Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Mensos Tri Rismaharini Ikut Lari Bersama Warga Pacitan dalam Simulasi Hadapi Gempa Bumi dan Tsunami

Mensos Tri Rismaharini ikut berlari bersama warga Pacitan dalam simulasi menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com/Biro Komunikasi Kemensos
Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini saat melakukan kunjungan ke Pacitan untuk simulasi evakuasi masyarakat Pacitan menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami, Sabtu (11/9/2021). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sri Handi Lestari

TRIBUNJATIM.COM, PACITAN - Bersama anggota masyarakat lain di Kabupaten Pacitan, Menteri Sosial Tri Rismaharini berlari menuju ke tempat yang lebih tinggi.

Di bawah guyuran hujan, mereka bergerak cepat menuju bukit terdekat.

Waktu mereka hanya 20 menit sebelum tsunami datang mengancam jiwa. Simulasi juga melibatkan personel seperti Tagana (Taruna Siaga Bencana), peralatan seperti tenda, alas tidur, permakanan, mobil dapur umum lapangan dan truk tangki air.

Aksi Mensos dan warga Pacitan merupakan bagian dari simulasi evakuasi masyarakat Pacitan menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami.

"Simulasi dilakukan di Pacitan, karena memang di sini diperhitungkan paling tinggi dampak dari bencana. Mudah-mudahan tidak terjadi. Tapi kalau memang terjadi diharapkan dampaknya bisa diminimalkan," kata Tri Rismaharini dalam paparannya di Dermaga Tamperan, Pacitan, Sabtu (11/9/2021).

Tri Rismaharini menekankan kepada kecepatan evakuasi warga saat bencana terjadi.

Usai menjajal evakuasi, Tri Rismaharini memberikan pesan kepada Tagana, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) untuk memastikan lebih detail jalur evakuasi, termasuk di tengah kota yang padat penduduk.

"Pastikan kalian membuat simulasi lebih detail, kemana masyarakat harus menyelamatkan diri. Perhitungkan yang mengungsi adalah lanjut usia dengan waktu hanya sekitar 20 menit," kata Tri Rismaharini.

Dia juga berpesan kepada pemerintah daerah dan pilar sosial untuk memperhatikan serius penyelamatan terhadap kelompok rentan, termasuk lanjut usia.

"Kasih titik di mana saja mereka tinggal. Ini akan memudahkan langkah evakuasi," ujar Tri Rismaharini.

Dalam kesempatan tersebut, Tri Rismaharini bersama Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, dan Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji menuju ke titik-titik evakuasi yang ditentukan.

Baca juga: Bupati Pacitan Lelang Sepatu Bersejarahnya, Haslinya akan Didonasikan untuk Penanganan Covid-19

Tri Rismaharini memimpin pertemuan kecil memverifikasi peta data dengan kondisi lapangan di pinggir sungai di kawasan Dusun Babakan, Desa Kembang.

Kepada Indrata Nur Bayuaji, Tri Rismaharini berpesan untuk menyiapkan jalur evakuasi dan titik kumpul warga. Pertemuan kecil menyepakati ada 12 titik evakuasi warga yang menjadi informasi bagi Kemensos untuk mengirimkan bufferstock.

Kegiatan simulasi evakuasi menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Pacitan tersebut merupakan bagian dari langkah mitigasi bencana. Upaya mitigasi bencana dilakukan dengan memperhatikan hasil studi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Dalam beberapa kesempatan, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, berdasarkan penelitian dan pemodelan BMKG, wilayah selatan Jawa Timur menyimpan potensi bencana gempa bumi yang cukup besar. Daerah yang diprediksi terdampak tersebut adalah Pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Malang selatan, Lumajang, dan Banyuwangi.

Meskipun belum ditemukan alat yang dapat memprediksi secara tepat kapan bencana terjadi, namun Tri Rismaharini menekankan, perlu upaya serius, terencana dan terorganisasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah menghadapi kemungkinan terjadi bencana.

Menurut Tri Rismaharini, simulasi evakuasi masyarakat menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami pada hari ini merupakan bentuk langkah nyata dan serius menghadapi bencana.

"Saya juga sudah perintahkan jajaran untuk secara periodik dan terencana melakukan sosialisasi mitigasi bencana di kawasan yang rawan, termasuk Pacitan," jelas mantan Wali Kota Surabaya itu.

Langkah Kemensos berikutnya adalah membentuk Kawasan Siaga Bencana (KSB) di beberapa daerah di Selatan Jawa.

Di Pacitan telah dibentuk lima KSB. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, KSB melakukan simulasi secara berkala dengan melibatkan kelompok rentan yakni perempuan, lanjut usia, penyandang disabilitas dan anak-anak.

"Pembentukan KSB di Kabupaten Pacitan dimaksudkan untuk melatih masyarakat melakukan evakuasi mandiri sebelum datang pertolongan ketika terjadi bencana," beber Risma.

Dalam kegiatan ini, disimulasikan pada hari Sabtu (11/9/2021) jam 10.00 WIB terjadi gempa bumi dengan magnitudo 8,7, epicenter 300 km Tenggara Pacitan dan kedalaman 19 km. Gempa bumi menimbulkan tsunami yang berdampak pada seluruh pesisir Jawa Timur termasuk wilayah Pacitan dengan ketinggian gelombang tsunami 25-28 m dari muka air laut di tepi pantai.

Waktu kedatangan gelombang tsunami 26 menit setelah guncangan gempa bumi. Diperlukan waktu maksimal 5 menit untuk penyebarluasan peringatan dini, sehingga golden time (waktu tersisa untuk evakuasi) 22 menit.

Gelombang tsunami masuk maksimal 6 km ke Kota Pacitan, mencapai beberapa tempat strategis dan vital. Ketinggian air bervariasi mulai dari 22 m di wilayah pantai/pesisir, 11-17 m di wilayah bantaran sungai, 6-11 m di wilayah tengah (termasuk alun-alun), dan 10-12 m di Bantaran Sungai Grindulu.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved