Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Arti Kata 'Qanaah' Sikap Hati untuk Menghalau Iri dan Dengki, Berikut Model dan Manfaat dari Qanaah

Dengan Qanaah jiwa tidak akan pernah mengalami stres, dengan Qanaah hidup selalu menjadi damai dan indah.

bimbinganislam.com
Ilustrasi arti kata Qanaah - Dengan Qanaah jiwa tidak akan pernah mengalami stres, dengan Qanaah hidup selalu menjadi damai dan indah. 

TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini arti kata Qanaah, sifat mulia yang baik jika diterapkan di kehidupan sehari-hari.

Qanaah adalah sikap hati sebagai ungkapan kerelaan atas apa yang diterima.

Sikap merasa syukur atas apa yang diperoleh tanpa merasa iri terhadap orang lain. Sikap ini berlawanan dengan sifat tamak, serakah dan kikir.

Orang yang tamak pasti kikir. Dan orang kikir pasti tamak. Karena itu orang yang Qanaah pasti tidak kikir, karena ia tidak tamak.

Ayat yang menjadi prinsip sifat Qanaah adalah QS. Al-Zukhruf: 32 (Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?

Baca juga: Daftar Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Tahun 2022 dari Januari-Desember, Disertai Niat Tulisan Arab Latin

Baca juga: Kumpulan Ide Resolusi di Tahun Baru 2022 Bagi Jomblo: Berhenti Mencari hingga Melepaskan Masa Lalu

Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan).

Ada keyakinan kuat orang yang Qanaah, bahwa umur manusia disesuaikan oleh rezki yang diberikan.

Umur tidaklah berakhir sebelum rezeki habis.

Rezeki tidak akan ke mana-mana jika memang milik kita.

Ada dua model Qanaah. Pertama yang tepuji yaitu beryukur atas apa yang diberikan Tuhan kepadanya, dan tidak merasa dengki kepada orang atas nikmat yang diberikan kepadanya.

Baca juga: Arti Kata MasyaAllah Tabarakallah, Ucapan dalam Bahasa Arab yang Populer di Media Sosial

Baca juga: Kisahkan Tukang Cukur, Gus Miftah dan Syubbanul Muslimin Isi Refleksi Akhir Tahun Banyuwangi

Sebuah riwayat yang dikeluarkan Bukhari dan Muslim, seorang sahabat yang bernama Hakim bin Hazam datang kepada Nabi Muhammad saw untuk meminta sejumlah barang lalu Nabi memberikannya, kemudian datang kedua kalinya lalu Nabi memberikannya, kemudian datang ketiga kalinya lalu Nabi memberikannya, kemudian Nabi menyampaikan kepadanya, "Wahai Hakim harta ini memang indah dan menarik, siapa yang mengambil seadanya (sesuai kebutuhan dan haknya) akan diberkati, dan siapa yang mengambil untuk keinginan dirinya (melebihi dari hak dan kebutuhannya) Allah tidak memberkatinya, seperti orang yang makan tak pernah kenyang, Tangan di atas yang memberi lebih baik dari pada tangan yang dibawa yang suka mengambil".

Hakim kemudian berjanji kepada Nabi SAW untuk tidak lagi mengambil dari siapapun selama-lamanya hingga meninggal. Suatu hari Abu Bakar ingin memberi bagiannya dari baytul mal, namun Hakim menolak.

Saat Umar menjadi Khalifah, dipanggil untuk diberikan bagiannya, ia pun menolak.

Demikianlah hidup seorang sahabat Nabi yang bernama Hakim dalam sisa hidupnya hanya menikmati dari hasil kerjanya saja tanpa memikirkan jatah pembagiannya dari negara.

Baca juga: Pondok Gontor Ponorogo Rilis Film Inthiq, Melihat Kisah Santri Belajar Bahasa Arab di Ponpes

Baca juga: 6 Desainer Jember Unjuk Kreasi Tampilkan Busana Muslim Bertemakan Virtue Fantasy di JFC 2021

Qanaah yang kedua, yaitu Qanaah yang tercela. Yakni merasa puas dengan kebaikan yang dilakukan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved