Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

PON XX Papua 2021

Faktor Lintasan Pertandingan Jadi Momok Tim Sepatu Roda Jawa Timur di PON XX Papua 2021

Faktor lintasan pertandingan jadi momok Tim Sepatu Roda Jawa Timur di PON XX Papua 2021. Terbiasa berlatih di lintasan aspal.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Dya Ayu
Venue pertandingan sepatu roda di PON XX Papua 2021. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Dya Ayu

TRIBUNJATIM.COM, JAYAPURA - Tim Sepatu Roda Jawa Timur dipastikan gagal meraih medali emas di tiga nomor dalam PON XX Papua 2021.

Tiga nomor itu terdiri dari nomor 15.000 meter, 1.000 meter putra dan 1.000 meter putri di Klemen Tinal Roller Sport Stadium, Kota Jayapura, Rabu (29/9/2021).

Yossy Aditya, jagoan Jawa Timur yang berlaga di nomor 15.000 meter meraih medali perunggu.

Sementara untuk nomor 1.000 meter putra, Jawa Timur mendapat medali perak dari M Adit. Sedangkan untuk 1.000 meter putri, Delfa Amalya mendapatkan medali perunggu.

Pada pertandingan sebelumnya, Yossy yang bertanding di nomor 15.000 meter kalah dari Yonatan Lovertus dari DKI Jakarta yang mendapat medali emas, dan Aiko Eugenius dari Jawa Barat yang mendapatkan perak.

Sementara di nomor 1.000 meter putri, Delfa Amaliya mendapatkan perunggu, usai kalah dari Naura Rahmadja dari DKI Jakarta yang mendapatkan medali emas, dan disusul Yemima Lovellya dari DKI Jakarta yang mendapat medali perak.

Pada nomor 1.000 meter putra, Yossy Aditnya mendapat perak. Ia dikalahkan atlet dari DKI Jakarta, Jurnalis Nurhakim yang mendapat medali emas, sedangkan perak diraih Radika Rais dari Jawa Barat.

Kegagalan Tim Sepatu Roda Jawa Timur dalam meraih medali medali emas di gelaran PON XX Papua 2021 ini, menurut Pelatih Sepatu Roda Jawa Timur, Muhammad Oki Ardiyanto, karena faktor lintasan pertandingan yang masih asing untuk atlet Jawa Timur, yakni menggunakan lintasan sintetis.

Hal ini tidak seperti tempat latihan atlet Jawa Timur yang biasa berlatih di lintasan aspal.

"Kami tidak pernah pakai lapangan seperti ini, karena kami latihannya masih di aspal. Ditambah kami tidak bisa tryout, jadi kami tidak bisa coba lapangan seperti lintasan untuk PON ini, akhirnya atlet sedikit kesusahan karena lebih licin, sehingga tidak bisa lepas mainnya," kata Oki Ardiyanto, Kamis (30/9/2021).

Hal senada juga disampaikan atlet sepatu roda Jawa Timur nomor ITT 500 meter, Nadhila Afiati Rachman. Ia mengatakan, atlet Jawa Timur perlu adaptasi untuk bermain di venue sepatu roda PON XX Papua 2021.

Baca juga: PON XX Papua 2021, Wushu Sumbang Satu Medali Perak dan Dua Perunggu untuk Jawa Timur

"Mungkin untuk evaluasinya, karena di Jatim belum ada lapangan seperti ini. Jadi pengalaman lumayan pengap, ngos-ngosan karena main di indoor, lapangan sendiri juga agak licin karena di Jatim biasa aspal jadi kami agak sulit untuk main lepas. Sebenarnya kami sudah dapat tambahan latihan satu kali, harusnya dua kali uji coba, tapi ini dapat tiga kali, namun karena terbiasa aspal, jadinya tetap ada kesulitan tersendiri," jelas Nadhila.

Untuk Nadhila Afiati Rachman, saat final nomor ITT 500 meter, ia menempati posisi keenam dengan catatan waktu 48.357 detik. Medali emas diraih Farah Amalia Salsabila Putri asal DKI Jakarta dengan 46.132 detik.

Kemudian medali perak diraih Dhinda Salsabila asal Papua dengan catatan waktu 46.156 detik dan medali perunggu diraih Sheila Mafira Dewi asal Jawa Barat dengan catatan waktu 47.143 detik.

Untuk pertandingan pada Rabu (30/9/2021), Tim Sepatu Roda Jawa Timur akan menjalani babak final putra putri relay 3.000 meter, dan keesokan harinya Jawa Timur akan berlaga di nomor maraton. 

Tim pelatih berharap di nomor maraton, Jawa Timur mampu meraih medali emas karena menggunakan lintasan aspal.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved