Berita Gresik
Tahanan Kejari Gresik yang Kabur Akhirnya Tertangkap, Ditangkap Saat Sembunyi di Jembatan Merah
Yosep Bao Open berhasil kabur seusai dilepas borgol oleh petugas Kejari Gresik di Mapolsek Driyorejo, Kamis (2/12/2021) lalu. Kini, tangannya diborgol
Penulis: Willy Abraham | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Yosep Bao Open berhasil kabur seusai dilepas borgol oleh petugas Kejari Gresik di Mapolsek Driyorejo, Kamis (2/12/2021) lalu.
Kini, tangannya diborgol kedua kakinya ditembak polisi di wilayah Surabaya.
Pria berusia 38 tahun asal Kabupaten Sikka, NTT itu tidak bisa lagi kabur atau sekadar melawan petugas, apalagi duel.
Baca juga: Geram Lapak UMKM Tawangrejo Madiun Dirusak, Maidi Mengaku Tahu Pelakunya: Yakin Kepegang Hari Ini
Karena polisi berjumlah lebih dari satu orang saat mengamankan terdakwa kasus pencurian sepeda motor itu.
Terdakwa ditangkap pukul 02.00 pagi di sekitar Jembatan Merah,
tepatnya di Jalan Kaswari, Krembangan. Kota Surabaya. Mengenakan hanya kaos dan celana pendek.
Dia sembunyi di bangunan kosong di dekat Jembatan Merah.
Wilhelmus yang memang dikenal berani itu memberi perlawanan kepada polisi. Tidak ingin kecolongan lagi, polisi menembak kedua kaki Wilhelmus.
"Sempat ada perlawanan, teman-teman dari kepolisian masih langsung mengambil tindakan. Ditembak di kaki kanan dan kiri," ucap Kasi Intel Kejari Gresik, Deni Niswansyah kepada awak media, Senin (13/12/2021).
Dengan kondisi kaki terluka, Wilhelmus langsung diamankan menuju Mapolres Gresik. Gara-gara borgol yang dilepas, selama 11 hari petugas dari Kejari Gresik, Polres Gresik dan Kodim 0817/Gresik memburu pria berperawakan kurus itu. Menyisir sungai, sawah, wilayah Driyorejo Kabupaten Gresik, hingga wilayah Tanjung Perak, Kota Surabaya.
Hasil pemeriksaan sementara, Wilhelmus ternyata setelah berhasil lompat dari Mapolsek Driyorejo usai borgolnya dilepas seorang penjaga Kejari Gresik karena alasan buang air, langsung sembunyi. Kata Deni, Wilhelmus sembunyi di gorong-gorong.
Kemudian berhasil sampai Surabaya dengan jalan kaki seorang diri. Di Surabaya, Wilhelmus ternyata berpindah-pindah tempat di Surabaya.
"Berpindah-pindah, kami pantau 10 hari, terlihat ada titik terang pada 3 hari, Sembunyi di tempat kosong lalu diamankan," kata dia.
Saat itu, petugas juga mendapatkan informasi bahwa Wilhelmus berencana pulang ke kampung halamannya yang berada di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan menggunakan jalur laut melalui pelabuhan Tanjung Perak.