Berita Sampang
Menilik Eloknya Wisata Bakau Labuhan Manis di Sampang Madura
Desa Labuhan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang memperkenalkan keindahan hutan mangrove untuk pemulihan ekonomi
Penulis: Hanggara Syahputra | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanggara Pratama
TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG - Sejumlah Pemerintah Desa di Kabupaten Sampang, Madura terus berinovasi dalam mengembangkan destinasi atau objek wisata di desanya masing-masing.
Hal itu ditekankan Bupati Sampang, Slamet Junaidi guna menciptakan desa mandiri dalam meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Termasuk untuk memperkenalkan sejarah, budaya, dan potensi desa ke publik.
Salah satu desa yang terus melakukan pengembangan desa wisata yakni, Desa Labuhan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, Madura.
Dengan memperkenalkan keindahan desa dan budaya masyarakat setempat melalui konsep wisata Edukasi Hutan Mangrove.
Konseptor dan Pengembang Wisata Edukasi Mangrove, Deasy Yumna Sari mengatakan, wisata yang diberi nama Wisata Bakau Labuhan Manis (WBLM) itu dibentuk untuk mengajak masyarakat agar sadar wisata.
"Termasuk menyadari dampak manfaat wisata bagi perekonomian masyarakat desa," ujarnya, Minggu, (15/8/2021).
Menurutnya, wisata berkonsep edukasi mangrove itu juga bertujuan untuk memperkenalkan beberapa informasi seperti sejarah, budaya dan potensi desa.
Salah satunya, sebagai sarana mempromosikan produk hasil olahan mangrove khas Desa, diantaranya Kopi, dan produk kecantikan dari mangrove.

Menurutnya, selama ini minat kunjungan wisatawan selalu ada. Sehingga, moment tersebut merupakan peluang untuk mengenalkan produk dan potensi desa ke masyarakat luar.
"Begitupun tidak banyak orang yang mengetahui fungsi pohon bakau atau manfaat bagi kehidupan manusia khususnya masyarakat pesisir pantai.
Selain sebagai pemecah ombak mangrove juga berfungsi menahan air laut ketika pasang," tuturnya.
"Maka dari itu kita informasikan kepada pengunjung agar memiliki rasa menjaga kelestarian hutan mangrove dimana pun berada," imbuhnya.
Di sisi lain, konsep tentang local Living Tourism juga harus ada, artinya mengangkat kegiatan wisata dari kehidupan sehari-hari masyarakat lokal.