Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lumajang

BMKG Petakan Wilayah Lumajang yang Berpotensi Terjadi Gempa Megathrust, Ini Ancaman Terburuknya

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Pasuruan melakukan pemetaan skenario terburuk ancaman gempa bumi megathrust di  selatan Pulau Jawa, Lumaja

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Ndaru Wijayanto
Surya/Tony Hermawan
Petugas BMKG saat mematakan potensi gempa bumi megathrust di selatan Pulau Jawa, Lumajang, Kamis (4/11/2021). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Pasuruan melakukan pemetaan skenario terburuk ancaman gempa bumi megathrust di  selatan Pulau Jawa, Lumajang, Kamis (4/11/2021).

Diketahui, pemetaan itu dilakukan di sepanjang pesisir pantai selatan, mulai dari Tempeh, Pasirian, Tempeh, hingga Yosowilangun.

Upaya ini dilakukan untuk mengetahui jalur evakuasi, titik kumpul, hingga titik pengungsian jika sewaktu-sewaktu pantai-pantai di Lumajang diterjang gelombang tinggi tsunami.

Hasil dari mitigasi ini, petugas menyebut Lumajang adalah wilayah yang rawan terjadi gempa bumi.

Baca juga: Mobil Dinas untuk Wakil Bupati Tulungagung yang Baru Dilantik, Pemkab Anggarkan Rp 500 Juta

Kemungkinan terburuk yakni ancaman gempa bumi bermagnitudo 8,7 hingga mengakibatkan tsunami dengan tinggi gelombang mencapai 22 meter.

"Salah satu faktor penyebabnya karena Lumajang memiliki bentangan pantainya cukup panjang, yakni 70 kilometer di pesisir pantai selatan," kata Akhmad Fauzi, Pengamat Meteorologi dan Geofisika Pasuruan ketika ditemui di Pantai Watu Pecak.

Baca juga: Hanya karena Tak Mau Cium Tangan, Acara Pernikahan di Lumajang Berujung Baku Hantam

Dengan adanya potensi gempa bumi dan tsunami megathrust ini, masyarakat yang tinggal di tepai pantai dihimbau untuk tetap tenang dan waspada. 

Dengan resiko besar, diketahui beberapa bulan yang lalu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mulai memasang papan-papan peringatan kawasan rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Termasuk juga, rambu-rambu jalur evakusi dan titik pengungsian.

Selain itu, Petugas BPBD juga telah membekali warga pesisir pantai dengan ilmu mitigasi bencana. Mereka diajak membentuk
desa tangguh bencana atau destana berbasis masyarakat.

Kelompok ini diharapkan mampu menjadi ujung tombak dalam penanganan bencana alam. Sehingga ketika bencana terjadi korban jiwa dan materi dapat diminimalisir.

"Gempa megathrust itu memang masih menjadi ancaman ya. Sementara kami sudah melatih masyarakat dengan simulasi darurat 20-20-20. Pengertiannya jika terjadi gempa lebih dari 20 detik segera lari cari mencari ketinggian 20 meter yang mana harus cepat karena hanya memiliki waktu 20 menit," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved