Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sosok Claresta Alim, Pewaris Dinasti Balet yang Mengharumkan Nama Indonesia di Kancah Internasional

Simak perjalanan karier Claresta Alim, Direktur Seni Pertunjukan Marlupi Dance Academy yang mengajarkan kesenian tari balet kepada masyarakat.

Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Elma Gloria Stevani
Dokumen Pribadi Claresta Alim
Claresta Alim, Pengajar Tari Balet, Pendiri Indonesia Dance Company dan Direktur Seni Pertunjukan Marlupi Dance Academy. 

TRIBUNJATIM.COM, BALI - Tari Balet melekat di jiwa Claresta Alim.

Dengan penuh cinta, Claresta Alim mendirikan sekolah informal yang mengajarkan kesenian tari balet kepada masyarakat di sekitarnya.

Claresta Alim memperbolehkan siapa saja untuk menggali ilmu tari di Marlupi Dance Academy.

Selain itu, Claresta Alim meluncurkan Indonesia Dance Company pada tanggal 1 Oktober 2016 di Gedung Kesenian Jakarta.

Perusahaan Tari Indonesia itu sengaja didirikan oleh Claresta Alim sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan penari dan dunia seni tari di Indonesia.

Wanita kelahiran 15 Agustus 1991 ini memilih untuk mendirikan sebuah wadah di mana talenta-talenta di Indonesia boleh dikembangkan.

Claresta Alim ingin setiap orang yang memiliki talenta di bidang seni tari dapat berkembang lewat Indonesia Dance Company.

Bisa dikatakan, Indonesia Dance Company menjadi wadah bagi para penari untuk terus berkarya dan mengasah kemampuan dalam bidang tari.

“Saya berpikir banyak orang berbakat di Indonesia. Mereka sangat bertalenta. Namun, mereka tidak memiliki platform (red. wadah) untuk mengembangkan dan membagikannya kepada orang-orang sekitar. Saya membangun wadah, yakni Indonesia Dance Company.

Wadah ini dibentuk agar mereka bisa tampil, berkarya dan tidak stuck di tempat yang itu-itu  saja,” ujar penyuka travelling ini.

Claresta Alim juga sempat mendapat dukungan dari direkturnya saat bekerja di Miami, Amerika Serikat.

Sang direktur mendorong Claresta Alim untuk membangun sebuah perusahaan tari jika ia kembali ke Indonesia.

“Pada saat saya kerja di Miami. Director saya itu mendukung. ‘Ayo Claresta nanti jika kamu kembali ke Indonesia kamu buat juga company’.

Sampai sekarang, saya masih memiliki hubungan baik dengan Direktur saya di Miami,” kata Claresta Alim.

Semasa kecil, Claresta Alim menganggap balet adalah hal yang biasa.

Claresta Alim, Direktur Seni Pertunjukan Marlupi Dance Academy yang mengajarkan kesenian tari balet kepada masyarakat.
Claresta Alim, Direktur Seni Pertunjukan Marlupi Dance Academy yang mengajarkan kesenian tari balet kepada masyarakat. (Dokumen Pribadi Claresta Alim)

Namun, Marlupi Sijangga, nenek Claresta Alim secara perlahan mengenalkan tari balet kepada cucunya.

Sang Nenek adalah seorang seniman tari Indonesia dan pendiri sekolah balet Marlupi Dance Academy yang kini berusia 83 tahun.

Claresta Alim, saat itu masih berusia 2,5 tahun, masih ingat suara neneknya meminta tolong asisten, Tjiek In untuk membantu memakaikan baju balet kepada Claresta.

 “Saat kecil itu aku biasa aja beneran. Jadi saat umur 2,5 tahun oma aku memang mengajar balet di rumah dan studio. Aku tinggal dengan oma sejak bayi sampai TK,” ungkap wanita berusia 29 tahun ini.

Claresta kecil malah berteriak menolak permintaan sang nenek hingga tangis pun pecah.

“Katanya (red. kata nenek) Aku nangis. Terus dibantuin sama asisten oma namanya Tjiek In.

‘Ayok Tjiek In, pakaikan baju balet’. Aku nggak mau. Jadi, aku nangis.

Namun, seiring berjalannya waktu, Claresta Aliem mau berlatih balet.

 “Dulu bagiku balet hanya untuk bersenang-senang. Tidak ada tempat kita melihat penari sebenarnya.  Saat itu belum ada Instagram dan Youtube. Kita belum bisa melihat penari-penari balet dari luar negeri,” jelas Claresta Alim.

Claresta Alim sempat memandang balet sebagai sebuah rutinitas yang harus ia lakukan setiap hari.

“Jadi yang kita lihat itu hanya temen-temen kita. Aku hanya menemukan balet sebagai hobi dan sebatas kegiatan les. Dulu balet hanya seminggu dua kali. Tidak ada seperti sekarang, anak-anak mampu belajar balet setiap hari. Malah mereka home school-ing, dan mereka menari balet sebagai profesi dan karier,” ucapnya.

Perlahan Claresta Alim belajar tentang tari balet.

Dia berlatih tari balet dua kali dalam seminggu selama satu jam.

“Jadi aku cuma les balet pada hari Selasa dan Jumat selama satu jam.,” kata Claresta Alim.

Claresta Alim, Direktur Seni Pertunjukan Marlupi Dance Academy saat mengajarkan tari balet kepada salah satu muridnya.
Claresta Alim, Direktur Seni Pertunjukan Marlupi Dance Academy saat mengajarkan tari balet kepada salah satu muridnya. (Dokumen Pribadi Claresta Alim)

Belum tebersit di pikirannya, bahwa profesi balet bisa menjadi karier yang menjanjikan di masa depan.

“Menurut aku dulu hanya les-les aja. Aku nggak ngerti kalau balet itu ternyata sebesar itu, sehebat itu, seindah itu. Aku tidak tahu apa-apa tentang dunia balet sebenarnya.  Duduk di bangkus SD belum punya handphone, mungkin saat SMP baru punya handphone. Itu pun belum ada internet dan segala macamnya,” papar Claresta Alim.

Meski begitu, Marlupi Sijangga tetap menjadi inspirasi bagi Claresta Alim dalam menekuni tari balet.

“She always has been my inspiration (red. Dia selalu menjadi inspirasi saya),” terang Claresta Alim.

Claresta Alim mengaku, awal ketertarikannya belajar balet ke luar negeri seusai ikut Summer Camp Short Course di Shanghai, China.

Ketika itu usianya baru 15 tahun.

Usia yang tergolong muda tidak membuatnya gentar..

“Setelah itu, ketika aku berusia 14 tahun atau 15 tahun. Nenek mengajak aku ke China.

Di sana mata aku terbuka. Wow ternyata balet itu nggak hanya sekadar les-lesan seminggu sekali.

Mereka latihan balet sejak pagi hingga sore. Dari sore hingga malam hari, mereka sekolah.

Sungguh berbeda di Indonesia. Jika di Indonesia, sekolah digelar dari pagi hingga sore hari.

Kemudian, berlatih balet di sore hari sekitar satu sampai dua jam. Saat aku ke China, mereka berlatih balet setiap hari. Mereka juga sekolah setiap hari,” kata Claresta Alim dengan kagumnya.

Setelah belajar dari Shanghai, Claresta Alim mendapatkan beasiswa belajar di New York Joffrey Ballet School.

Kesempatan langka itu pun tak dia sia-siakan.

Keseriusannya pada dunia balet ini pula yang mengantarkannya menjadi guru balet di Amerika setelah masa studinya di New York Joffrey Ballet School diselesaikan dengan baik.

Claresta Alim juga sempat mengambil pendidikan tari di Ba Hons of Dance Education, London, Inggris dengan pembelajaran online.

Sejak saat itu, Claresta Alim termotivasi untuk melakukan sesuatu yang lebih banyak.

Pengetahuannya pun semakin luas.

Terbukti dari Claresta Alim yang mengenyam pendidikan tari di Washington Ballet School Washington, DC, the U.S. capital.

Di sana, dia memperdalam tari jazz dan tari kontemporer.

Kemudian, Claresta Alim melanjutkan pendidikan tari di Alvin Ailey American Dance Theater, New York.

Empat tahun mempelajari seni tari membuat Claresta Alim berpikir sudah saatnya untuk bekerja.

Pada 2010, ia mendapatkan pekerjaan di Miami dan mengajar balet pada sore hari.

Sudah Delapan tahun Claresta Alim tinggal di Amerika Serikat sejak umur 16 tahun.

Setelah itu, Claresta Alim memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan memilih tanggung jawab sebagai pengajar balet profesional.

Wanita yang pernah menjadi guru balet di Art Ballet Theatre of Florida ini juga pernah membawa tujuh penari balet perempuan berjaya di ajang bergengsi dunia Kejuaraan Tari Balet Tingkat Internasional yakni Asian Grandprix 2017 yang digelar di Hong Kong.

Mereka merupakan murid Marlupi Dance Academy.

Marlupi Dance Academy mengirimkan 28 balerina ke ajang bergengsi dunia yang diikuti 15 negara.

Sebanyak 13 balerina masuk final dan 7 di antaranya memenangi kompetisi dan meraih medali terbaik di kategorinya masing-masing yakni 3 medali emas, 1 perunggu, 2 penghargaan fonteyn dan 1 penghargaan sansha.

“Sehingga, nama Indonesia bisa dikenal di kancah internasional. Jujur saat pertama kali kita menang, mulainya di Hong Kong. Lalu kebetulan kita nggak cuman satu membawa medalnya.

Claresta Alim, Direktur Seni Pertunjukan Marlupi Dance Academy saat mengajarkan tari balet kepada salah satu muridnya.
Claresta Alim, Direktur Seni Pertunjukan Marlupi Dance Academy saat mengajarkan tari balet kepada salah satu muridnya. (Dokumen Pribadi Claresta Alim)

Ada beberapa guru yang mendatangi saya. Mereka mempertanyakan kami dari mana. Saya jawab ‘we are from Indonesia’. Mereka bertanya Indonesia di mana. Dikira Indonesia ada di Bali. Namun, Bali adanya di Indonesia," ungkap wanita yang kini berada di Bali.

Wanita yang lahir di Kota Surabaya, Jawa Timur ini berhasil mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional bersama murid-murid didikannya.

“Kami membawa nama Indonesia dengan balet hingga dikenal di luar sana. Kami juga pernah mewakili Indonesia untuk menari di Polandia.

Di situ banyak ambassador dari Rusia, Polandia, US Ambassador. Kami membawakan tari betawi. Plus kostumnya tradisional. Setelah kami menari, tepuk tangannya banyak. Mereka bilang ‘bravo’,” jelas Claresta Alim.

“Mereka menyebut kostumnya bagus banget. Bahkan, mereka bertanya itu tarian apa.

Saya bilang tarian yang kami bawa adalah tari tradisonal dari Indonesia. Mereka suka banget. Itu adalah sebuah penghargaan,” sambungnya.

Selama menjadi pengajar balet profesional, Claresta Alim memperoleh berkat.

Pasalnya, dia bisa menjadi sosok yang berguna bagi banyak orang lewat pengalaman dan pengetahuan.

“Yang paling menyenangkan. Jadi selama ini yang aku berikan bisa jadi berkat bagi buat semua orang. Setelah mengajar, aku sangat menikmati. Aku senang bisa membantu orang lain. Aku bisa melihat sesorang yang awalnya tidak bisa, menjadi bisa,” ucapnya.

Claresta Alim berharap dunia balet Indonesia semakin maju dan seni tari balet lebih dihargai oleh masyarakat.

“Yang belum aku raih, belum bisa membuat balet di Indonesia lebih diapresiasi lagi. Karena kalau ada di luar negeri ada show.  Mungkin mereka sudah menghargai ballet,” pungkasnya.

(TribunJatim.com/Elma Gloria Stevani)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved