Di Balik Keputusan Zlatan Ibrahimovic Bertahan di AC Milan, Ada Keterpaksaan

Editor: Taufiqur Rochman

TRIBUNJATIM.COM - Keputusan Zlatan Ibrahimovic memperpanjang kontraknya bersama AC Milan pada April lalu tampaknya diwarnai oleh keterpaksaan.

Bomber gaek asal Swedia itu resmi bertahan di AC Milan seusai meneken pembaruan kontrak apda April 2021.

Alhasil, masa bakti Zlatan Ibrahimovic di AC Milan yang semula bakal berakhir pada penghujung musim 2020-2021 bertambah menjadi hingga Juni 2022.

"Saya sungguh bahagia. Saya selalu bilang, bermain untuk Milan seperti di rumah sendiri," kata Ibrahimovic kepada Milan TV, seperti dikutip BolaSport.com.

"Ini benar-benar seperti rumah saya."

"Kalau bisa tinggal di sini seumur hidup, saya dengan senang hati akan melakukannya," ujar striker 39 tahun itu.

Dari ucapannya, dapat dilihat bahwa Ibrahimovic memutuskan bertahan di AC Milan secara sukarela.

Akan tetapi, menurut laporan Le Parisien yang dilansir BolaSport.com, ternyata Ibrahimovic menandatangani perpanjangan kontrak di AC Milan tidak secara sukarela melainkan terpaksa.

Laporan Le Parisien menyatakan bahwa sebelum menandatangani pembaruan kontrak di AC Milan, Ibrahimovic ingin kembali ke Paris Saint-Germain (PSG), klub yang dibelanya antara 2012 sampai 2016.

Bahkan, untuk mewujudkan kepulangan ke Prancis, Ibrahimovic telah meminta agennya, Mino Raiola, untuk melakukan pembicaraan dengan PSG terkait kemungkinan kembalinya bomber asal Swedia itu ke Parc des Princes.

Menurut laporan itu, Ibrahimovic berniat kembali ke PSG lantaran ingin memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memenangkan Liga Champions 2021-2022.

Diketahui, sepanjang kariernya Ibrahimovic belum pernah sekali pun mengangat trofi Liga Champions.

AC Milan sendiri mentas di Liga Champions 2021-2022, namun sumber yang sama menyebut bahwa Ibrahimovic tidak merasakan ada kans besar untuk merebut Si Telinga Besar bersama Rossoneri.

Oleh sebab itu, Ibrahimovic pun ingin bergabung dengan finalis Liga Champions 2019-2020 itu.