Berita Banyuwangi
Cerita PKL Banyuwangi Bersyukur Diberi Bantuan Uang Rp 300 Ribu dari Pemkab saat PPKM Darurat
Para pedagang kaki lima (PKL) dan warung-warung kecil di Banyuwangi merespons positif pemberian bantuan uang tunai Rp300.000 per orang oleh Pemkab...
Penulis: Haorrahman | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Haorrahman
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Para pedagang kaki lima (PKL) dan warung-warung kecil di Banyuwangi merespons positif pemberian bantuan uang tunai Rp300.000 per orang oleh Pemkab Banyuwangi pada masa PPKM Darurat.
Bantuan tersebut diharapkan oleh Pemkab Banyuwangi cukup membantu di tengah penurunan omzet yang dialami para pedagang.
Sofyan, seorang pedagang jagung rebus, mengatakan, sebelum masa PPKM Darurat, dia bisa membawa dan menjual 200 buah jagung rebus dalam semalam. Saat ini, hanya membawa 50 saja, karena memang jam operasional dibatasi.
“Bawa 50 buah itu pun sering tidak habis," ujar Sofyan saat bercerita bersama Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Kecamatan Genteng, Senin malam (19/7/2021).
Di tengah situasi sulit semacam ini, Sofyan tetap bersyukur. “Semua wajib disyukuri, alhamdulillah masih diparingi sehat (diberi kesehatan) sehingga masih tetap bisa bekerja. Sehat itu sekarang yang paling wajib disyukuri,” ungkapnya.
Bupati Ipuk yang kembali berkeliling ke PKL-PKL dan pedagang kecil lalu menyalurkan dana bantuan uang tunai kepada Sofyan dan PKL serta warung kecil lainnya.
Dia menargetkan ada lebih dari 3.000 PKL/warung kecil yang menerima bantuan uang tunai.
”Saya mohon maaf, mohon maaf sekali, atas kebijakan PPKM Darurat ini untuk menekan penularan Covid-19. Tetap pakai masker ya Pak. Bantuan ini tolong jangan dilihat nilainya, ini wujud saling bantu di antara kita. Insya Allah, Insya Allah ini semua bisa segera kita lewati,” ujar Ipuk.
Dalam aktivitasnya, Ipuk juga tampak selalu memborong dagangan para pelaku usaha kecil tersebut.
Ipuk kemudian juga menemui Fakhrurrozi, yang berjualan kue wafel. Pendapatannya menurun lantaran berkurangnya jam operasional.
Fakhrurrozi biasa membuka dagangan pukul 17.00 sampai 22.00. Tapi kini hanya sampai pukul 20.00.
"Biasanya dapat sampai Rp150 ribu, ini baru dapat Rp40 ribu," ceritanya kepada Ipuk.
Baihaqi, penjual martabak, juga merasakan imbas PPKM Darurat. Namun, dia bersyukur mendapat bantuan dari Pemkab Banyuwangi.
Bukan nilainya yang dia lihat, tapi semangat kebersamaan untuk mengarungi masa sulit saat ini.