Polisi Sebut 22 Terduga Teroris Kerap Latihan di Gunung Bromo, Ini kata Tokoh Masyarakat
Polisi menyebut 22 tersangka teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Jawa Timur pernah menggunakan wilayah sekitar Gunung Bromo sebagai lokasi
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Januar
Reporter: Tony Hermawan | Editor: Januar AS
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Polisi menyebut 22 tersangka teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Jawa Timur pernah menggunakan wilayah sekitar Gunung Bromo sebagai lokasi latihan.
Kabar itu langsung mengejutkan banyak pihak. Tak terkecuali warga Tengger di kawasan Probolinggo.
Digdoyo Djamaluddin, tokoh masyarakat Tengger mengaku kaget mendengar hal itu. Pasalnya, pengunjung selalu diperiksa ketat saat melewati pos pemeriksaan menuju wisata Gunung Bromo.
"Pintu masuk Bromo ada 3 akses, semua dijaga ketat karena dulu pernah ada buronan narkoba yang lari di Bromo, nah gara-gara itu kami gak mau kecolongan lagi," kata Digdoyo, Minggu (21/3/2021).
Didgoyo yang karib disapa Yoyo sepengetahuannya, selama ini juga tak pernah mendapat laporan Bromo digunakan untuk tempat latihan kelompok radikal alias teroris.
Baca juga: Viral Jembatan Seharga Rp 200 Juta di Gresik, Kades Buka Suara: Ditambah Paku Bumi
Sepengetahuannya, Bromo malah kerap digunakan lokasi latihan militer. Bahkan, Bromo juga sering dijadikan beberapa kelompok perguruan silat sebagai arena gelanggang berlatih.
"Di lautan pasir Bromo kan ada tempat semacam buat semedi ya itu latihan di sana," ujarnya.
"Kalau militer biasanya latihan buat ambil baret," tambahnya.
Memang katanya, ketika sebuah organisasi melakukan kegiatan di Bromo tidak ada izin khusus. Mereka bisa ke kawasan Bromo hanya cukup membayar tiket masuk, layaknya pengunjung pada umumnya.
"Ya cuma masuk beli tiket gitu aja, tapi di pos kan ada petugas, mereka selalu mengawasi kalau ada yang mencurigakan," tuturnya.
Tapi dilanjutkan Yoyo Bromo termasuk memang wisata internasional. Siapa pun bisa datang dengan belbagai alasan.
Maka itu, butuh peran masyarakat lokal untuk ikut menjaga kondusivitas Bromo.
Bila ada kegiatan yang mencurigakan atau terindikasi tidak wajar, masyarakat harus segera melapor pada pihak keamanan.
"Kalau memang Bromo pernah dijadikan tempat latihan mulai sekarang harus lebih betul-betul lebih awas terhadap semua pengunjung. Kalau ada pengunjung yang mencurigakan segera koordinasi dengan pihak keamanan," pungkasnya.
Kumpulan berita Lumajang terkini