Berita Entertainment
Lulusan UI dan Sempat Jadi Asisten Dosen, Intip Kondisi Rumah Masa Kecil Dono Warkop DKI di Klaten
Rumah peninggalan orang tua Dono sederhana dan tidak berpenghuni. Ketika masa SMA, Dono Warkop DKI harus naik sepeda puluhan kilometer ke Solo.
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Mendiang pelawak kondang Dono Warkop DKI memang sudah lama tiada, yakni sejak 30 Desember 2001 akibat kanker paru-paru yang dideritanya.
Walau dirinya sudah tiada, namun nama Dono Warkop DKI masih tetap dikenal hingga saat ini sebagai pelawak legendaris bersama dengan kedua rekannya, Kasino dan Indro.
Diketahui, lelaki yang memiliki nama lengkap Wahjoe Sardono ini lahir dan dibesarkan di Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Bahkan sampai sekarang, rumah masa kecil Dono masih ada.
Seperti dikutip dari kanal YouTube B Project, rumah tersebut berada di Jalan Garuda, Dukuh Kargan, Desa Delanggu, Kecamatan Klaten, Kabupaten Klaten.
Rumah peninggalan orang tua Dono ini tampak sederhana dan tidak berpenghuni.
Ketika masa SMA, Dono Warkop DKI harus naik sepeda puluhan kilometer ke Solo.
Baca juga: Mengintip Rumah Dono Warkop DKI Semasa Kecil yang Sederhana, Kini Jadi Sumber Penghidupan Tetangga

Rumah itu tak terawat. Bahkan, atap teras juga sudah tampak usang.
Wajar saja, pasalnya rumah mendiang Dono memang sudah lama tidak ditinggali oleh keluarga besar pria kelahiran 30 September 1951 tersebut.
Dikutip TribunJatim.com dari kanal YouTube Info Seputar Wedi yang diunggah pada 16 Desember 2020 lalu.
Terlihat di depan rumah itu terdapat tanda nama ‘TJ. Soedijono’ yang merupakan nama dari ayah Dono, Tjitro Soedijono.
Rumah berukuran sekitar 10 x 12 meter itu kini dijadikan sebuah warung bernama warung Hik milik tetangga Dono yang bernama Wahyudi.
Wahyudi mengaku, bahwa dirinya sudah mendapatkan izin dari keluarga Dono untuk membuka warung kecil-kecilan di bekas kediaman Dono Warkop DKI.
Ketika masih kuliah di Universitas Indonesia, Dono pernah bekerja di bagian redaksi surat kabar.
Antara lain di Tribun dan Salemba sebagai karikaturis.
Baca juga: Potret Anak Pertama Dono Warkop DKI yang Kehidupannya Tak Terekspos, Hidup Bahagia dengan Istrinya

Namun kedua media cetak tersebut telah berhenti terbit pada tahun 1974.
Selain itu, pria asal Klaten ini juga pernah bergabung dengan kelompok lawak Warung Kopi Prambors yang didirikan pada tahun 1973.
Dono bersama Kasino, Indro, dan Nanu mengisi acara Warung Kopi Prambors yang bergaya obrolan warung kopi di radio swasta Prambors.
Ketika masih menjadi mahasiswa, Dono merupakan anggota Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) bersama kedua rekannya, Kasino dan Nanu.
Itulah sebabnya film-film Warkop DKI kebanyakan memperlihatkan aktivitas mereka sebagai pecinta alam.
Dikenal sebagai pelawak, ternyata Dono dulu pernah jadi asisten dosen Prof. Selo Soemardjan.
Dirinya kerap menjadi asisten untuk menangani kuliah kelompok.
Baca juga: Potret Keluarga Dono Warkop DKI: Anaknya Dulu Belajar Pakai Senter, Kini Doktor Ahli Nuklir di Swiss
Bahkan, Dono sempat jadi pemateri di kuliah umum ketika Prof. Selo Soemardjan berhalangan hadir.
Saat itu, Dono menjadi asisten dosen bersama Paulus Wirutomo. Rupanya, Dono merupakan sosok mahasiswa yang cerdas dalam menggeluti bidang sosiologi, karena tak semua mahasiswa bisa menjadi asisten Prof. Selo Soemardjan.
Saat masih menjadi mahasiswa itu pula Dono menemukan kekasih hatinya, yakni Titi Kusumawardhani.
Mereka bertemu ketika masa perpeloncoan di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UI.
Tak disangka, jauh sebelum bertemu sang istri, ketika Dono duduk di bangku SMP keluarganya pernah bermain jailangkung dan menanyakan siapa jodoh Dono.
Permainan boneka mistis tersebut menyebutkan nama jodohnya adalah Titi Kusumawardhani asal kota Madiun.
Ternyata ketika dewasa Dono benar-benar menemukan kekasih hatinya dengan nama dan asal kota yang sesuai dengan permainan yang pernah ia lakukan di masa lalu.
Baca juga: Masih Membekas Ucapan Terakhir Dono Warkop DKI sebelum Meninggal Dunia ke Indro: Udah Nangis
Jailangkung adalah permainan unik di mana kita melibatkan boneka buatan dan ritual pemanggilan makhluk halus. Biasanya sih Jailangkung dipakai untuk menanyakan sesuatu.
Nah, siapa sangka ternyata Dono pernah juga melakukan ini saat SMP, dan ketika itu terkuak bocoran soal masa latihan. Yap, soal jodoh sang komedian.
Awalnya sang kakak entah iseng atau bagaimana, menanyakan siapa jodoh Dono kelak.
Ajaibnya, si Jailangkung memberikan jawaban. Nggak cuma inisial, tapi juga nama lengkap plus dari mana asalnya.
Ketika itu jawabannya adalah Titi Kusumawardhani asal Madiun. Wah bisa begitu ya? Tapi apakah benar Dono akan berjodoh dengan sosok ini?

Sejak kejadian itu, waktu tak terasa terus berjalan. Dono sendiri mungkin sudah lupa kalau pernah mendapat jawaban perihal jodohnya dari sesosok Jailangkung.
Sampai akhirnya tiba masa kuliah di mana waktu itu Dono berhasil masuk UI. Ia bertemu dengan seseorang yang namanya persis seperti apa yang dikatakan oleh makhluk halus, Titi Kusumawardhani atau biasa dipanggil Didiet.
Situasinya ketika itu adalah Dono sedang melakukan ospek kepada Didiet. Selayaknya masa orientasi tahun 70an, sang gadis dibentak-bentak oleh Dono.
Perawakan teman Kasino dan Indro ketika itu tidak seperti di film. Ia masih mahasiswa gahar dengan rambut gondrongnya.
Baca juga: Biodata-Profil Aliando Syarief, Pemeran Dono Warkop DKI yang Sering Main FTV dan Banjir Prestasi

Meskipun sering digas oleh sang senior, Didiet sendiri memilih Dono sebagai senior yang paling disukainya.
Biasanya hal seperti ini lazim diadakan saat akhir masa ospek. Apakah hal itu sebuah pertanda?
Singkat cerita seusai momen orientasi tersebut, Dono dan Didiet akhirnya menjalin kasih betulan.
Tidak diketahui lika-liku apa yang dijalani kelelahan, namun pada akhirnya mereka berdua menikah.
Kejadian ini seolah jadi bukti bahwa apa yang dikatakan sang Jailangkung ternyata benar.
Baca juga: Mengintip Transformasi Penampilan Aliando Syarief Perankan Dono Warkop DKI, Totalitas!

Hal itu disampaikan lagi oleh sang ibu pada momen sebelum Dono menikah.
“Calon istrimu itu persis seperti dikatakan Jailangkung dulu,” ucap sang ibu.
Wah, tahu begitu dulu tanya macam-macam saja ya, mumpung bocorannya pas.
Dono menikah pada tanggal 13 November 1979. Bersama sang istri ia dikaruniai tiga orang anak. Andika Aria Sena, Damar Canggih Wicaksono, dan Satrio Sarwo Trengginas.
Uniknya, ternyata sang komedian sebenarnya pernah bilang ingin punya dua anak saja. Ternyata ia dikasih tiga.
Soal anak-anaknya, Dono tak mau ketiganya ada yang menjadi tentara. Benar saja, tak ada satu pun anak sang legenda berseragam loreng.
Namun demikian ketiganya punya profesi yang tak kalah hebat, termasuk salah satunya yang kuliah Teknik Nuklir.
Baca juga: Saat Terakhir Bersama Almarhum Dono, Indro Warkop Kuak Kekhawatiran Sang Pelawak, 1 Janji Terucap

Dono sendiri meninggal pada tanggal 30 Desember 2001. Sedangkan sang istri berpulang dua tahun sebelum sang suami. Tepatnya, 14 Agustus 1999.
Memang menarik ya kehidupan Dono ini. Ternyata banyak hal-hal yang sangat berbeda dari apa yang ia tampilkan di film. Oh iya ada satu celetukan lucu saat Dono menikah.
Ketika itu ditanya kenapa nggak melucu saat menikah, padahal Dono mengatakan akan terus melucu setelah menikah.
Mendapati pertanyaan tersebut sang komedian pun menjawab, “Saya ingin serius untuk sekali ini saja. Kalau saya harus melucu, lebih baik undangannya saya jual.”
Kebanyakan film Warkop DKI tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.
Baca juga: Indro Kenang Masa Lalu Warkop DKI, Ceritakan Kasino dan Dono Pernah 3 Tahun Tak Saling Bicara: Wajar

Berita lain terkait Dono Warkop
Berita lain terkait Indro Warkop