Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terkini

Karena 1 Kata yang Hilang Soal Konflik Rusia-Ukrina, Jokowi Disoroti Pakar Pertahanan: Berisiko

Presiden Jokowi mendapatkan sorotan dari pakar pertahanan Australia. Itu terkai pernyataan Jokowi soal konflik Rusia-Ukraina

Editor: Januar
Instagram.com/@jokowi
Presiden Jokowi disoroti pakar pertahanan Australia 

TRIBUNJATIM.COM - Presiden Jokowi mendapatkan sorotan dari pakar pertahanan Australia.

Itu terkai pernyataan Jokowi soal konflik Rusia-Ukraina.

Simak selengkapnya di sini!

Ada banyak negara yang merespon invasi Rusia ke Ukraina.

Salah satunya Indonesia.

Baca juga: Sosok Jenderal Andalan Rusia yang Tewas Ditembak Sniper Ukraina, Putin Bakal Kalah Perang?

Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sudah menyatakan sikap Indonesia terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Namun sikap dan strategi Indonesia tentang konflik Rusia dan Ukraina ini dilihat Australia dengan cara yang berbeda.

Dilansir dari aspistrategist.org.au pada Selasa (1/3/2022), ada beberapa poin dalam pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia yang dikomentari Australia.

Dua yang pertama dari lima poinnya dengan tepat menegaskan beberapa konsep dasar yang dapat dengan mudah disetujui oleh Australia dan negara-negara lain yang berpikiran sama.

Dua poin itu mengacu pada prinsip-prinsip piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Termasuk menghormati integritas dan kedaulatan teritorial, yang menurut Indonesia 'harus terus dijunjung tinggi'.

Pernyataan itu menggambarkan serangan militer di Ukraina sebagai 'tidak dapat diterima'.

Mengingat hampir 200.000 tentara menyerang penuh dengan tank, pesawat perang, dan senjata militer lainnya.

Tentu poin ini tak terbantahkan bahwa nyawa orang-orang di sana berada dalam bahaya besar.

Dengan begitu, poin itu menegaskan bahwa serangan itu mengancam perdamaian dan stabilitas regional serta global.

Tapi nasalahnya ada pada poin tiga dan empat dari pernyataan itu.

Dalam pernyataan itu, Indonesia menyerukan agar ‘situasi ini’ diakhiri dan ‘selanjutnya menyerukan kepada semua pihak untuk menghentikan permusuhan dan mengedepankan resolusi damai melalui diplomasi’.

Ini 'mendesak' Dewan Keamanan PBB untuk 'mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegah situasi semakin memburuk'.

Rupanya ungkapan yang satu ini membuat orang-orang Australia percaya bahwa Presiden Joko Widodo, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan jutaan orang Indonesia tidak begitu terkejut dengan apa yang terjadi di Ukraina.

Berbeda jauh dengan terkejutnya orang-orang Australia.

Jokowi menulis di akun resmi Twitternya, "‘Hentikan perang. Perang membawa penderitaan bagi umat manusia dan membahayakan dunia".

Tidak diragukan lagi bahwa dia mencerminkan kengeriannya.

Dan Retno Marsudi setidaknya berusaha membujuk mitra Rusia-nya untuk menyelesaikan perselisihan Rusia dengan Ukraina melalui diplomasi.

Tetapi Australia menganggap pernyataan itu memiliki tujuannya.

Apalagi terkait krisis Ukraina, Indonesia disebutkan tidak menyebutkan kata 'Rusia' di dalamnya.

Oleh karenanya, pakar Pertahanan Rusia sekaligus kepala program ASPI Indonesia, David Engel menyatakan pernyataan itu bodoh dan sangat berisiko.

Lebih tepatnya, itu tidak jujur.

David Engel menyebut pemerintahan Jokowi pasti tahu bahwa kedua belah pihak tidak dapat disalahkan atas perang yang dimulai oleh Rusia dan yang berusaha dihindari oleh Ukraina.

Jika bersikeras bahwa Ukraina bisa menghentikan permusuhan ketika hanya membela diri dari agresi seorang tiran, maka David Engel menyebut itu hal yang disengaja.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul "Hanya Gara-gara Satu Kata yang Hilang Ini, Pakar Pertahanan Australia Nekat Sebut Pernyataan Jokowi Terkait Konflik Rusia-Ukraina Sebagai Hal Dungu"

Kumpulan berita terkini

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved