Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona

Ketersediaan Plasma Darah Konvalesen di Jatim Rendah, PMI Ajak Penyintas Covid-19 Jadi Pendonor

Ketersediaan plasma darah konvalesen di Jawa Timur terbilang rendah. PMI ajak pennyintas Covid-19 jadi pendonor.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Hefty Suud
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Satu di antara penyintas Covid-19 yang melakukan donor plasma konvalesen di PMI Kota Kediri, Kamis (21/1/2021). 

Di antaranya, Kota Surabaya, Sidoarjo, Kota Malang, Tuban, Lumajang, Jember, dan Kota Kediri.

Demi mendongkrak jumlah stok plasma konvalesen, Edy berencana melakukan jejaring donor darah di kabupaten atau kota di Jatim, yang berada di sisi barat.

“Kami harapkan nanti Madiun selaku koordinator jejaring ini nanti bisa menyiapkan alat untuk proses (donor) darah plasma konvalesen i,” terangnya.

Membaca situasi kasus dan perkembangan penanganan Covid-19 di Jatim.

Edy menduga, ke depannya, permintaan stok darah untuk terapi plasma konvalesen bakal terus meningkat.

Seiring dengan adanya proses vaksinasi yang sedang bergulir untuk menekan kasus penularan, psikologi masyarakat cenderung menganggap terapi plasma konvalesen ampuh menyembuhkan pasien Covid-19.

“Kalau sudah seperti ini, akan bergerak paralel dengan kebutuhan (plasma konvalesen). Masyarakat akan berpikir untuk terapi plasma konvalesen, pikirannya begitu,” pungkasnya.

Sedangkan Juru Bicara (Jubir) dan Staf Ahli Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril Al Farabi menerangkan, menjadi pendonor plasma konvalesen tak bisa disamakan dengan donor darah pada umumnya. Ada sejumlah syarat bagi seorang pendonor yang harus dipenuhi.

Pertama, pendonor adalah seorang penyintas, atau mereka yang sudah sembuh dari Covid-19, dan ditunjukkan dengan hasil negatif swab test.

Kedua, diutamakan mereka yang berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan perempuan, diprioritaskan untuk yang belum pernah hamil, atau yang tidak sedang hamil.  Karena wanita hamil atau sudah pernah, akan akan punya namanya antibodi, anti-HLA. Antibodi terhadap sperma dari suaminya. Sehingga ada antibodi yang tidak baik untuk ditransfer ke orang lain melalui transfusi darah.

“Yang pas hamil mutlak enggak boleh. Tapi kalau misalnya pernah hamil, ini masih diteliti,” ujarnya.

Ketiga, harus sehat secara fisik maupun laboratorium. Keempat, harus bebas dari penyakit malaria, HIV, hepatitis, dan penyakit-penyakit yang menular dari darah. Dan, kelima, titer memiliki banyak titer antibodi.

Di singgung mengenai potensi efek samping dari plasma darah konvalesen, Jibril tak menampik adanya potensi efek samping tersebut. Apalagi antibodi itu terdapat banyak jenis yang terkandung dalam darah.

Tak menutup kemungkinan, plasma konvalesen isinya bukan hanya antibodi terhadap Covid-19.

Namun probabilitasnya, bagi Jibril terbilang kecil, dibandingkan besarnya manfaat plasma konvalesen.

“Selama ini jarang kami mendapatkan laporan apa seperti itu karena memang sudah kami ini screening,” pungkasnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved