Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Liga Italia

Pasca Ditinggal Ronaldo, Juventus Alami Krisis, Bak Dilanda Bencana Bertubi-tubi, Ada Masalah Mental

Juventus seperti memasuki masa-masa mimpi buruk akhir-akhir ini sejak ditinggal Cristiano Ronaldo ke Manchester United.

Editor: Taufiqur Rohman
TWITTER.COM/JUVENTUSFCEN
Ekspresi pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, dalam laga perempat final Coppa Italia melawan Atalanta di Stadion Atleti Azzurri d'Italia pada 30 Januari 2019. 

TRIBUNJATIM.COM - Sejak ditinggal Cristiano Ronaldo ke Manchester United, Juventus seperti memasuki masa-masa kelam akhir-akhir ini

Sayangnya, masa kelam Juve usai ditinggal Ronaldo belum juga menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

"Hidup harus terus berjalan," itu adalah pesan dari pelatih Massimiliano Allegri setelah mengetahui keinginan Cristiano Ronaldo untuk pergi bulan lalu.

Tetapi kemudian, setelah 4 pertandingan Serie A mereka bermain tanpa Ronaldo, Juventus terus berpindah dari satu bencana ke bencana berikutnya.

Reaksi di Turin terhadap kepergian penyerang Portugal itu ke klub Liga Utama Inggris Manchester United beragam.

Baca juga: Ruang Ganti Juventus Memanas, Allegri Ngamuk, Dua Pemain Bertengkar Usai Lawan Milan

Meskipun memimpin daftar pencetak gol tim di setiap musim yang ia habiskan di Juventus, dampak luas Ronaldo tidak selalu dilihat secara positif.

Mengingat berapa banyak Ronaldo membebani klub dalam upah dan tuntutannya untuk menjadi pemain utama di lapangan.

Tapi, empat laga pasca era Ronaldo, klub tersukses Serie A itu duduk di zona degradasi.

Mereka belum mencicipi kemenangan satu kalipun di liga musim ini.

Hasil imbang 1-1 dengan AC Milan pada hari Minggu memastikan Juventus gagal memenangkan salah satu dari empat pertandingan pertama mereka di Serie A musim ini.

Baca juga: Juventus Terpuruk, Fans AC Milan Ledek Si Nyonya Tua: Kalian akan Balik ke Serie B

Ini adalah pengalaman pahit keempat kalinya dalam sejarah Juventus, dan pertama kali sejak 1961-62.

Surat kabar Italia Corriere dello Sport bersikeras klub telah mencapai "titik terendah".

Sementara harian Turin Tuttosport menulisnya sebagai sisi "krisis" Juventus.

Masalah Mental

Kekhawatiran terbesar bagi penggemar Juventus dari tiga pertandingan liga pertama tim mereka musim ini adalah kurangnya ancaman barisan serangan mereka.

Setelah bermain imbang 2-2 melawan Udinese, Juve mengalami kekalahan mengejutkan 0-1 di kandang dalam pertandingan pertama mereka melawan Empoli, tim yang baru promosi.

Mereka bermain tanpa pernah benar-benar mengganggu gawang lawan mereka.

Kekalahan lainnya terjadi saat kalah 1-2 melawan Napoli, tetapi keadaan di pasukan Allegri tampaknya telah membaik.

Mereka sempat unggul lebih dulu oleh gol Alvaro Morata pada menit Ke-10.

Namun gol itu berhasil dibalas Napoli pada babak kedua oleh Matteo Politano dan Kalidou Koulibaly sehingga mereka kalah 1-2.

Mereka gagal mengamankan tiga poin pada laga melawan AC Milan.

Setelah unggul 1-0 pada menit empat, gol itu berhasil dibalas pada babak kedua pada menit Ke-76 oleh Ante Rebic.

Dari tendangan sudut melawan Milan pada hari Minggu, memulai pertandingan dengan intensitas yang jauh lebih tinggi.

Juventus sebenarnya telah bisa memimpin dalam waktu empat menit dengan gol serangan balik yang bagus.

Juve tetap unggul di babak pertama, dan tampak seperti sesuatu yang mendekati yang terbaik.

Paulo Dybala mengambil alih peran Ronaldo dan mengambil serangan ke tim AC Milan.

Namun saat peluang datang dan memasuki babak kedua, rasa gugup mulai menjalar di tim Juventus.

Juve duduk semakin dalam. Mereka menatap untuk memberikan bola dengan frekuensi yang lebih besar dan sepertinya hanya masalah waktu sampai akhirnya Milan yang beberapa pemain intinya dilanda cedera berhasil menyamakan kedudukan.

Bahkan dengan bek tengah veteran Italia yang dipasang; Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci di jantung lini belakang, Juve kembali gagal menjaga clean sheet.

Mereka tidak pernah absen di liga sejak awal Maret - saat Ante Rebic menyamakan kedudukan.

“Dalam pandangan saya, ini lebih merupakan masalah mentalitas daripada kebugaran fisik,” kata bek Juventus, Danilo kepada DAZN.

“Pada saat-saat itu kami tidak dapat menekan atau bergerak secara defensif sebagai satu kesatuan, kami tidak menggerakkan bola dengan cukup cepat dan itu tentu saja sesuatu yang perlu kami tingkatkan," katanya dikutip dari Reuters.

“Kami harus fokus hanya pada pekerjaan kami sendiri dan kemajuan kami, bukan apa yang tim lain lakukan," ucapnya.

"Jika kami bisa bermain di level kami, kami pasti bisa naik ke atas klasemen,” katanya.

Mendapatkan kembali Scudetto, bagaimanapun, terasa jauh bagi Juve yang goyah pada musim ini.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Juventus Pasca Ditinggal Ronaldo Alami Mimpi Buruk yang Belum Juga Mereda, Ada Masalah Mental"

Ikuti berita seputar Liga Italia

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved