Dindik Jatim Belum Pastikan Kapan Pembelajaran Tatap Muka SMA/SMK, Tunggu Ada Regulasi yang Jelas
Dinas Pendidikan Jawa Timur belum memastikan kapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Tunggu regulasi maupun payung hukum yang jelas.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Hefty Suud
Reporter: Sulvi Sofiana | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dinas Pendidikan Jawa Timur belum memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk SMA/SMK akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru.
Meskipun data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim pada Minggu (7/3/2021) menunjukkan, 19 kabupaten/kota di Jawa Timur (Jatim) sudah berada di zona kuning.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Surabaya-Sidoarjo, Lutfi Isa Ansori mengatakan, pihaknya hanya mendengar ada target dari Presiden Joko Widodo kalau PTM dimulai semester kedua, sekitar bulan Juli mendatang.
Baca juga: Panen Raya Bareng Petani Pakal, Wali Kota Eri Minta Warga Manfaatkan Tanah Aset Pemkot Surabaya
Baca juga: Penyidik Kejati Jatim Geledah Rumah Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Kredit Fiktif Bank Jatim
"Namun saat ini belum ada pembahasan di tingkat Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim terkait teknis pelaksanaan kebijakan tersebut," ujarnya, Selasa (9/3/2021).
Sejauh ini, kata Lutfi, sistem yang diterapkan oleh Dindik Jatim ialah pembelajaran daring.

Regulasi ini menyesuaikan aturan yang berlaku. Apalagi sekarang masih Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
"Jika kebijakan tersebut memang diterapkan bulan Juli mendatang, harus ada regulasi maupun payung hukum yang jelas. Kemudian yang harus disiapkan juga adalah sekolah dan para guru-gurunya," katanya.
Baca juga: Golkar Jatim Siap Kawal Syaichona Kholil Jadi Pahlawan Nasional: Sosoknya Meningspirasi Lahirnya NU
Baca juga: Buntut Asmara Kaesang Kandas, Ibu Felicia Pegang Rahasia Anak Presiden? Ini Reaksi Gibran-Kahiyang
Terpisah, Anggota Dewan Pendidikan Jatim, Isa Ansori menilai bahwa pembukaan sekolah-sekolah sudah ditunggu masyarakat terutama orangtua.
Menurutnya pembelajaran daring selama pandemi virus Corona ( Covid-19 ) tidak maksimal. Kendala utamanya adalah fasilitas pendidikan yang kurang.
"Selama ini sistem pendidikan dilakukan secara konvensional dengan metode tatap muka di sekolah. Nah kemudian karena pandemi dipindahkan ke rumah dengan cara online atau daring," ucapnya.
Ia melanjutkan, "Secara fasilitas tentu tidak memenuhi, orang tua tidak selalu ada untuk mendampingi, kemampuan alat, ekonomi, dan pengetahuan tidak sama satu dengan yang lain sehingga sangat tidak efektif."
Jika PTM dimulai Juni, Isa memberi imbauan seperti halnya Lutfi, yakni harus ada rambu-rambu atau regulasi dalam pelaksanaan PTM.
Misalnya guru dan siswa harus dipastikan sehat, kemudian sarana dan prasarana sekolah juga harus menerapkan protokol kesehatan.
"Hanya saja kalau ini dibebankan ke sekolah tentu akan menjadi persoalan, saya kira pemerintah harus hadir dan bersinergi. Yakni memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten terkait kesiapan sekolah tatap muka," pungkasnya.