Berita Persela Lamongan
Asal Mula Julukan Laskar Joko Tingkir untuk Persela, Bupati Masfuk Terinspirasi Pidato Gus Dur
Kenapa julukan Persela Lamongan menggunakan nama Laskar Joko Tingkir? berikut ulasannya. Bupati Masfuk terinspirasi pidato Gus Dur.
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Julukan yang sangat identik dengan Persela Lamongan adalah Laskar Joko Tingkir.
Lantas kenapa julukan Persela Lamongan menggunakan nama Laskar Joko Tingkir?
Iya, nama julukan yang dimilki sebuah klub tak datang begitu saja.
Ada berbagai asal-usul dan latar belakang di balik pemberiannya.
Begitu pun bagi Persela, klub yang musim ini akan berkiprah di Liga 2 2022-2023.
Baca juga: Ini Jadwal Launching tim Persela untuk Liga 2 2022-2023, bakal Ada Band Terkenal dan Friendly Match
Persela Lamongan memiliki julukan yang unik karena mengambil nama dari tokoh sejarah.
Klub asal Jawa Timur itu memiliki julukan Laskar Joko Tingkir.

Joko Tingkir adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Pajang (peralihan kekuasaan dari kerajaan Demak) yang berpusat di sekitar Surakarta.
Tentu saja dari sini pasti banyak yang bertanya .
Kenapa Persela Lamongan memakai julukan tokoh dari daerah lain?
Padahal, Lamongan memiliki legendanya sendiri dalam diri Angling Dharma dan juga ada Sunan Drajat.
Lantas bagaimana sebenarnya asal-usul julukan Laskar Joko Tingkir bagi Persela Lamongan?
Awalnya Persela Lamongan bukan berjulukan Laskar Joko Tingkir, melainkan Laskar Sunan Drajat.
Persela Lamongan awalnya memakai julukan Laskar Sunan Drajat.
Namun, julukan tersebut kurang berkembang di masyarakat sehingga akhirnya tak jadi dipakai.
Berdasarkan buku Menegaskan Identitas Kami oleh Miftahkhul Fahamsyah, jawabannya ada di titik balik kebangkitan Persela Lamongan pada era 2000-an.
Pada awal kelahirannya, Persela bukanlah tim yang menonjol.
Penampilannya pun tidak terlalu spesial.
Persela bahkan sempat mengalami mati suri. Pada awal dekade 2000, Persela hidup lagi berkat jasa dari Bupati Lamongan saat itu, Masfuk.
Pria yang juga menempati posisi sebagai manajer Persela Lamongan itu kemudian menggelontorkan dana APBD dalam jumlah besar untuk membangkitkan kembali klub tersebut.
Langkah itu sempat dinilai kontroversial awalnya.
Akan tetapi, langkah tersebut justru sukses menghidupkan kembali hasrat masyarakat Lamongan akan kecintaannya terhadap sepak bola.
Tak hanya kembali membangkitkan Persela, Masfuk yang menjabat sebagai Bupati Lamongan selama dua periode itu juga menjadi sosok di balik julukan Laskar Joko Tingkir.
Masfuk terinspirasi dari cerita petilasan Joko Tingkir di Lamongan, tepatnya di daerah Pringgoboyo, Maduran yang disampaikan dalam pidato mantan Presiden ketiga RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Dengan pemilihan Joko Tingkir, Persela pun diharapkan bisa menjadi tim yang kembali bangkit dengan semangat yang baru.
Hal tersebut serupa dengan perjalanan Joko Tingkir, yang diceritakan awalnya sebagai seorang putra dalang Wayang Beber bisa berada di posisi puncak kejayaan sebagai Raja Kerajaan Pajang.
Rupanya, julukan tersebut mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat Lamongan dan akhirnya nama Laskar Joko Tingkir bertahan menjadi julukan Persela hingga sekarang.
Akan tetapi nama Joko Tingkir kini tengah menjadi bahan perbincangan.
Hal ini tak terlepas dari viral sebuah lagu yang berjudul "Joko Tingkir Ngombe Dawet".
Lirik lagu yang sedang viral dinyanyikan oleh Denny Caknan, Cak Sodiq dan Cak Percil ini pun menuai banyak kritik dari sejumlah tokoh, termasuk anggota Komisi D DPRD Lamongan dari Fraksi Gerindra, Imam Fadli.
Mantan Ketua PW IPNU Jatim ini menyayangkan penggunaan lirik yang kini semakin kerap dinyanyikan.
Sebab, Joko Tingkir merupakan ulama dan kiai besar yang akan juga murid Sunan Kalijaga.
"Joko Tingkir menjadi salah satu tokoh yang kita hormati bersama, kebesaran dan kehebatan Raja Pajang ini hendaknya kita jadikan teladan bagi kita," ujar Imam Fadli, Selasa (9/8/2022).
Imam menjelaskan bahwa nama Joko Tingkir, tidak hanya dikenal oleh masyarakat Lamongan, tapi juga masyarakat di Nusantara.
"Jadi sosok Joko Tingkir bukanlah orang sembarangan dan telah menurunkan banyak orang alim di tanah Jawa," katanya.
"Walaupun hanya cerita rakyat, Joko Tingkir ini makamnya atau petilasannya berada di daerah Pringgoboyo, Lamongan."
"Hingga kemudian tim kebanggaan Persela Lamongan pun memakai julukan Laskar Joko Tingkir," terang Imam yang juga Sekretaris Gerindra Lamongan itu.
Selain tidak menghargai sosok besar, menurut Imam, berdasarkan keterangan dari Almarhum Gus Dur, Joko Tingkir adalah menantu Sultan Trenggono yang memiliki jasa besar dalam dakwah dan menyebarluaskan ajaran Islam.
Joko Tingkir singgah di Pringgoboyo untuk mengisi perbekalan saat dari berguru dan mau kembali ke Pajang.
Maka oleh gurunya tidak diizinkan kembali ke Pajang hanya untuk memperebutkan jabatan.
Kemudian Joko Tingkir menetap di Pringgoboyo berdakwah, mengajar agama Islam sampai wafat. Wallahu a'lam," tuturnya.
Oleh karenanya, Imam mengimbau kepada masyarakat, khususnya warga Lamongan agar tidak menggunakan lirik Joko Tingkir ngombe dawet.
Hal ini, menurut Imam, juga sesuai imbauan dari KH. Ahmad Muwafiq.
Silakan menyayikan, tapi sebutan Joko Tingkirnya agar bisa diganti dengan kalimat lain, seperti tuku cingkir gawe wadah dawet, atau nenek sihir ngombe dawet. Kan itu mencocokan irama "ir-ir" nya saja
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dan Kompas.com