Berita Malang
Monumen Pahlawan TRIP Jadi Korban Vandalisme, Komunitas Sejarah Ungkap Nilai Historisnya
Monumen Patung Pahlawan TRIP yang terletak di Jalan Pahlawan TRIP jadi sasaran. Padahal, monumen itu memiliki nilai sejarah
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Januar
Laporan wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Monumen Patung Pahlawan TRIP yang terletak di Jalan Pahlawan TRIP, Kecamatan Klojen Kota Malang menjadi sasaran vandalisme.
Bagian monumen terlihat kotor karena dicorat-coret. Coretan tersebut berasal dari cat semprot berwarna biru dan dibubuhkan di tiga sisi monumen.
Kejadian vandalisme itu terjadi pada Kamis (21/7/2022) malam. Dan pada Sabtu (23/7/2022) lalu, Paguyuban MAS TRIP Jawa Timur Pengurus Daerah (PD) Malang Raya membersihkan monumen tersebut.
Namun, masih banyak orang yang belum paham dan mengerti. Terkait sejarah jalan tersebut dinamakan sebagai Jalan Pahlawan TRIP.
Pecinta sejarah dari Komunitas Malang Old Photo, Irawan Paulus mengatakan, nama tersebut diberikan untuk mengenang keberanian dari anak-anak muda yang tergabung dalam Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP).
"Untuk membahas sejarah tersebut, tentunya itu berkaitan dengan Agresi Militer Belanda Tahun 1947. Saat itu, tentara Belanda berusaha menguasai kembali wilayah Indonesia termasuk di dalamnya adalah Jawa Timur," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (26/7/2022).
Tentara Belanda yang telah masuk ke Surabaya dan sebelumnya terlibat pertempuran 10 November 1945, mulai merangsek masuk ke beberapa wilayah Jatim.
Baca juga: Monumen Pahlawan TRIP Malang Jadi Korban Vandalisme, Coret-coret Cat Semprot Bikin Kotor
"Masyarakat di Malang ini tahu, cepat atau lambat tentara Belanda akan masuk ke wilayah Malang. Sehingga di Malang, masyarakat sudah bersiap-siap, termasuk para pelajar yang sukarela bergabung untuk mempertahankan kemerdekaan," jelasnya.
Sebagai informasi, Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) adalah kesatuan yang beranggotakan pelajar setingkat SMP-SMA dan tergabung dalam Brigade XVII TNI.
TRIP tersebut terbagi menjadi beberapa Batalion. Untuk di Malang, TRIP berada di Batalion 5000.
"Untuk menghalau agar Belanda tidak masuk ke Malang, dilakukan pengamanan yang terbagi menjadi tiga sektor, yaitu di timur, tengah, dan barat. Untuk di sektor barat atau di Jalan Salak, dipercayakan kepada pasukan TRIP," bebernya.
Pada mulanya, tentara Belanda akan masuk Malang melalui jalur barat atau dari arah Batu. Karena di kawasan Porong, jembatannya telah dihancurkan.
Namun tanpa diduga, tentara Belanda yang menuju ke Malang adalah pasukan marinir. Berbekal tank amfibi, mereka dapat mudah menyeberangi Sungai Porong dan merangsek ke arah Malang.
"Tepat pada 31 Juli 1947 pagi, pasukan marinir Belanda tiba-tiba sudah muncul dari arah Jalan Buring. Sebanyak 38 pasukan TRIP yang berada di Jalan Salak, langsung bertempur dengan Belanda. Namun, Belanda yang memiliki senjata lebih modern pada zaman itu, dapat dengan mudah memenangkan pertempuran," jelasnya.