Berita Surabaya
Mahasiswa Narotama Surabaya Ciptakan Alat Pengusir Hama Tikus Berbasis Internet of Things
Berawal dari melihat banyaknya keluhan dari petani yang merasa dirugikan dengan adanya hama tikus yang menyerang padi disawah mereka.
Penulis: Zainal Arif | Editor: Ndaru Wijayanto
Reporter: Zainal Arif I Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Berawal dari melihat banyaknya keluhan dari petani yang merasa dirugikan dengan adanya hama tikus yang menyerang padi disawah mereka.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya menciptakan sebuah alat pengusir hama tikus sederhana berbasis Internet of Things bernama Dual Sonic Pestrepeller.
Alat tersebut dibuat dengan menggunakan komponen yang mudah dicari dan harga yang murah dengan kualitas yang standar.
Alat tersebut bekerja dengan mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu obyek.
Alat tersebut digunakan mahasiswa secara langsung untuk membantu petani di Desa Munggugebang, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik sebagai bentuk aksi para mahasiswa dalam menjalankan kewajiban KKN mereka.
Ketua Kelompok KKN, Arrahman Kaffi menjelaskan masalah hama tikus yang terjadi di kawasan tersebut mengakibatkan hasil panen petani menjadi kurang maksimal.
"Berdasarkan permasalahan tersebut, kami berusaha mencarikan solusi yaitu dengan menciptakan alat Dual Sonic Pestrepeller ini," ujar Kaffi kepada SURYA.co.id grup Tribunjatim.com), Jumat (4/6/2021).
Alat tersebut bekerja dengan mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu obyek.
"Semua obyek memancarkan energi radiasi. Seperti saat terdeteksi sebuah gerakan dari sumber infra merah dengan suhu tertentu, yakni makhluk hidup baik manusia maupun hewan dengan radius 5 meter," terang mahasiswa Program Studi Sistem Informasi ini.
"Kemudian sensor mendeteksi obyek, secara otomatis speaker piezo akan berbunyi selama 1 menit dan mengirimkan notifikasi ke smartphone,” imbuhnya.
Meskipun dibuat dengan komponen yang sederhana, alat yang mereka buat itu mampu menanggulangi hama di sawah petani Desa Munggugebang terutama hama tikus dan burung yang sering mengganggu dan merusak area persawahan pada mitra kelompok KKN mereka.
“Respon mitra KKN dan kepala dusun desa setempat sangat senang dengan alat ini. Dikarenakan salah satu faktor masalah pada sawah di Desa Munggugebang memang adalah hama tikus dan burung,” ungkapnya.
Pembuatan alat tersebut sejatinya mengalami sedikit kendala. Dikarena mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer, kurang memahami tentang rangkaian elektronika.
Namun hal tersebut tak menghalangi mereka untuk terus mencoba membuat alat tersebut sampai berhasil.