Berita Banyuwangi
Kabar Duka, Bang Dzoel Fotografer Difabel yang Insipratif asal Banyuwangi Tutup Usia
Fotografer difabel asal Banyuwangi yang inspiratif Achmad Dzulkarnain alias Bang Dzoel, meninggal dunia, Rabu (24/8/2022).
Penulis: Haorrahman | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Haorrahman
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Fotografer difabel asal Banyuwangi yang inspiratif Achmad Dzulkarnain alias Bang Dzoel, meninggal dunia, Rabu (24/8/2022).
Kabar meninggalnya Bang Dzoel beredar di kalangan fotografer Banyuwangi. "Innalillahirojiun. Ya Allah, InsyaAllah khusnul khotimah. Kamu orang baik Zul," kata Zulfan Triadji, salah satu fotografer Banyuwangi yang juga sahabat Bang Dzoel.
Zulfan mengatakan berdasarkan informasi yang dia dapat, sebelum meninggal Bang Dzoel sempat sakit dan dirawat di rumah sakit.
Bang Dzoel sangat terkenal di Banyuwangi. Dia merupakan sosok yang inspiratif. Bahkan foto pertama Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Wakil Bupati Sugirah mengenakan pakaian dinas resmi untuk upacara besar (PDUB), yang dipotret di hari pelatikan, 26 Februari 2021, merupakan karya Bang Dzoel.
Foto tersebut lantas dipajang di kantor Pemkab Banyuwangi dan seluruh kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Banyuwangi.
Bupati Ipuk sendiri juga terinspirasi oleh kisah perjuangan Bang Dzoel.
”@bangdzoel_ menunjukkan, meski kamera awalnya hasil mengangsur dan hanya belajar otodidak sembari bekerja sebagai penjaga warnet, pada akhirnya kerja keras dan doa mengubah segalanya: dia sukses sebagai fotografer. Dan saya bangga bisa dipotret olehnya dengan pakaian dinas untuk kali pertama, jelang pelantikan hari ini. Hasilnya pun mantap-mantap,” tulis Ipuk di Instagramnya kala itu.
Sosok yang sangat inspiratif itulah yang membuat Ipuk memilih Bang Dzoel untuk memotret pertama kali mengenakan pakaian dinas resmi.
Harian Surya (Tribun Jatim Network) sempat menulis riwayat singkat Bang Dzoel. Bang Dzoel dikenal sebagai fotografer disabilitas yang telah memberi inspirasi banyak orang.
Dia dulunya adalah petugas penjaga warung internet (warnet), menjadi petugas foto untuk KTP, kemudian bekerja di kantor advokat hingga menjadi fotografer profesional.
"Saya belajar fotografi secara otodidak. Beli kameranya dengan cara mengangsur. Uang gaji saya sisihkan untuk melunasi kamera," ceritanya.
Meski demikian, Bang Dzoel mampu menunjukkan kualitasnya. Lambat laun karyanya pun mulai diakui. Bahkan, dia diundang ke luar negeri karena karya fotografinya.
"Alhamdulillah, banyak orang yang menilai karya saya tak kalah dengan fotografer lainnya. Ini membuktikan bahwa keterbatasan bukan menjadi halangan," ujarnya.
Keterbatasan, menurut dia, sejatinya tercipta dari pemikiran diri sendiri. Untuk melawan keterbatasan itu, harus mengubah pikiran itu sendiri.
“Saya hanya ingin menyampaikan kepada dunia bahwa diskriminasi tidak berawal dari orang lain. Diskriminasi tercipta oleh pikiran kita sendiri," ungkapnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/bang-dzoel-saat-memotret-bupati-banyuwangi-ipuk-fiestiandani.jpg)