian baru kabarnya sudah mulai diusahakan tercipta demi mencegah penyakit mematikan itu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap kabar gembira soal pembuatan vaksin Covid-19 varian baru
Menarik, vaksin terbaru ini kabarnya tidak akan diinjeksikan ke tubuh lewat penyuntikan.
Ada inovasi terbaru vaksin diberi lewat jalur pernapasan atau hidung.

Sudah ada bocoran fakta-fakta baru terkait vaksin Covid-19 yang kabarnya akan dibuat dengan inovasi berbeda.
Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan membocorkan jenis-jenis vaksin Covid-19 baru yang masih dalam pengembangan.
Calon-calon vaksin virus corona generasi baru ini memiliki sifat berbeda-beda dibandingkan yang beredar sekarang.
Dia mengatakan, ada vaksin corona dalam pengembangan yang hanya butuh satu suntikan, dihirup lewat hidung, dan mungkin lebih terjangkau.
"Mungkin ada banyak vaksin yang memiliki keunggulan dibandingkan generasi pertama," kata Swaminathan dikutip dari AFP, Rabu (20/1/2021).
Baca juga: Sosok Ribka Tjiptaning, Politisi yang Ragukan Vaksin Covid-19, Pernah Disanksi Soal Ayat Tembakau
"Yang ingin kami lihat adalah pencegahan penyakit. Pencegahan infeksi adalah pertanyan lain. Tapi itu sekunder," tambahhya.
"Kami akan belajar tentang seberapa efektif vaksin ini sebenarnya mencegah penyebaran infeksi dari orang ke orang."
"Beberapa vaksin menghasilkan kekebalan yang mensterilkan; mereka menghentikan infeksi, mencegah penyakit."
"Beberapa vaksin tidak menghentikan infeksi tetapi mencegah penyakit."
"Saat ini, kami masih menunggu hasil penelitian untuk mengetahui vaksin Covid mana yang benar-benar akan berhasil mencegah infeksi."
"Mudah-mudahan, seharusnya demikian," lanjut Swaminathan.

Menurut tinjauan umum WHO tentang calon vaksin Covid-19, ada 64 merek yang sedang diuji ke manusia, dan 22 di antaranya sudah mencapai pengujian massal tahap akhir.
Kemudian 173 calon vaksin virus corona lainnya sedang dikembangkan di laboratorium, untuk diuji coba pada manusia.
Sejauh ini WHO baru memberikan persetujuan darurat untuk dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech yang butuh suhu penyimpanan ultra-dingin.
"Itu jadi masalah di banyak negara," kata Swaminathan.
Baca juga: Fakta di Balik 23 Orang Tewas Pasca Suntik Vaksin Covid-19, Indonesia Perlu Tahu, Hal Penting: Jujur
Sementara itu kabar gembira untuk para karyawan yang masih ragu mungkinkah nantinya akan mendapatkan vaksin atau tidak.
Setelah vaksin perdana dilakukan di Indonesia, pemerintah kini tengah menyiapkan regulasi vaksin mandiri berbayar.
Aturan vaksin mandiri tersebut akan mengatur pembelian vaksin oleh pengusaha perusahaan atau industri untuk diberikan kepada karyawannya secara gratis.
"Dengan persiapan untuk akselerasi vaksin, di mana akselerasi melalui program mandiri sedang dipersiapkan regulasinya.Karena itu akan mengatur pembelian oleh sektor-sektor industri tertentu, dan itu akan diberikan kepada karyawan secara gratis juga," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat terbatas dengan Presiden, Kamis(21/1/2021).
Menurut Airlangga saat ini salah satu yang sedang digodok adalah sumber atau merk vaksin mandiri.

Vaksin tersebut harus berbeda dengan vaksin yang gratis dari pemerintah.
"Jadi ada beberapa hal yang terkait teknis akan dipersiapkan dan itu juga dimintakan agar sumber daripada vaksinnya berbeda dari vaksin yang gratis," katanya.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memberi sinyal lampu hijau terkait wacana vaksin mandiri bagi pengusaha.
Menurutnya, opsi vaksin mandiri bisa dilakukan selama tujuannya mempercepat program vaksinasi secara nasional.
"Pengusaha menyampaikan ke saya 'pak bisa tidak vaksin mandiri'. Ini yang baru akan kita putuskan karena kita memang perlu mempercepat, perlu sebanyak-banyaknya, apalagi biayanya ditanggung oleh perusahaan sendiri, kenapa tidak?" tutur Jokowi saat acara 11th Kompas100 CEO Forum.
Meski begitu, Jokowi meminta isu ini harus dikelola dengan baik agar tidak menjadi polemik.
Baca juga: PERHATIKAN Tahapan Suntik Vaksin Covid-19 & Efeknya, Ini Live Streaming Jokowi Disuntik, Jangan Ragu
"Mungkin bisa diberikan asal merk vaksinnya berbeda. Tempat untuk melakukan vaksin juga berbeda. Bisa dilakukan," kata Jokowi.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akan melibatkan rumah sakit swasta dalam proses vaksinasi Covid-19.
Ia mengatakan, hal itu sebagai upaya untuk mencapai target Presiden Jokowi yang meminta vaksinasi rampung dalam 12 bulan.
"Kami sudah ajukan yang sudah diputuskan kami akan bekerja sama dengan Rumah Sakit Swasta, mana kita punya sekitar 10 ribu Puskesmas, kalau Rumah Sakit TNI Polri sama pemerintah itu mungkin 500-an, kalau ditambah dengan Rumah Sakit Swasta akan menjadi 3 ribuan yang akan kita pakai sebagai outlet-outle untuk vaksinasi," ujar Budi.
Selain itu, untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi di daerah-daerah yang kurang memadai fasilitas kesehatan, pihaknya berencana melakukan vaksinasi Covid-19 massal.
"Untuk beberapa daerah yang kita lihat masih terlampau panjang program vaksinasi yang kita akan melakukan intervensi program vaksinasi massal mungkin kita datang ke Stadion, kita datang ke sekolah, gedung pertemuan untuk melakukan injeksi vaksinasi massal ke beberapa daerah-daerah," jelas mantan wakil menteri BUMN ini.
Ia mengakui, pihaknya membuka berbagai kemungkinan bersama pihak mana pun untuk merampungkan vaksinasi ini.
"Vaksinasi ini secepatnya-cepatnya, sebanyak-banyaknya, semurah-murahnya anggaran negara. Any program masuk ke sana kita, okay.
Tapi ada catatan jangan sampai seperti yang terjadi di negara kaya, golongan kaya, dapat vaksin duluan dibandingkan dengan orang yang tidak mampu.
Sekali lagi ini sifatnya sangat sosialis ini bukan yang sesuatu yang sangat individualis," kata Menkes.
Baca juga: 17 Orang dengan Kriteria Ini Tak Bisa Divaksin Sinovac, Termasuk Punya Riwayat Konfirmasi Covid-19
Artikel di atas sebagian diolah dari artikel yang tayang di Kompas.com berjudul WHO Bocorkan Calon Vaksin Covid-19 Generasi Baru: Ada yang Lewat Hidung dan Cukup 1 Suntikan