Berita Surabaya
Buntut Dugaan Guru Aniaya Murid SMP di Surabaya, Eri Cahyadi Gelar Tes Integritas
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menindaklanjuti dugaan oknum guru menganiaya siswa SMPN 49 Kota Surabaya. Eri Cahyadi saat ini tengah menyiapkan sanksi
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menindaklanjuti dugaan oknum guru menganiaya siswa SMPN 49 Kota Surabaya. Eri Cahyadi saat ini tengah menyiapkan sanksi.
Terkait dengan pemberian sanksi, Cak Eri tengah menerjunkan tim Inspektorat. "Tim Inspektorat akan melakukan pemeriksaan terhadap oknum yang bersangkutan," kata Cak Eri, Minggu (30/1/2022).
Berdasarkan penjelasan Eri, guru bersangkutan telah menyampaikan permintaan maaf kepada siswa. Bahkan, sebelum video penganiayaan tersebut beredar.
Baca juga: Petugas Rutan Klas IIB Sampang Gelar Razia, Temukan Pisau hingga Handphone
Sebelumnya, dari video kekerasan tersebut diketahui berlokasi di SMP Negeri 49 Kota Surabaya. Kejadiannya, pada Selasa (25/1/2022) lalu saat PTM 100 persen sedang berlangsung.
Cak Eri pun telah berkunjung ke SMP Negeri 49, Sabtu (29/1/2022). Ia memberikan pembinaan kepada seluruh guru dan tenaga pengajar di tempat tersebut.
"Kami tidak ingin kejadian ini terulang lagi di Surabaya. Guru adalah orang tua anak di sekolah maka otomatis ngemonge (membimbingnya) harus dengan kasih sayang," katanya.
Kejadian ini diharapkan menjadi peristiwa terkahir di Kota Surabaya. "Insya Allah tidak ada maksud guru ini sampai berlebihan. Memang, (guru) kadang yo onok kesele (ada capeknya)," katanya.
Sekalipun demikian, pihaknya tak lantas membenarkan kekerasan kepada siswa. "Saya nyuwun tulung (minta tolong) dan saya titip menjaga anak-anak didik kita di sekolah. Siswa adalah calon pemimpin Bangsa di masa depan," ujar dia.
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya juga akan memberikan pembinaan. Pihaknya juga akan mengadakan tes integritas kepada para guru.
Lewat tes ini, pihaknya akan mengukur sejauh mana integritas masing-masing guru. "Kita lakukan mulai Senin untuk guru di Surabaya," kata dia.
Berdasarkan evaluasi pihaknya, kasus ini juga salah satu dampak dari pembelajaran daring dia hampir dua tahun terakhir. Sebab untuk kembali tatap muka, siswa maupun guru harus kembali melakukan penyesuaian.
"Kalau terlalu lama daring itu iya begini dampaknya. Maka, kalau PTM seperti ini harus disiplin untuk meningkatkan akhlak masing-masing anak," ungkap dia.
Bukan hanya soal antisipasi kekerasan, sekolah juga harus bisa mencegah anak-anak didiknya dari hal-hal buruk. Seperti, narkoba dan pergaulan bebas.
"Ini tidak bisa diajarkan di mata pelajaran, tapi harus melakukan pendekatan dari hati ke hati. Di 30 menit terakhir usai pelajaran, akan ada tambahan pelajaran non formal soal ini," terang dia,