Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kilas Balik

Kisah Marinir Sukses Bikin Malu Pasukan Elit 3 Negara Persemakmuran Inggris, Malaysia Blunder

Marinir Indonesia pernah permalukan pasukan elit negara lain. Tepatnya, pasukan elit negara persemakmuran Inggris.

Editor: Januar
KOMPAS.com/HADI MAULANA
ILUSTRASI Pasukan Marinir 

Editor: Januar AS

TRIBUNJATIM.COM - Marinir Indonesia pernah permalukan pasukan elit negara lain.

Tepatnya, pasukan elit negara persemakmuran Inggris.

Kisah tersebut terjadi pada era Presiden Soekarno.

Seperti apa kisahnya?

Simak selengkapnya!

Sejarah banyak mencatat perjuangan secara fisik para pejuang kemerdekaan di Indonesia.

Perjuangan itu pula yang kini terus dilanjutkan oleh para anggota TNI dari berbagai misi dalam menjaga dan mempertahankan tanah air tercinta.

Kisah Pramugari Jelita Pacari Prajurit Kopassus, 20 Tahun Kemudian Sang Pacar Jadi Jenderal

Sebuah kisah, keberhasilan menyingkirkan Belanda di masa revolusi, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno berambisi besar untuk mempersatukan seluruh wilayah dari Sabang sampai Merauke di bawah bendera Merah Putih.

Kisah paling heroik sekaligus meminta banyak korban putra-putri terbaik bangsa adalah ketika Indonesia terlibat konflik dengan negara-negara persemakmuran Inggris di tanah Borneo (Kalimantan).

Lewat aksi Dwikora dan jargon politik Ganyang Malaysia, Soekarno memobilisasi seluruh kekuatan rakyat untuk bersatu melawan aksi pecah belah Inggris dan antek-anteknya.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1962-1966 memang membuat pihak Negara Persemakmuran terutama Inggris, Australia dan Selandia Baru ekstra repot.

Mau tak mau trio negara beda benua satu rasa itu mengerahkan militernya untuk membantu serdadu Malaysia menghadapi infiltrasi sukarelawan dan tentara Indonesia.

Satu di antara peristiwa yang akan dikenang dalam konfrontasi Indonesia-Malaysia adalah Peristiwa Kalabakan.

Kalabakan adalah sebuah kawasan di distrik yang terletak di bagian barat distrik Tawau.

Jaraknya dari Kota Tawau adalah sekitar 100++ kilometer.

Saat ini, Kalabakan hanyalah sebuah kota terpencil yang tidak memiliki status kota.

Saat itu bulan Desember 1963, Peleton X yang merupakan satuan khusus KKO AL (sekarang Marinir) ditugaskan ke perbatasan Kalimantan Timur (Kaltim)-Sabah.

Peleton X tersebut bertugas di bawah Basis VI operasi A/Koti.

Lantas KKO ditugaskan untuk melakukan raid/serangan ke Sabah (Sandakan, Lahat Datu dan Sempurna).

Tim kemudian dibagi tiga kelompok kecil, sasaran pertama diserang oleh tim pimpinan Kopral Mar Sukibat dan prajurit Mar Subroto.

Sasaran kedua akan diserang oleh pasukan pimpinan Serda Mar Rebani.

Sedangkan sasaran ketiga akan diserang oleh tim pimpinan Prajurit Mar Asmat.

Para personel KKO yang akan melaksanakan serangan ini memang sudah dibekali latihan jungle warfare dan berkualifikasi komando.

Maka di dalam diri mereka tersimpan 'beban' sekaligus kebanggaan sebagai prajurit elit Indonesia.

Dengan keadaan alam berhutan Kalimantan maka tepat rasanya kenapa KKO ini dipilih untuk melakukan serangan.

Lawan yang akan dihadapi oleh pasukan KKO ini bukan sembarangan, yakni Royal Malaysia Regiment ditambah kesatuan prajurit Inggris yang sudah kenyang pengalaman kontra gerilya di kampung Kalabakan.

Pasukan pimpinan Serda Rebani lah yang bertugas menyerang posisi dua pos pasukan Royal Malaysia Regiment berkomposit serdadu Inggris tersebut.

Satu kesalahan fatal kemudian diperbuat oleh pasukan Royal Malaysia Regiment dan kesatuan Inggris dalam menjaga pos perbatasannya.

British Troops in Borneo

Mereka menganggap remeh kekuatan pasukan Indonesia di sana dan penjagaan menjadi lengah.

Apalagi persenjataan yang dimiliki oleh pihak lawan lebih komplit.

Pasukan KKO pimpinan Serda Rebani tentu tak menyia-nyiakan hal ini.

Dengan perlengkapan tempur seringan mungkin, pada jam J hari H, pasukan Marinir Indonesia itu langsung menyerang secara mendadak dan cepat ke posisi Royal Malaysia Regiment setelah sebelumnya menerobos wilayah lawan.

Serangan mendadak ini tentu tak disangka-sangka oleh pasukan Malaysia dan Inggris karena mereka lengah.

Belum sempat kokang senjata dan siap tempur atau istilahnya "caught with their trousers down" mereka sudah dihabisi oleh serangan cepat KKO AL.

Korban dari pihak Malaysia dan Inggris berjatuhan, sebanyak delapan orang tewas dan 38 lainnya luka-luka.

Pasukan Serda Rebani juga berhasil merampas 1 Rifle Bren, 7 SMR, 10 Sten Gun dan 1 buah pistol milik musuh.

Sedangkan dari KKO sendiri gugur satu orang yakni Prajurit Gabriel.

Yang paling merugikan adalah di antara kedelapan korban tewas itu ada tiga orang Perwira pasukan Inggris yakni, Mayor RM Haddow, Mayor R.H.D. Norman dan Mayor H.A.I. Thompson.

Namun pihak kerajaan Inggris berusaha menutupi kematian ketiganya karena ingin menjaga eksistensi (atau malu) bahwa perwira militernya tewas ditangan tentara dari negara baru merdeka 'kemarin sore.'

Setelah berhasil melakukan serangan di kampung Kalabakan ini, tim Serda Rebani kemudian balik markas.

Tapi sayang karena kekurangan makanan dan medan berat beberapa prajurit tidak kembali ke markas termasuk Serda Rebani sendiri.

Atas jasa dan keberaniannya Rebani dinaikkan pangkatnya menjadi Sersan Mayor Anumerta dan Pemerintah RI menganugerahkan Bintang Sakti kepadanya.

Dengan serangan ini pihak lawan kemudian mengurangi aktivitas militernya di perbatasan, bukan hanya itu Malaysia juga membangun monumen di kampung Kalabakan untuk mengenang peristiwa bersejarah ini.(Grid/TribunJambi.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Dianggap Negara Merdeka Kemarin Sore, Aksi Serbuan Marinir TNI AL di Era Soekarno Bikin Malu Inggris

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved