Viral Video Pembeli Ngamuk ke Kurir Saat COD, YLKI: Rendahnya Pemahaman Konsumen
Kasus seorang kurir pengantar belanja online dengan sistem pembayaran COD atau bayar di tempat mendapat makian dari konsumen kembali terjadi.
Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM - Kasus seorang kurir pengantar belanja online dengan sistem pembayaran COD atau bayar di tempat, mendapat makian dari konsumen kembali terjadi.
Video kejadian tersebut viral di media sosial sejak 15 Mei 2021 yang mana terlihat perempuan berpakaian kuning mengeluarkan kata-kata kasar kepada kurir.
Kalimat hinaan itu dilontarkan pembeli karena marasa pesanan yang diterimanya tidak seusai. Sang kurir makin disudutkan oleh wanita berbaju merah yang berada tidak jauh.
Pada akhirnya, perempuan berbaju kuning tadi enggan membayar pesanan dan meminta kurir mengembalikan ke pengirim.
Pasca video ini viral, banyak warganet menyayangkan sikap kedua perempuan yang memaki kurir dengan kalimat tidak pantas.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Yayasan Layanan Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menyebut kurangnya literasi digital di masyarakat, khususnya pelaku dalam video.
"Itu kan sebenarnya satu ironi, masih rendahnya pemahaman konsumen terhadap digital economy secara keseluruhan atau transaksi secara digital," kata Tulus seperti dinukil TribunJatim.com dari Kompas.com, Minggu (16/5/2021).
Ia mengatakan edukasi yang diberikan dari pihak platform penjualan serta ekspedisi masih rendah.
Begitu juga dengan literasi dari konsumen tersebut yang dinilai rendah.
"Konsumen taunya hanya soal COD, bayar di tempat, kemudian mekanisme yang lain tidak mengerti. Sayangnya konsumen kita juga tidak banyak membaca syarat dan ketentuan yang berlaku di dalam platform digital itu," jelas dia.
Yayasan Layanan Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menyebut kurangnya literasi digital yang dimiliki oleh masyarakat, dalam hal ini pelaku dalam video.
"Itu kan sebenarnya satu ironi, masih rendahnya pemahaman konsumen terhadap digital economy secara keseluruhan atau transaksi secara digital," kata Tulus saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/5/2021).
Ia mengatakan edukasi yang diberikan dari pihak platform penjualan serta ekspedisi masih rendah. Begitu juga dengan literasi dari konsumen tersebut yang dinilai rendah.
"Konsumen taunya hanya soal COD, bayar di tempat, kemudian mekanisme yang lain tidak mengerti. Sayangnya konsumen kita juga tidak banyak membaca syarat dan ketentuan yang berlaku di dalam platform digital itu," jelas dia.