Berita Lifestyle
Mengenal Sosok May Fanny Tanzila, Spesialis Patologi Klinik yang Pernah Bermimpi Jadi Dokter Bedah
dr May Fanny Tanzila, Sp.PK (K), atau yang akrab disapa dr May adalah seorang spesialis patologi klinik asal Kota Surabaya. Ia menamatkan gelar spesia
Penulis: Melia Luthfi Husnika | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - dr May Fanny Tanzila, Sp.PK (K), atau yang akrab disapa dr May adalah seorang spesialis patologi klinik asal Kota Surabaya. Ia menamatkan gelar spesialisnya di Fakultas Kedoteran Universitas Airlangga.
Sebelumnya, perempuan kelahiran 1983 ini menempuh pendidikan S1 Kedokteran di Universitas Wijaya Kusuma. Setelah menamatkan program spesiaslis, ia mengambil fokus studi doktoral sebagai konsultan.
"Sebenarnya cita-cita dari kecil bukan menjadi dokter. Tapi karena orangtua mengarahkan untuk menjadi dokter, akhirnya mengambil kedokteran. Itu pun sempat dilema sebelumnya," kata dr May saat dihubungi, Jumat (28/1/2022).
Ia mengatakan, sebelum mengambil spesialis patologi klinik ia ingin menjadi seorang dokter bedah. Namun karena banyak faktor dan pertimbangan ia kemudian mengurungkan niatnya.
dr May mengaku ia sempat merasa sedih karena harus melepas mimpinya untuk menjadi seorang dokter bedah. Namun ia tetap menjalani bidang patologi klinik yang kemudian diambilnya dengan sepenuh hati.
Baca juga: Terungkap Penyebab Truk Pengangkut Tank Milik TNI Terguling di Tol Perak Surabaya, Ini Kronologinya
"Tidak jadi ambil spesialis bedah karena saya merasa saya ini seorang perempuan, saya akan menjadi ibu dan kembali lagi pada kodrat saya sebagai seorang perempuan. Sedangkan dokter bedah itu selain sekolahnya lama, tanggung jawabnya juga besar," jelasnya.
dr May juga pernah mencoba untuk menekuni bidang estetika, namun ia gagal saat mencoba masuk. Saat itu ia merasa persiapannya masih kurang.
"Tahun berikutnya nyoba di patologi klinik. Sejak kuliah sudah ada ketertarikan dengan ilmu patologi klinik. Spesialis mayor dipendam karena kodrat. Akhirnya ambil spesialis minor," katanya.
Sebelum menjadi dokter spesialis patologi klinik di Granostic Surabaya seperti saat ini, dr May pernah memulai kiprahnya sebagai dokter di UKS sekolah-sekolah.
Baca juga: Kisah Inspiratif Dhafi Adam, Owner 109 Pillow yang Pernah Jadi Driver Ojol hingga Usahanya Digerebek
Ia menjadi dokter umum yang membawahi Unit Kesehatan Sekolah di Surabaya selama 4 tahun. dr May harus berpindah dari satu sekolah ke sekolah lainnya untuk menjalani profesinya kala itu.
"Sempat kerja di klinik dan pegang UKS di Petra. Jadi dokter UKS dan kerja dari ujung ke ujung selama 4 tahun. Setelah itu saya ngajuin spesialis. Karena posisi sudah menikah, saya memutuskan untuk resign. Karena kepikiran juga ingin punya praktik sendiri," paparnya.
Saat ini dr May menjalani profesinya sebagai dokter ahli. Ia menekuni spesialis di bidang diagnosa penyakit infeksi dan mikrobiologi.
Baca juga: Berhenti Jadi Guru, Pria Ponorogo Raup Omzet Puluhan Juta Berkat Olah Limbah Kayu Jadi Busur Panah