Ngaji Gus Baha
Sosok Gus Baha' Ulama Ahli Tafsir, Putra KH Nursalim-Murid KH Maimun Zubair, Ini Pesannya Soal Haji
Sosok dan profil KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha'. Salah satu ulama Nahdlatul Ulama yang berasal dari Rembang, Jateng.
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Ficca Ayu Saraswaty
Editor: Ficca Ayu Saraswaty
TRIBUNJATIM.COM - Inilah sosok Gus Baha', ulama yang berpendapat soal memberi uang saku pada orang yang pergi haji.
Gus Baha' dikenal dengan isi pengajiannya berikut "Kalau tidak mampu naik haji, bisa memberi uang saku ke orang yang pergi haji."
Lalu siapa sebenarnya Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim?
Seperti apa profil dan pesan-pesan yang kerap disampaikan di pengajiannya?
Dua tahun belakangan ini, nama KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha' adalah salah satu ulama Nahdlatul Ulama yang berasal dari Rembang, Jawa Tengah yang sedang viral .
Baca juga: Habib Habib Muhammad bin Ahmad Al -Attas Wafat, LaNyalla: Satu Lagi Ulama Kharismatik Wafat
Baca juga: Kenangan Syekh Ali Jaber Semasa Hidup, Tak Sungkan Cium Tangan Anak Hafal Alquran, Ulama Santun
Profil Gus Baha'

Gus Baha' dikenal sebagai salah satu ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam seputar Alquran. Ia merupakan salah satu murid dari ulama kharismatik, K.H. Maimun Zubair.
Gus Baha’ merupakan putra dari seorang ulama pakar Alquran dan juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran LP3IA yang bernama KH. Nursalim al-Hafizh dari Narukan, Kragan, Rembang.
Ayah Gus Baha’ (KH. Nursalim) merupakan murid dari KH. Arwani al-Hafidz Kudus dan KH. Abdullah Salam al-Hafidz Kajen Pati, yang nasabnya bersambung kepada para ulama besar.
Dalam menjaga sekaligus membumikan Alquran, ayah Gus Baha’ bersama dengan sahabatnya Gus Miek (KH. Hamim Jazuli) pada waktu itu beliau berdua membuat gerakan, yaitu dengan menyelenggarakan semaan Alquran secara keliling dari satu tempat ke tempat lain.
Baca juga: Pesan Syekh Ali Jaber Kepada Wali Kota Malang Sebelum Meninggal Dunia, Sutiaji Ungkap Harapan Ulama
Baca juga: Pengorbanan Besar Syekh Ali Jaber untuk Ummi Nadia Semasa Hidup, Bukti Cinta Sang Ulama ke Istri
Gerakan tersebut pada awalnya diberi nama Jantiko (Jamaah Anti Koler). Nama gerakan Jantiko kemudian mengalami perubahan menjadi Mantab (Majelis Nawaitu Topo Broto) disertai Dzikrul Ghafilin.
Ada pesan khusus yang disampaikan Gus Baha' dalam setiap ia memberikan pengajian. Kali ini membahas soal Haji.
Menurut Gus Baha', kalau kita tidak mampu naik haji jangan dijadikan alasan bagi kita untuk memutus harapan berhaji.
"Seandainya kita tidak mampu naik haji, kita tetap perlu menunjukkan keseriusan dalam berhaji melalui orang yang berhaji. Salah satu caranya dengan ikut merasa senang dengan orang yang berhaji," paparnya Gus Baha'.