Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kediri

Disakralkan Masyarakat, Kala Candi di Ngasem Kabupaten Kediri Tak Bisa Dipindahkan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri kunjungi lokasi penemuan Kala Candi di Desa Nambaan Kecamatan Ngasem.

Penulis: Farid Mukarrom | Editor: Ndaru Wijayanto
surya/farid mukarrom
Kasi Museum dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri Eko Priyanto saaat tinjau Kala Candi di Sungai Desa Nambaan Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri Senin (8/11/2021) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Farid Mukarrom

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri kunjungi lokasi penemuan Kala Candi di Desa Nambaan Kecamatan Ngasem.

Kunjungan ini untuk memastikan adanya laporan dari masyarakat mengenai penemuan Kala Candi beberapa hari yang lalu.

Kala candi ini ditemukan saat itu oleh pekerja dari Dinas PUPR yang sedang melakukan revitalisasi sungai. Penemuan Kala Candi ini kemudian mengagetkan masyarakat dan viral di media sosial.

Kala yang ditemukan ini tidak jauh dari temuan Batu Purbakala yang disakralkan oleh masyarakat yang dinamakan 'mbah pentul'.

Baca juga: Heboh Warga Kediri Temukan Kala Candi saat Bersihkan Sungai, Miliki Pahatan Era Kerajaan Kadhiri

Untuk temuan ukuran Kala Candi yang baru ditemukan ini adalah panjang 170 dan lebar 100 cm. 

Kemudian setelah ditinjau langsung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Kala yang ditemukan ini ternyata bukan temuan baru.

Melainkan satu rangkaian temuan Kala yang ditemukan pada tahun 1996. Namun karena satu Kala ini tertimbun di Sungai, maka yang terlihat hanya ada satu Kala Candi.

Eko Priyanto Kasi Museum dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri menjelaskan untuk temuan Kala ini sudah ada sejak tahun 1996.

"Jadi ada tiga temuan pertama itu Kalla, kedua batuan yang berkaki, masing - masing sudah punya nomor register," ujarnya Senin (8/11/2021).

Sementara itu Eko menjelaskan jika Kala ini tidak bisa dipindahkan karena adanya kepercayaan masyarakat yang dihormati.

"Jadi kenapa tidak dipindah karena kita menghargai kearifan setempat. Memang batu ini memilik emosional dengan masyarakat," terangnya.

"Apabila dipindahkan masyarakat bisa sampai ada yang kesurupan, makanya tetap ada di sini," jelas Kasi Museum dan Purbakala.

Eko juga memastikan bahwa Kala Candi ini berada di abad ke-12, masa peralihan jawa tengah ke timuran. 

"Kalau waktu banjir maka batu ini tertutup, mungkin pas ada waktu revitalisasi sungai ini adalah momentum yang bagus untuk mempersemayamkan batu ini dengan layak," terangnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved