Arti Kata
Arti Nama 'Nusantara' yang Jadi Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur, Muncul Pertama di Era Majapahit
Akhirnya Ibu Kota baru di Kalimantan Timur telah diumumkan. Adapun nama Ibu Kota baru di Kalimantan Timur adalah Nusantara. Apa artinya?
TRIBUNJATIM.COM - Akhirnya Ibu Kota baru di Kalimantan Timur telah diumumkan.
Adapun nama Ibu Kota baru di Kalimantan Timur adalah Nusantara.
Lantas, apa arti kata Nusantara itu?
Simak penjelasannya dilansir dari Tribun Sumsel, Selasa (18/1/2022).
Baca juga: Arti Kata Kureng, Dipakai Deddy Corbuzier Bahas Ardhito Pramono Ditangkap karena Kasus Narkoba
Arti Nusantara
Merujuk dalam laman web Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kbbi.kemdikbud.go.id, arti kata Nusantara adalah sebutan (nama) bagi seluruh wilayah kepulauan Indonesia.
Melansir dari Kompas.com, Suharso mengatakan, Nusantara dipilih sebagai nama ibu kota negara baru di Kalimantan Timur karena kata tersebut sudah dikenal sejak lama dan ikonik di dunia internasional.
"Alasannya adalah Nusantara sudah dikenal sejak dulu, dan ikonik di internasional, mudah dan menggambarkan kenusantaraan kita semua Republik Indonesia," kata dia.
Ia mengatakan, pemerintah telah meminta pertimbangan dari ahli bahasa dan ahli sejarah untuk memilih nama yang paling tepat untuk ibu kota baru.
Ketua Umum PPP itu menyebutkan, ada sekitar 80 nama yang diusulkan unutk menjadi nama ibu kota baru, antara lain Negara Jaya, Nusantara Jaya, Nusa Karya, Pertiwipura, dan Cakrawalapura.
"Tetapi kemudian akhirnya dipilih kata Nusantara tanpa kata jaya," kata Suharso.
Baca juga: Arti Kata Spill dalam Bahasa Gaul, Populer di Twitter, TikTok dan WhatsApp, Ini Asal Akar Katanya
Asal-usul istilah Nusantara
Mengutip dari Wikipedia, Nusantara ialah sebuah istilah yang berasal dari perkataan dalam bahasa Jawa kuno, yaitu (nusa) terj. har. "pulau" dan (antara) terj. har. "luar".
Istilah "Nusantara" secara spesifik merujuk kepada Indonesia (kepulauan Indonesia).
Kata ini tercatat pertama kali dalam kitab Negarakertagama untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut Majapahit;
Kawasannya mencakup sebagian besar Asia Tenggara, terutama pada wilayah kepulauan.
Pada 1900-an istilah ini dihidupkan kembali oleh Ki Hajar Dewantara sebagai salah satu nama alternatif untuk negara merdeka pelanjut Hindia Belanda.
Baca juga: Arti Kata Wordle, Permainan Teka-teki Viral di Twitter, Berikut Cara dan Tips Main Wordle
Sekalipun nama "Indonesia" (terj.'Kepulauan Hindia') disetujui untuk digunakan sebagai nama resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia, kata Nusantara tetap diabadikan sebagai sinonim untuk kepulauan Indonesia.
Penggunaan istilah ini pada zaman kuno dipakai untuk menggambarkan kesatuan geografi-antropologi kepulauan yang terletak di antara benua Asia dan Australia (termasuk Semenanjung Kra).
Namun pada penggunaan modern, istilah "Nusantara" hanya digunakan untuk merujuk wilayah kepulauan Indonesia secara khusus.
Diberitakan Kompas.com, 15 Februari 2020, nama Nusantara lahir pada masa Kerajaan Majapahit di sekitar abad ke XIV.
Nusantara saat itu digunakan dalam konteks politik.

Secara politis, kawasan Nusantara terdiri dari gugusan atau rangkaian pulau yang terdapat di antara benua Asia dan Australia, bahkan termasuk Semenanjung Malaya.
Wilayah tersebut dikategorikan Majapahit sebagai Nusantara.
Nusantara tercatat diucapkan oleh Gajah Mada, patih Majapahit.
Gajah Mada mengucapkannya lewat sumpah yang dikenal sebagai Sumpah Palapa.
Sumpah itu diucapkannya saat upacara pengangkatan menjadi Patih Amangkubumi Majapahit.
Sumpah Palapa berbunyi:
"Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palapa."
Artinya, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa.
Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa."
Pada saat itu, sebagian Jawa, yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur tak termasuk dalam istilah Nusantara yang dimaksud Gadjah mada.
Hal itu dikarenakan kerajaan-kerajaan di tanah Jawa sudah berada langsung di bawah pemerintahan Majapahit.
Saat itu, ada tujuh kerajaan di Pulau Jawa yang memberlakukan aturan Majapahit, yakni Singasari, Daha, Kahuripan, Lasem, Matahun, Wengker, dan Pajang.
Oleh karena itu, Nusantara digunakan untuk menyebut daerah di luar Majapahit yang perlu ditaklukkan.
Nusantara terdiri dari kata nusa yang artinya pulau, yakni pulau-pulau, dan antara yang berarti lain atau seberang.
Setelah Majapahit bubar, istilah Nusantara terlupakan.
Nusantara baru kembali digunakan pada abad ke-20. Tokoh pendidikan nasional pendiri Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara, mempopulerkannya kembali.
Nusantara digunakan sebagai alternatif dari Nederlandsch Oost-Indie atau Hindia Belanda.