Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Arti Kata 'Klitih', Aksi Kriminalitas di Yogyakarta Trending di Twitter, Bisa Muncul karena 2 Faktor

Baru-baru ini linimasa media sosial Twitter diramaikan tagar #YogyaTidakAman. Ini bermula dari unggahan soal klitih. Lantas, apa arti kata klitih?

TRIBUN JOGJA
Baru-baru ini linimasa media sosial Twitter diramaikan tagar #YogyaTidakAman. Ini bermula dari unggahan soal klitih. Lantas, apa arti kata klitih? 

Struktur inti terdiri atas pelajar itu sendiri.

Struktur inti plus melibatkan alumni yang pernah terlibat dalam lingkat kekerasan itu.

Sementara inti plus-plus berkaitan dengan preman dan pelaku kriminal lainnya.

Menurut dia, aksi klitih juga bisa muncul ketika sebuah kelompok melakukan rekrutmen anggota baru atau sebagai ajang eksistensi diri.

"Harus mengetahui motivasi dari perilaku klitih itu apa. Karana itu tadi yang saya bilang, mereka ingin membuktikan diri, berarti ada faktor dari luar," ungkap Soeprapto.

Maka, penting untuk mengungkap sindikat atau pergerakan kriminalitas di kalangan remaja ini dari sumbernya.

Baca juga: Arti Kata Prenjon dalam Bahasa Gaul, Viral di Media Sosial, Ini Pengertian & Contoh Penggunaannya

Penyimpangan makna klitih

Makna klitih sendiri, menurut Soeprapto, mengalami pergeseran makna.

Klitih berasal dari kata berulang klitah-klitih yang artinya kurang lebih jalan bolak-balik agak kebingungan.

Sejak Soeprapto masih menempuh pendidikan sekolah menengah, sekitar 1973, dia sering melihat perkelahian antarpelajar di Yogyakarta.

"Kalau dulunya ini kan lebih kepada upaya membela temannya yang memiliki masalah dengan orang lain, seperti dari daerah atau sekolah berbeda. Zaman saya sekolah dulu juga ada, tetapi hanya sebatas perkelahian antarpelajar," kisah dia.

Akibat perkelahian antarpelajar yang tidak kunjung usai, pemerintah setempat sekitar 2008 dan 2009, sempat menegaskan aturan bahwa setiap pelajar yang terlibat perkelahian maka akan dikembalikan kepada orangtua.

"Akhirnya beberapa pelajar yang kemudian sadar, tidak lagi terlibat. Tapi anak-anak yang masih dalam lingkaran kekerasan, mencari atau melampiaskan ke jalanan. Inilah kemudian terjadi penyimpangan makna klitih," ujar Soeprapto.

Geng-geng pelajar ini kemudian mencari musuh secara acak, sehingga belakangan motifnya menjadi lebih beragam.

Bahkan kini para pelajar yang terlibat kriminalitas di jalanan sudah menggunakan alat-alat, seperti rantai, gear sepedah motor, celurit, golok, atau senjata tajam lainnya.

Baca juga: Arti Kata Ambyar di KBBI Bukan Patah Hati, Bahasa Gaul yang Dipopulerkan Mendiang Didi Kempot

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved