Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kecelakaan Maut di Tol Probolinggo

Sosok Daood Drummer Grup Debu yang Terlibat Kecelakaan di Tol Probolinggo, Pemeran Bule Jadi Santri

Dari ke enam penumpang, salah satunya merupakan drummer grup musik Debu, Daood Abdullah Al Daood (35), warga Kecamatan Talang, Tegal, Jawa Tengah.

Tribun Jatim/Danendra/Instagram
Daood Abdullah Al Daood (35), drummer grup musik Debu menjadi salah satu korban kecelakaan di Probolinggo. 

"Dari sudut musikalitas, album ini seperti siang dan malam dibanding album-album terdahulu. Di album ini kita pakai beat-beat hiphop, rock-nya juga ada sedikit, ada unsur jazz juga," ulas Mustafa, vokalis Debu, saat merilis album mereka di Sisha Cafe, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (6/8/2010).

Namun, seperti ciri khas album Debu lainnya, syair di album ini kental dengan pesan damai. Mustafa enggan jika disebut lagu-lagunya bersifat religi.

Baca juga: Kecelakaan di Tol Madiun, Mobil Anggota DPRD Kota Kediri Nyemplung ke Parit, Begini Kondisi Korban

"Dalam lagu kami, musik spiritual itu sangat universal, bukan religi. Kami pernah bernyanyi di suatu festival di Kanada, dan mereka bisa menerima musik ini," kata sang vokalis, ditulis tabloidnova.com.

Soal judul album Dianggap Gila, Mustofa mengaku bahwa hal itu bukan semata-mata untuk menarik perhatian pendengar.

Nama yang diambil dari salah satu hit di album itu memang bercerita soal anggapan orang tentang mereka.

"Orang suka menganggap kami gila karena terlalu banyak berzikir kepada Allah," imbuh Mustafa yang sering show di luar negeri dengan membawa nama Indonesia.

Siapa sebenarnya Daood Debu? 

Berikut fakta-faktanya:

1. Lahir di Texas

Pemilik nama lahir Daood Abdullah Al Daud lahir di Texas, Amerika, pada tanggal 28 September 1988 silam.

Dia putra pasangan Syekh Fattaah dan Layla Eriksen.

Kakaknya bernama Mustafa yang merupakan vokalis Debu.

Daood menghabiskan masa kecil di Amerika Serikat. Namun, karena posisi mereka di Negeri Paman Sam itu sebagai minoritas. Sang ayah akhirnya memutuskan pindah ke Tanah Air setelah menjual rumah mereka.

Selain itu, sang ayah menginginkan anak-anaknya dapat mendengarkan kumandang azan setiap hari. Maka, keluarga besar berisi sebanyak 70 orang pun diboyong ke Indonesia.

Sebelum memutuskan pindah ke Indonesia, Daood menuturkan jika ayahnya sempat berpikir untuk pindah ke Malaysia atau Turki.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved