Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

Wayang Bikinan Perajin Ponorogo Laku Rp 100 Juta, Jadi Langganan Pejabat, Diterbangkan Naik Hercules

Kecintaan Isyanto (64) terhadap seni dan tradisi memantapkan dirinya untuk menekuni kerajinan wayang kulit.

tribunjatim.com/Sofyan Arif Candra
Perajin Wayang asal Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, Isyanto Menunjukkan Karyanya. Dari tangan kreatifnya mampu menghasilkan wayang kulit yang terjual Rp100 juta dan jadi langganan banyak pejabat 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Kecintaan Isyanto (64) terhadap seni dan tradisi memantapkan dirinya untuk menekuni kerajinan wayang kulit.

Dari tangan Warga Jalan Rumpuk, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo tersebut telah lahir ratusan bahkan ribuan tokoh wayang kulit.

Tak main-main, karya Isyanto pernah ada yang terjual hingga harga Rp 100 juta. Harga tersebut menurut Isyanto sepadan dengan detil dan halusnya wayang yang ia garap.

Bahkan ia berani membandingkan karyanya dengan karya perajin wayang manapun termasuk di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Kepada TribunJatim.com, Isyanto mengatakan kecintaan dirinya terhadap wayang kulit tumbuh dari kebiasaan dirinya menonton wayang kulit saat ia kecil.

Di kampung halamannya, Desa Selur, Kecamatan Ngrayun, pertunjukan wayang kulit merupakan hiburan yang sangat digandrungi masyarakat.

Dari situ Isyanto yang masih duduk di bangku SD penasaran dan mencoba menggambar dari contoh buku yang ia dapatkan dari tetangganya.

Baca juga: Dihantam Pandemi, Pengerajin Wayang Kulit Tradisional Plosklaten Kediri Tetap Kebanjiran Pesanan

"Tetangga banyak yang tahu dan menilai bagus, mereka minta untuk menggambarkan wayang di kertas duplex lalu dipigura," kata Isyanto, Rabu (31/8/2022).

Ia ingat saat itu gambar wayang pertamanya yang dibeli oleh orang dihargai dengan uang Rp 25.

Ia pun memberanikan diri mengaplikasikan gambarnya ke kulit sapi yang didapatkan ayahandanya dari tetangganya yang menyembelih sapi dan ternyata berhasil.

"Saya terus berkarya sampai SMP, lalu lanjut ke STM saya vakum karena fokus sekolah," ucap Isyanto.

Lulus sekolah, tahun 1979 Isyanto merantau ke Surabaya untuk mencari mata pencaharian. Untuk mengobati rasa rindunya, selama di Surabaya ia seringkali membeli wayang kulit.

"Saya melihat ternyata di Surabaya wayang kulit ini laris sekali, padahal saya yakin bisa melihat yang lebih bagus lagi," jelas Isyanto.

Berangkat dari situ, tahun 1994 Isyanto kembali membuat wayang kulit yang ia jual di lapangan Kodam V Brawijaya.

Baca juga: Sosok Iptu Sartono, Polisi Jombang yang Mahir Mainkan Wayang Kulit Lalu Lintas, Belajar dari Ayah

Sesuai prediksi, wayang buatannya habis terjual, dan bahkan banyak yang langsung pesan terlebih dahulu ke Isyanto.

Ia pun sampai mendatangkan tukang dari Solo, Jawa Tengah untuk membantu memenuhi pesanan tersebut.

Setiap hari 3-5 orang datang ke rumah Isyanto di Rungkut untuk memesan wayan. Sedangkan setiap orang pesan 5-10 wayang.

"Saat itu pesanan juga datang dari Wakil Gubernur Jatim, Soenarjo, lalu dalang Anton Surono juga," kata Isyanto.

Di puncak banyak-banyaknya pesanan ia justru mengalihkan fokusnya menjalankan usaha sampingannya di bidang advertising, alasannya ia bosan memproduksi wayang kulit.

"Ternyata kena krisis moneter saya gulung tikar. Lalu coba - coba usaha-usaha lainnya tapi tidak ada yang berhasil," kenangnya.

Hingga pada tahun 2009 ia balik ke Ponorogo untuk kembali menyalurkan bakat dan hobinya. 

Ia membatik apapun yang di sekitarnya, mulai dari caping, gelas, kursi, memproduksi souvernir, lukisan, dan juga wayang kulit.

Ia lalu konsisten ikut pameran mulai dari Ponorogo, Madiun, Yogyakarta. Dagangannya pun semakin laris hingga ia secara mandiri ikut pameran di luar jawa.

"Satu hari pernah laku lebih dari Rp 10 juta. Souvernir, lukisan, kaus reog, dan juga wayang," lanjutnya.

Pada tahun 2014, Isyanto lebih memfokuskan karyanya ke wayang kulit, hingga dikenal bukan hanya di Ponorogo tapi juga Jawa Timur bahkan sampai ibukota.

Ia sering kali mendapatkan pesanan dari perwira tinggi TNI-POLRI dengan nilai karya puluhan hingga ratusan juta rupiah.

"Saya ingat salah satu yang langsung ke sini adalah Kepala Basarnas pak Bambang Sulistyo tahun 2018. Beliau pesan lukisan wayang pahat," ujar Isyanto.

Lukisan wayang kulit dengan sistem pahat tersebut dibuat Isyanto selama 8 bulan karena di tengah - tengah pembuatannya ia jatuh sakit.

"Harganya waktu itu Rp 100 juta, gambar Pandawa 5, lalu punakawan, Krisna, Baladewa. Panjangnya tiga meter, lebarnya hampir 1,5 meter dari kulit sapi limosin utuh, kalau kulit kerbau tidak cukup lebar dan panjangnya," tambahnya.

Ia juga ingat, karyanya yang merupakan pesanan perwira tinggi TNI harus dibawa dahulu ke Lanud Iswahjudi untuk dibawa ke Jakarta bareng rombongan pesawat Hercules.

Menurut Isyanto, karyanya bisa dilihat dari pahatan wayang kulit yang detail dan halus.

Selain itu gapit wayang yang digunakan juga tak sembarangan, ia biasa menggunakan gapit wayang kulit dari kulit kerbau bule yang diimpor dari India.

Karena tingginya ongkos produksi, ia tidak melayani pemesanan wayang kulit untuk pedalangan melainkan hanya untuk koleksi.

"Kalau digunakan untuk pedalangan rusak, karena pahatannya kecil-kecil, dan detail sekali. Eman-eman (sayang)," ucap Isyanto.

Namun begitu, karena Pandemi Covid-19, Isyanto mulai membuka diri untuk menerima pesanan wayang kulit untuk pedalangan demi kembali mengais rupiah.

"Saat puncak Covid-19 sama sekali tidak ada pesanan karena tidak ada tamu yang datang ke rumah. Padahal kalau mau pesan itu tidak cukup lewat telepon, biasanya harus ketemu," jelasnya. 

Untuk wayang kulit pedalangan Isyanto biasa menjualnya dengan harga Rp 7 juta. 

Ia sendiri berharap masyarakat lebih mencintai budaya asli daerah sendiri terutama wayang kulit yang merupakan tradisi budaya jawa.

Dengan begitu diharapkan tradisi wayang kulit bisa tetap lestari tak terkikis dengan globalisasi dan kemajuan zaman. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved