Berita Politik
PBNU Tegaskan Tak Akan Terseret Politik Praktis, Ketua Gerindra Jatim Dukung Sikap Gus Yahya
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jatim, Anwar Sadad mengaku sependapat dengan sikap PBNU yang memastikan tak akan terseret
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jatim, Anwar Sadad mengaku sependapat dengan sikap PBNU yang memastikan tak akan terseret kepentingan politik praktis.
Penegasan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam berbagai kesempatan dinilai merupakan keputusan tepat.
"Gus Yahya seperti ingin menyampaikan pesan kepada publik, yang ingin dihindari oleh NU adalah politik praktis. Tapi, politik kebangsaan ya tetap akan dilakukan," kata Gus Sadad, Sabtu (19/2/2022).
Seperti diketahui, Gus Yahya belum lama ini disela kegiatan di Jawa Timur kembali menyatakan jika NU secara institusional tidak boleh terseret kepentingan politik praktis.
Hal ini menjadi warning bagi lembaga NU di berbagai lini agar tidak terlibat dukung mendukung Pilpres 2024.
Baca juga: Laka Tunggal di Batu, Pasutri Meninggal di Lokasi, Polisi Ungkap Kronologi
Dalam pandangan Gus Sadad, makna yang ingin disampaikan Ketua Umum PBNU itu adalah pentingnya peran NU sebagai jamiyyah pada kepentingan kebangsaan tanpa harus terseret kepentingan politik praktis.
"Saya berasumsi, ketika NU meninggalkan politik praktis maka peran politik kebangsaannya lebih kuat. Karena akan banyak disokong oleh banyak partai, tidak memberikan blocking pada satu partai tertentu," terang Gus Sadad.
Wakil Ketua DPRD Jatim itu menyebut NU telah mengambil langkah tepat. "Saya sebagai nahdliyin yang ada di Partai Gerindra tentu mendukung sekali sikap yang diambil oleh NU," ungkapnya.
Terkait politik praktis, lanjut Sadad, NU memang terlalu besar untuk terseret pada kepentingan pihak tertentu. Apalagi, organisasi Islam terbesar itu sudah memutuskan untuk kembali ke khittah.
"Saya kira dengan pilihan menjaga jarak dengan semua kekuatan politik praktis atau politik elektoral maka akan semakin meneguhkan bahwa NU ini memang untuk bangsa," terangnya menambahkan.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf kembali menegaskan pihaknya secara kelembagaan tidak akan membuat sikap politik dukung mendukung di Pilpres 2024.
Secara institusi, PBNU berkomitmen tak akan terseret pada kepentingan politik praktis.
"(Dukungan) Atas nama lembaga tidak boleh. Kalau pribadi silakan, asalkan bertanggung jawab. Tapi, kalau atas nama lembaga tidak boleh," kata Gus Yahya disela kegiatan di Surabaya, dikutip Kamis (17/2/2022).
Sikap ini memang bukan kali pertama diucapkan Gus Yahya untuk memisahkan organisasi terbesar tersebut agar tidak terseret kepentingan politik praktis.
Bahkan sebelumnya, beberapa PCNU sempat dipanggil dan ditegur lantaran terdapat indikasi dukung mendukung untuk Pilpres.
Gus Yahya menegaskan untuk tahun politik 2024, PBNU secara lembaga tidak akan membuat sikap mendukung figur-figur tertentu. Menurut Gus Yahya hal itu bertujuan agar NU secara institusional tidak terlibat.
Jika ada pengurus PBNU yang berniat maju kontestasi, maka harus terlebih dahulu mundur dari jajaran kepengurusan. "Supaya PBNU jangan sampai ada keterlibatan institusional," terangnya.
Kumpulan berita Jatim terkini